Menjelajah Kekayaan Tradisi Baduy di Imah Saba Budaya, Wajib Dikunjungi Sebelum Masuk ke Kampung Adat
Sebelum masuk ke kampung Baduy, ada baiknya mengenal sekilas di Imah Saba Budaya
Sebelum masuk ke kampung Baduy, ada baiknya mengenal sekilas di Imah Saba Budaya
Menjelajah Kekayaan Tradisi Baduy di Imah Saba Budaya, Wajib Dikunjungi Sebelum Masuk ke Kampung Adat
Imah Saba Budaya Baduy merupakan mini museum yang menampilkan kekayaan tradisi warga adat Baduy.
Di sana ditampilkan berbagai arsip tentang kesenian, kehidupan dan berbagai hal lainnya seputar warisan leluhur masyarakat adat secara turun temurun.
-
Dimana Suku Baduy berada? Masyarakat Baduy di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten masih mempertahankan tradisi leluhur hingga saat ini.
-
Apa yang dilakukan warga Baduy untuk saling membantu? Dicontohkan Pulung, ketika ada warga yang mengalami gagal panen, warga lain yang berkecukupan dalam panennya akan membantu memberi hasil.
-
Kapan Sujadi memulai budidaya kepiting bakau? Sudah 30 tahun lamanya Sujadi, pria asal Desa Ori, Kecamatan Kuwarasan, Kebumen, menjadi pembudi daya ikan air tawar.
-
Di mana Ambu Juni, warga Baduy Luar, tinggal? Dalam kanal YouTube Dibra Channel, masyarakat diajak untuk mengetahui kondisi dalam rumah dari seorang warga Baduy Luar bernama Ambu Juni, di Kampung Cicengal, Desa Sangkanwangi, Kecamatan Leuwidamar.
-
Kenapa aturan di Baduy Dalam sangat ketat? Tujuannya agar manusia tidak terjerumus keserakahan duniawi dan melupakan tatanan hidup nenek moyang.
-
Bagaimana warga Baduy Luar memperkenalkan budaya mereka kepada orang lain? Mereka juga memanfaatkannya untuk mengenalkan kebudayaan tradisional Sunda yang masih dilestarikan hingga sekarang.
Imah Saba Budaya Baduy berlokasi persis di pintu masuk menuju kampung adat Baduy, atau bersebelahan dengan gedung kepala desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak.
Lokasi ini bisa jadi peta informasi awal bagi wisatawan, sebelum lebih dalam menjelajah ke kampung adat yang telah mendunia itu.
Mengenal Baduy dari Dekat
Sebelum berinteraksi lebih dalam, agaknya tempat ini media pengenalan kepada para wisatawan agar bisa memahami kebudayaan serta tradisi yang melekat di Baduy.
Mengutip laman resmi Imah Saba Budaya Baduy, desain bangunan tersebut mencerminkan ciri khas warga di sana, berbentuk rumah panggung tradisional yang menyerupai leuit (lumbung padi).
Atapnya juga memakai daun, sebagai simbol dekat dengan alam. Kemudian terdapat ulasan singkat tentang komunitas adat ini, dari mulai asal usul, jenis pakaian, bentuk rumah sampai budaya pertanian sebagai kedaulatan pangan tradisional.
Tampilkan Produk UMKM
Mengutip Youtube Pedesaan Banten, Imah Saba Budaya Baduy juga memajang berbagai produk UMKM buatan warga adat. Mulai dari pakaian, pernak pernik, alat musik tradisional, kain tenun sampai kuliner.
Disebutkan jika fungsi dari Imah Saba Budaya Baduy adalah etalase atau ruang pengenalan berbagai produk dan kebudayaan dari masyarakat adat Baduy.
“Jadi nantinya wisatawan bisa melihat-lihat langsung yah, produk hasil masyarakat Baduy,” kata kreator video.
- Mengintip Tradisi Bada Riaya, Lebaran-nya Masyarakat Islam Kejawen Bonokeling di Banyumas
- Mengenal Tradisi Nengget, Upacara Berikan Kejutan agar Memperoleh Anak Ala Masyarakat Karo
- Hasilkan Empat Nada, Begini Uniknya Tradisi Menumbuk Padi oleh Ibu-ibu di Kampung Urug Bogor
- Mengenal Babangkongan, Tradisi Memanggil Hujan Ala Masyarakat Majalengka yang Terinspirasi dari Katak
Tampilkan Potret Ikon di Baduy
Di bagian belakang terdapat arsip fotografi yang dipajang di dinding seputar ikon dan warga Baduy saat beraktivitas.
Terdapat foto jembatan akar hasil karya warga adat yang unik, karena dibangun tanpa teknologi modern dan hanya mengandalkan kekuatan batang pohon.
Walau tanpa bantuan teknologi, jembatan yang jadi ikon penghubung antara Baduy Luar dan Baduy Dalam ini tetap kokoh dan mampu menahan beban masyarakat termasuk yang membawa hasil alam.
Wanti-wanti Pengunjung
Tak sampai di situ, Imah Saba Budaya Baduy juga menuliskan pesan leluhur adat yang perlu diamalkan oleh generasi mendatang dan masyarakat.
Pesan ini terkait upaya melestarikan alam, warisan budaya dan kebiasaan baik agar kehidupan bisa lebih rukun, harmonis dan tidak merusak bumi seisinya.
“Pikukuh Baduy: Buyut nu nitipkeun ka puun nagara satelung puluh telu. Bengawan sawidak lima, pancer salawe nagara. Gunung teu meunang dilebur, lebak teu meunang diruksak. Larangan teu meunang dirempak, buyut teu meunang dirobah. Lojor teu meunang dipotong, pondok teu meunang disambung. Nu lain kudu dilainkeun, nu ulah kudu diulahkeun, nu enya kudu dienyakeun,”
“Prinsip Baduy: Buyut yang menitipkan ke pendahulu negara pada tiga puluh tiga. Sungai enam puluh lima, pusat dua puluh lima negara. Gunung tidak boleh dihancurkan, lembah tidak boleh dirusak. Larangan tidak boleh dilanggar, leluhur tidak boleh diubah. Panjang tidak boleh dipotong, pendek tidak boleh disambung. Yang bukan harus ditiadakan dan yang benar harus dibenarkan, ”