Cerita Sri Maharaja Tarusbawa, Konon Cikal Bakal Raja Sunda yang Terlupakan
Tarusbawa dikenal bertangan dingin karena ia bisa merangkul banyak kerajaan yang dahulu saling berebut kekuasaan di tanah priangan.
Tarusbawa dikenal bertangan dingin karena ia bisa merangkul banyak kerajaan yang dahulu saling berebut kekuasaan di tanah priangan.
Cerita Sri Maharaja Tarusbawa, Konon Cikal Bakal Raja Sunda yang Terlupakan
Jika ditanya, apa kerajaan yang pernah berkuasa di wilayah Jawa Barat? Jawabannya pasti langsung tertuju pada Pajajaran yang dipimpin oleh Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi.
Namun nyatanya ada banyak sekali kerajaan yang pernah menancapkan tonggak kekuasaan di wilayah barat pulau Jawa, salah satunya Tarumanegara, dengan salah satu raja yang terkenal Sri Maharaja Tarusbawa.
-
Siapa raja terbesar dari Kerajaan Tarumanagara? Purnawarman adalah raja ketiga, sekaligus raja terbesar dari Kerajaan Tarumanagara.Dia diperkirakan memerintah antara tahun 395 - 434 M. Selama masa pemerintahannya, Tarumanagara berada pada puncak Kejayaannya.
-
Apa yang menjadi bukti utama dari keberadaan Kerajaan Tarumanegara? Peninggalan-peninggalan ini dapat memberi pandangan yang menarik tentang peradaban kuno kala itu.
-
Di mana Tari Topeng Kemindu menjadi bagian dari tata krama Kesultanan Kutai Kartanegara? Tari ini juga menjadi bagian dari tata krama protokoler penyambutan tamu kehormatan di lingkungan Kesultanan Kutai Kartanegara.
-
Kapan Ratu Tribhuwana Tunggadewi memerintah Kerajaan Majapahit? Ratu yang memerintah Kerajaan Majapahit selama 12 tahun ini bergelar Tribhuwana Wijayatunggadewi Jayawisnuwardhani. Ia dikenal sebagai sosok yang berkepribadian kuat.
-
Siapakah Ratu Majapahit yang berkuasa sekitar tahun 1328 hingga 1351? Tribhuwana Tungga Dewi Tribhuwana Tunggadewi adalah Ratu Majapahit yang berkuasa sekitar tahun 1328 hingga 1351.
-
Siapa tokoh pejuang dan politik Indonesia yang merupakan keturunan Raja Barus? Berkiprah di lingkup organisasi sejak usia muda, KH Zainul Arifin dinilai sebagai sosok pejuang sekaligus tokoh organisasi di Indonesia.
Kerajaan Tarumanegara agaknya sedikit asing, karena keberadaannya jauh lebih dulu dari Kerajaan Pajajaran. Tetapi kerajaan ini dahulu pernah memiliki peran sangat besar untuk menyatukan nagara-nagara atau wilayah-wilayah kerajaan kecil di Jawa Barat melalui tangan dingin Tarusbawa.
Dikatakan tangan dingin, karena ia bisa merangkul banyak kerajaan yang dahulu saling berebut kekuasaan di tanah priangan. Akhirnya, Tarusbawa mengatur strategi agar daerah di sekeliling Tarumanegara bersatu dan kuat.
Dari sanalah kebijaksanaannya muncul, hingga wilayah Jawa Barat bisa memiliki banyak kerajaan namun minim pertikaian. Konon itu pula juga yang membuat dirinya dikenal sebagai cikal bakal raja Sunda.
Foto: Candi Batujaya Peninggalan Tarumanegara/Kemdikbud
Siapaka Sri Maharaja Tarusbawa?
Menurut Wikipedia, Sri Maharaja Tarusbawa merupakan raja ke-13 dari Kerajaan Tarumanegara.
Kerajaan ini merupakan pemerintahan tradisional paling awal ketiga di nusantara, setelah Salakanagara di Banten dan Kutai di Kalimantan versi naskah Wangsakerta yang terbit tahun 1600-an.
Tarusbawa merupakan penerus tahta yang memiliki tanggung jawab besar akan kelangsungan dinasti Tarumanegara. Sebab saat dipimpin oleh raja sebelumnya yakni Sri Maharaja Linggawarman, kondisi kerajaan sedang sulit bahkan hampir hancur.
