Kecanduan Gula pada Anak Disebabkan Karena Kebiasaan Konsumsi Minuman Manis sejak Kecil
Menurut Prof. Siska Mayasari Lubis, seorang dokter spesialis anak, kecanduan gula dapat disamakan dengan kecanduan terhadap zat tertentu.
Kecanduan gula pada anak menjadi salah satu faktor yang meningkatkan angka penyakit tidak menular (PTM) di seluruh dunia. Menurut Prof. Siska Mayasari Lubis, seorang dokter spesialis anak, sugar addiction atau kecanduan gula memiliki kesamaan dengan kecanduan zat. "Kecanduan gula ini dapat menunjukkan perilaku yang mirip dengan kecanduan zat seperti kita jadi makan berlebihan, ada gejala putus zat dan ingin makan lagi atau ingin minum lagi. Serta ada keinginan yang kuat untuk mendapatkan minuman yang manis tersebut," ungkap Siska dalam acara media briefing bersama Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
Bagaimana kecanduan ini dapat terjadi? Siska menjelaskan bahwa ketika anak mengonsumsi gula, kadar gula dalam darah akan mencapai otak dan merangsang reseptor dopamin dan opioid. "Paparan yang berulang-ulang dengan konsentrasi berlebih ini akan menyebabkan perilaku ketergantungan dan mengurangi kemampuan regulasi pada anak. Jadi, akan ada terus keinginan untuk mengonsumsi gula yang berlebih pada anak," jelasnya. Ketika anak mengonsumsi gula, kadar gula darah akan meningkat dengan cepat dan diikuti dengan pelepasan hormon insulin serta dopamin, sehingga kadar gula darah akan turun dengan cepat.
-
Kenapa kesehatan lidah penting? Seiring dengan fungsinya yang kompleks, kesehatan lidah dapat mencerminkan kondisi keseluruhan dari kesehatan seseorang. Perubahan warna, tekstur, atau adanya gejala seperti luka, bintik, atau pembengkakan pada lidah bisa menjadi tanda awal masalah kesehatan yang lebih serius.
-
Apa masalah kesehatan yang sering dialami oleh anak kuliah? Masalah utama yang sering dialami oleh anak kuliahan adalah pola makan yang tidak seimbang. Jadwal kuliah yang padat serta uang saku terbatas seringkali membuat mereka mengabaikan waktu makan atau memilih makanan cepat saji yang kurang sehat.
-
Apa itu "angin duduk" dalam konteks kesehatan? Angin duduk, atau yang lebih dikenal sebagai angina pectoris, adalah kondisi medis yang menyebabkan nyeri dada akibat kurangnya pasokan darah dan oksigen ke jantung.
-
Apa dampak buruk gula berlebih pada kesehatan anak? Konsumsi makanan dan minuman dengan gula tambahan dapat berdampak negatif pada kesehatan anak. "Masalah pertama yang bisa terjadi ialah anak jadi mengalami yang namanya ketagihan, akhirnya hal itu meningkatkan kebutuhan anak terhadap rasa manis yang berlebih," ujar Dr. Tan.
-
Bagaimana cara agar mata anak tetap sehat? Paparan sinar matahari, terutama cahaya alami, diyakini dapat membantu menjaga kesehatan mata dan mengurangi risiko masalah penglihatan.
-
Bagaimana tungau dan kutu busuk bisa mengancam kesehatan? Di kasur tempat kita beristirahat, tungau dan kutu busuk mengancam. Risiko ini semakin meningkat terutama karena adanya wabah kutu busuk di berbagai negara. Ketahui 8 Risiko dan Bahaya Kesehatan yang Muncul Akibat Tungau atau Kutu Busuk di Kasur Tungau adalah serangga berukuran sangat kecil, coklat, dan bertubuh pipih. Mereka tidak hanya bersemayam di kasur, tetapi juga dapat menggigit tubuh kita, menciptakan rasa gatal yang mengganggu. Ada setidaknya 5 jenis tungau yang berbeda di Indonesia, beberapa di antaranya menggigit dan menyebabkan rasa gatal pada kulit kita. Dampak dari tungau ini terhadap kesehatan bisa sangat merugikan.
"Ketika gula darah menurun dengan cepat ini akan memunculkan rasa ingin minum lagi, nafsu makan menjadi tidak terkontrol dan keinginan untuk mendapatkan atau minum gula berlebih," tambah Siska. Hal ini menunjukkan bahwa siklus konsumsi gula yang berlebihan dapat berpotensi menimbulkan masalah kesehatan yang serius bagi anak-anak, sehingga penting bagi orang tua untuk mengawasi asupan gula pada anak.
