Begini Saran dari Dokter untuk Kurangi Konsumsi Gula pada Anak
Pembatasan konsumsi gula pada anak merupakan hal penting untuk menjaga kesehatannya.
Konsumsi gula yang berlebihan pada anak menjadi perhatian serius di kalangan ahli kesehatan. Dr. Yoga Devaera, Sp.A(K), seorang dokter spesialis anak dan konsultan gizi, mengungkapkan betapa pentingnya peran lingkungan dan kebiasaan dalam membentuk preferensi anak terhadap rasa manis. Hal ini disampaikannya dalam acara “Ngobras (Ngobrol Sehat): Meluruskan Miskonsepsi Gula pada Nutrisi Anak” yang berlangsung di Plaza Sentral, Jakarta.
Menurut dr. Yoga, kesukaan terhadap rasa manis sering kali terbentuk sejak dini dan dapat bertahan hingga dewasa jika tidak diintervensi dengan tepat.
-
Kenapa anak-anak harus menghindari banyak gula? Karena jika anak terlalu banyak mengonsumsi gula juga akan mempengaruhi kesehatannya.
-
Apa dampak gula buat kesehatan anak? Penelitian ini menemukan bahwa 'mengurangi asupan gula selama periode kritis awal kehidupan dapat menurunkan risiko diabetes hingga 35% dan risiko hipertensi sebesar 20%'.
-
Apa bahaya gula berlebihan untuk anak? Konsumsi gula berlebihan pada anak dapat menyebabkan berbagai dampak negatif yang signifikan terhadap kesehatan dan tumbuh kembang mereka.
-
Apa dampak utama gula berlebih pada kesehatan anak? 'Masalah pertama yang bisa terjadi ialah anak jadi mengalami yang namanya ketagihan, akhirnya hal itu meningkatkan kebutuhan anak terhadap rasa manis yang berlebih,' ujar Dr. Tan.
-
Mengapa konsumsi gula berlebih berbahaya untuk anak? Kebiasaan ini dapat membuat anak terbiasa dengan rasa manis yang berlebihan, yang berdampak pada peningkatan kadar gula dalam darah. Kadar gula darah yang tinggi akibat konsumsi gula berlebih dapat mempermudah virus dan bakteri berkembang dalam tubuh anak.
-
Bagaimana cara mencegah anak kecanduan makanan manis? Pada usia ini, anak-anak sering terpapar makanan manis, sehingga pengawasan ketat diperlukan untuk mencegah kebiasaan buruk.
“Sumber kalori yang sering disukai anak-anak adalah rasa manis. Tetapi, kesukaan ini juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Jika anak terbiasa dengan makanan atau minuman manis, kebiasaan ini bisa terus terbawa hingga dewasa,” ungkapnya dilansir dari Antara.
Untuk mengatasi masalah ini, dr. Yoga memberikan beberapa panduan praktis yang dapat dilakukan oleh orang tua guna mengurangi konsumsi gula pada anak secara bertahap. Langkah ini penting untuk membentuk kebiasaan makan yang lebih sehat sejak usia dini.
Pertama, pengurangan gula harus dilakukan secara bertahap. “Jika sudah telanjur, kita bisa memulai pelan-pelan. Untuk anak-anak, mengurangi gula perlu dilakukan secara bertahap. Misalnya, jika biasanya mereka minum susu dengan dua sendok makan gula, kita bisa mulai menguranginya sedikit demi sedikit,” sarannya.
Strategi ini bertujuan agar anak-anak tidak merasa kehilangan rasa manis yang mereka sukai secara mendadak, sehingga proses adaptasinya bisa berjalan lebih mudah.
Selain itu, dr. Yoga menekankan pentingnya pengalihan secara bertahap terhadap jenis susu yang dikonsumsi anak. Anak yang terbiasa dengan susu berperasa seperti stroberi atau cokelat, sebaiknya tidak langsung diberi susu putih.
“Anak mungkin tidak mau langsung beralih ke susu putih. Maka, kita bisa mulai dengan mengganti wadahnya terlebih dahulu, misalnya dari kotak ke gelas, sambil tetap menggunakan susu yang sama. Setelah anak terbiasa, kita bisa mulai mencampur sedikit susu tanpa rasa, dan terus menambah proporsinya secara bertahap,” lanjutnya.
Proses pengalihan ini, meskipun memakan waktu, sangat penting dalam membentuk kebiasaan sehat. Dr. Yoga mengingatkan bahwa perubahan ini bukanlah sesuatu yang bisa dicapai dalam waktu singkat.
“Ini bukan proses 1-2 hari. Kadang-kadang memerlukan waktu yang lama, tapi ini bisa dilakukan. Anak yang terbiasa dengan makanan manis dapat dilatih untuk mengurangi keinginannya terhadap rasa manis,” tegasnya.
Bagi orang dewasa, peralihan ke pola makan rendah gula dapat dilakukan lebih cepat dibandingkan dengan anak-anak. Namun, hal ini sangat bergantung pada motivasi pribadi.
“Bagi orang dewasa, perubahan bisa dilakukan lebih cepat, tergantung pada niat dan motivasi. Jika seseorang benar-benar ingin mengurangi konsumsi gula, mereka bisa melakukannya langsung,” ujarnya.
Dr. Yoga menyarankan agar orang tua secara konsisten mengurangi konsumsi gula pada anak-anak. Kebiasaan ini penting untuk mencegah mereka mengembangkan preferensi berlebihan terhadap makanan dan minuman tinggi gula di masa depan. Dengan pendekatan yang tepat dan konsisten, anak-anak dapat dibiasakan untuk menikmati makanan dengan kadar gula yang lebih rendah, sehingga kesehatan mereka pun dapat terjaga dengan lebih baik.