Dari sanalah dirinya memiliki tekat dan mimpi untuk kembali membangun Tarumanegara dan menyatukan kerajaan-kerajaan kecil di tanah Sunda agar semakin solid.
- Cerita Prasasti Sanghyang Tapak di Sukabumi, Kutukan dari Raja Sunda Agar Tak Menangkap Ikan dan Mengganggu Sungai
- Melihat Nuansa Sunda Kuno di Kasepuhan Cisungsang Lebak, Konon Warisan Raja Pajajaran
- 8 Cerita Sunda Lucu Bikin Ngakak, Menghibur dan Mengocok Perut
- Cerita Rakyat Lubuk Emas, Kisah Percintaan Putri Raja yang Tidak Direstui Ayahnya
Menjadi Cikal Bakal Raja Sunda
Sejumlah literatur lawas menyebut jika Tarusbawa merupakan cikal bakal raja Sunda. Ini terlihat dari upayanya menyatukan kerajaan-kerajaan di tatar Sunda dan memindahkan pemerintahan Tarumanegara dari Sundapura yang saat ini dikenal sebagai Bekasi ke Hulu Cipakancilan Pakuan atau saat ini bernama Bogor.
Mengutip Napak Jagat Pasunda, wilayah Pakuan kemudian dikembangkan menjadi kawasan kerajaan besar melalui pendirian lima keraton yakni Sri Kedatuan Bima, Punta, Narayana, Madura dan Suradipati.
Dalam Babad Parahyangan diceritakan bahwa kelimanya menjadi cikal bakal Kerajaan Sunda. Ini turut dibuktikan dengan diubahnya nama Tarumanegara menjadi Kerajaan Sunda dengan sejumlah wilayah kekuasaan hingga wilayah Cirebon.
Sifatnya Arif dan Bijaksana
Serat Pustaka Nusantara II/3 halaman 204/205 memaparkan terkait sifat Raja Tarusbawa yang arif tur bijaksana. Ia tak ingin kekuasaannya menjatuhkan banyak pihak, termasuk tak ingin memaksakan kehendak saat dirinya menjadi pemimpin. Walau demikian, sifat tegas dan berwibawa juga sangat menonjol dengan tujuan melindungi wilayah negaranya dari serangan musuh asing.
Dari sini diketahui bahwa kekuasaannya tidak menyentuh wilayah Galuh (Sukabumi, Ciamis, Cianjur, Tasik sampai Garut) sama sekali. Padahal di sana juga berdiri kerajaan dengan nama sama yakni Kerajaan Galuh.
Karena ia tak ingin ada perpecahan sesama saudara, ia kemudian menghargai berdirinya Kerajaan Galuh dengan pemimpinnya Maharaja Suradarma Jayaprakosa atau Wretikandayun. Cara ini rupanya ditanggapi positif oleh Kerajaan Galuh sehingga keduanya menjadi akrab.
Berdirinya Kerajaan Pajajaran
Di masa akhir Tarusbawa, maka Kerajaan Sunda setelahnya berganti menjadi Kerajaan Pajajaran. Bisa dibilang, Kerajaan Tarumanegara yang berubah nama Menjadi Kerajaan Sunda merupakan pendahulu Kerajaan Pajajaran yang menjadi pusat penyebaran agama Hindu di wilayah Jawa Barat.
Di era Pajajaran, tanah Pasundan semakin maju. Ini dibuktikan melalui peradaban dan tata kota yang semakin rapi. Penataan wilayah yang baik ini tertuang dalam prasasti Huludayeuh yang ditemukan di tengah persawahan kampung Huludayeuh, Desa Cikalahang, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon.
Mengutip berkalaarkeologi.kemdikbud.go.id, Prasasti Huludayeuh secara umum berisi tentang rasa terima kasih masyarakat kepada Raja Prabu Siliwangi melalui program kerajaannya terkait proyek infrastruktur seperti parit untuk kebutuhan pertahanan ibu kota Pakuan, membuat monumen gunungan, menggencarkan perkerasan jalan hingga menyelamatkan hutan lindung.
Bisa dikatakan bahwa Raja Tarusbawa merupakan perintis awal negara Sunda atau kerajaan besar bernama Sunda yang merupakan cikal bakal Pajajaran.
Gambar: Prasarti Batu Tulis peninggalan Tarumanegara di Pakuan cikal bakal Kerajaan Pajajaran.