Kesukaan Anak Terhadap Makanan dan Minuman Manis
Setiap anak memiliki kecenderungan tertentu terhadap makanan dan minuman yang manis, ungkap Siska. Terdapat tiga tahap perkembangan dalam preferensi anak terhadap rasa manis, yaitu:
Preferensi Bawaan
Preferensi bawaan berarti bahwa bayi sudah memiliki kecenderungan alami terhadap rasa manis, asin, dan gurih. "Ini memang dibawa oleh bayi sejak lahir, jadi mereka punya preferensi terhadap rasa manis, asin, dan gurih. Bayi ini lebih menyukai larutan yang manis dibanding dengan larutan yang kurang manis dan ini memang bawaan pada saat mereka lahir," jelasnya. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika anak-anak cenderung lebih menyukai makanan dan minuman yang memiliki rasa manis.
Pembelajaran Rasa
Seiring bertambahnya usia, anak-anak mulai belajar tentang rasa. Dengan kata lain, preferensi terhadap rasa tidak hanya dipengaruhi oleh faktor bawaan, tetapi juga oleh jenis makanan yang tersedia. "Artinya yang disediakan oleh orangtua, adanya pengaruh budaya di rumah dan kebiasaan orangtua. Karena, kebiasaan makan minum dan pemilihan makanan orangtua pasti akan berdampak pada anak. Dan anak biasanya akan meniru bagaimana kebiasaan orangtuanya," tambahnya. Selain itu, rasa dasar yang diperoleh anak saat masa penyapihan juga berpengaruh. Anak yang mendapatkan air susu ibu (ASI) akan mengalami pengalaman rasa yang berbeda dibandingkan dengan anak yang diberi susu formula. "Bayi yang diberi susu formula dihadapkan pada rasa yang konstan, terutama rasa manis secara terus-terusan. ASI juga mempunyai rasa yang manis tapi ASI juga memberikan bayi rasa dan aroma yang berbeda-beda tergantung pada nutrisi ibunya, apa yang dimakan ibu akan memberi rasa dan aroma pada ASI," tutupnya.
Anak Inginkan Rasa yang Sama
Preferensi anak terhadap rasa sangat dipengaruhi oleh pemilihan rasa yang konsisten. "Pemilihan rasa yang persisten inginnya rasa itu lagi, itu lagi. Jadi, pada bayi yang secara rutin diberi air manis oleh orangtuanya, ini akan menunjukkan preferensi yang lebih besar terhadap air yang manis."
- Begini Saran dari Dokter untuk Kurangi Konsumsi Gula pada Anak
- Dokter Anak Wanti-wanti Kebiasaan Anak yang Suka Hanya Makan Nasi dengan Kerupuk
- Benarkah Konsumsi Minuman Kemasan Bisa Timbulkan Penyakit Ginjal pada Anak Bahkan Hingga Cuci Darah?
- Orangtua Perlu Mewaspadai Kandungan Gula Berlebih pada Makanan dan Minuman Anak
Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi minuman manis pada masa bayi dan anak-anak dapat berdampak pada kebiasaan minum manis di masa kanak-kanak hingga remaja. Dengan demikian, kebiasaan mengonsumsi minuman manis ini cenderung akan terus berlanjut," ungkap Siska.
Berbagai Jenis Gula
Jenis-jenis Gula
Dalam sesi pembelajaran, Siska memperkenalkan berbagai jenis gula yang ada. Terdapat tiga kategori gula yang dijelaskan, yaitu gula alami, gula tambahan, dan gula bebas.
Gula Alami
Gula alami adalah jenis gula yang secara alami terdapat dalam makanan. Biasanya, gula ini hadir bersama dengan nutrisi penting lainnya seperti vitamin, mineral, dan serat. "Dan ini biasanya terdapat dalam buah-buahan, susu, dan sayuran," terang Siska. Dengan demikian, konsumsi gula alami dapat memberikan manfaat kesehatan yang lebih baik dibandingkan jenis gula lainnya.
Gula Tambahan
Sementara itu, gula tambahan merupakan gula yang ditambahkan pada makanan dan minuman selama proses produksinya. "Gula ini sering sekali digunakan untuk memberikan rasa manis pada makanan dan minuman olahan. Contohnya adalah sukrosa atau gula pasir, sukrosa, dan glukosa." Penggunaan gula tambahan ini perlu diperhatikan karena dapat memengaruhi kesehatan jika dikonsumsi secara berlebihan.
Gula Bebas
Gula bebas merujuk pada total jumlah gula tambahan yang ditambahkan ke dalam makanan atau minuman, seperti pada minuman bersoda, yoghurt rasa buah, dan sereal. Pemahaman mengenai gula bebas penting agar kita dapat mengontrol asupan gula dalam diet sehari-hari.