Sudah Ada sejak Zaman Sultan Agung, Ini Sejarah Munculnya Warteg di Jabodetabek
Pada abad ke-17, Sultan Agung memerintahkan masyarakat Tegal untuk membantu menyediakan makanan murah bagi prajurit Mataram.
Pada abad ke-17, Sultan Agung memerintahkan masyarakat Tegal untuk membantu menyediakan makanan murah bagi prajurit Mataram.
Sudah Ada sejak Zaman Sultan Agung, Ini Sejarah Munculnya Warteg di Jabodetabek
Keberadaan Warung Tegal atau Warteg begitu menjamur di wilayah Jabodetabek. Bagi warga Tegal, usaha mereka terus diwariskan dari generasi ke generasi.
Setelah usaha mereka makin besar, beberapa warteg membuka cabang pada lokasi lainnya yang masih di seputaran Jabodetabek.
Keberadaan warteg di sana diketahui sudah muncul sejak zaman Sultan Agung. Lalu bagaimana ceritanya?
-
Apa yang menarik dari Wisata Tegal? Tegal memiliki beberapa destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi.
-
Apa keunikan dari Desa Tegal Wangi? Keunikan desa ini juga terletak pada lokasinya yang belum banyak diketahui orang, alias masih hidden gems.
-
Apa yang unik dari Warteg RumaNasi di Cipete? Warteg ini sebenarnya tak jauh berbeda dengan warteg pada umumnya. Hanya saja, desain tempatnya lebih estetik dengan tata ruang yang rapi dan berkonsep anak muda. Nongkrong di sini, sambil menyantap makanan autentik sangat direkomendasikan.
-
Kenapa Warteg RumaNasi cocok untuk tempat nongkrong? Warteg bernama RumaNasi ini di samping cocok untuk sekedar mengisi perut dengan menu bercita rasa Asia, rupanya juga cocok untuk dijadikan tempat nongkrong. Ini karena gabungan konsep modern dengan tradisional, sehingga pengunjung bisa memilih tempat duduk ala kafe dan menyantap menu autentik rumahan yang naik kelas.
-
Apa keunikan dari warung kerek Mantarena? Keharusan berteriak sendiri karena adanya jarak yang jauh, antara konsumen dan pemilik kedai yang terpisah aliran sungai. Para pemilik usaha kemudian menyediakan ember yang ditarik (kerek) dengan tali untuk kegiatan jual belinya. Aktivitas unik ini selanjutnya mulai dikenal luas masyarakat dengan sebutan warung kerek Mantarena.
-
Mengapa Warteg di Tegal memiliki potensi untuk masuk ke pasar internasional? "Jadi Warteg ini akan kami ikut sertakan pada kegiatan ke luar negeri. Karena Tegal ini punya semangat wirausaha yang tinggi,"
Dilansir dari Goodnewsfromindonesia, pada waktu penyerbuan ke Batavia di abad ke-17, Sultan Agung memerintahkan masyarakat Tegal untuk membantu menyediakan makanan murah bagi prajurit Mataram.
Saat itu Bupati Tegal, Kyai Rangga, meminta agar rakyatnya menyiapkan telur asin dan orek tempe sebagai perbekalan. Dua menu itu dipilih karena diyakini bisa bertahan cukup lama saat dibawa oleh prajurit.
Pada saat itu, Pelabuhan Tegal merupakan depot logistik Sultan Agung dalam Perang Jayakarta. Tapi rupanya VOC sudah mengetahui rencana Sultan Agung karena adanya pengkhianatan.
Setelah mendengar informasi tersebut, VOC mengirimkan armadanya ke Tegal. Di sana perahu-perahu Mataram, rumah-rumah, dan Gudang-gudang beras tentara Mataram dibakar habis.
Karena pusat logistiknya hancur, pasukan Mataram tidak bisa bertahan lama menyerang Batavia. Karena itu sebagian mereka memilih mundur, tapi ada sebagian lain yang memilih bertahan.
Memilih Bertahan
Meskipun kalah perang, para prajurit yang kalah justru mulai berjualan di Jakarta dengan dua menu yaitu telur asin dan orek tempe. Hingga pada era 1960-an, perantau dari Tegal mulai mencari peruntungan di Jabodetabek dengan membuka warteg.
Ciri-ciri peninggalan khas prajurit masih kental dalam desain warteg hari ini. Misalnya pada model warung dua pintu yang menandakan sebuah kepemimpinan dan kedisiplinan.
Kini usaha warteg begitu menjamur di Jabodetabek. Salah satunya adalah Warteg Kharisma Bahari. Warteg ini didirikan oleh Sayudi pada tahun 1996. Kini telah ada 800 Warteg Kharisma Bahari di Indonesia.
- Sejarah Bregada Prajurit, Sudah Ada sejak Zaman Mataram dan Terus Dilestarikan hingga Kini
- Kisah Emak-Emak di Nusa Jaya Tangerang Tanam Sayur di Lahan Kosong, Bantu Pangan Warga di Tengah Mahalnya Bahan Pokok
- Sejarah Soto Tangkar yang Melegenda, Lahir dari Sulitnya Orang Betawi Membeli Daging Sapi
- Sejarah Warteg yang Dilarang di IKN Nusantara
Sayudi sendiri hanya memiliki 10 warung warteg saja. Sementara sisanya adalah system waralaba.
Warteg Kharisma Bahari memiliki tiga model waralaba, yakni Warteg Kharisma Bahari yang menyasar kalangan menengah, Warteg Mamoka Bahari berukuran medium, dan Warteg Subsidi Bahari.