Mengenal Malam Bakupas, Simbol Kebersamaan Masyarakat Minahasa yang Masih Terawat
Tradisi khas masyarakat Minahasa ini menjunjung tinggi simbol gotong royong yang dipadukan dengan rempah-rempah yang sudah melekat erat.
Minahasa, Sulawesi Utara tidak lepas dari rempah-rempah yang sudah melekat di setiap jiwa masyarakatnya. Selain menjadi sumber ekonomi, komoditas ini juga digunakan untuk memasak sampai ramuan tradisional.
Bukti rekatnya rempah dengan masyarakat Minahasa ini dengan cara memanfaatkan lahan rumahnya untuk ditanami beberapa jenis tumbuhan rempah.
-
Kenapa tempat mandi warga Baduy tradisional dan unik? Tempat ini masih tradisional dan menyatu dengan alam. Warga Baduy di pedalaman Lebak, Banten memiliki tempat mandi khas yang masih dirawat.
-
Di mana tradisi pemakaman unik ini dilakukan? Unik, tradisi di pemakaman Buyut Kuntul, Desa Patimban, Kecamatan Pusakanagara ini pun viral di media sosial.
-
Bagaimana tradisi upah-upah dilakukan? Tradisi upah-upah biasanya dilengkapi dengan jamuan kecil maupun besar serta doa dan selamat atas tercapainya suatu hal.
-
Kenapa tradisi Perang Topat di Lombok dianggap unik? Konon tradisi ini merupakan simbol kerukunan antar umat Hindu dan Islam yang hidup berdampingan di Lombok.
-
Kenapa orang Indonesia punya tradisi unik saat pindah rumah? Percaya Nggak Percaya Pindah rumah di Indonesia nggak bisa dilakukan dengan sembarangan karena banyak hal unik yang masih dijalankan. Tujuannya adalah buat mendatangkan keberuntungan dan hal baik untuk si pemilik rumah selama menempati rumah baru tersebut.
-
Bagaimana keragaman budaya di Indonesia menciptakan mozaik budaya yang unik? Dengan lebih dari 300 suku dan berbagai bahasa daerah, keberagaman ini menciptakan mozaik budaya yang unik.
Keterikatan masyarakat dengan rempah-rempah ini juga lahir dalam bentuk aktivitas sosial yang kental dengan kebersamaan dan gotong royong. Mereka mengenal tradisi yang disebut dengan Malam Bakupas. Tradisi ini menjadi spirit masyarakat Minahasa dalam menjaga budaya sekaligus mempererat hubungan setiap orang.
Prosesi Malam Bakupas ini masih termasuk dalam tahap persiapan acara pernikahan. Setiap masyarakat akan tumpah ruah, saling membantu untuk mempersiapkan hidangan yang nantinya akan disajikan.
Melalui tradisi ini, hubungan antar masyarakat semakin erat dan sampai sekarang masih terus dilakukan untuk menjaga sekaligus melestarikan budaya.
Etimologi Malam Bakupas
Seperti yang dikutip dari jalurrempah.kemdikbud.go.id, Malam Bakupas memiliki arti Malam untuk Mengupas yang dilakukan masyarakat pertanian dan pedesaan. Bakupas sebagai gambaran nyata dalam mengolah rempah-rempah yang nantinya akan digunakan sebagai bahan masakan dalam perjamuan pernikahan.
Sesuai dengan namanya, masyarakat akan gotong royong mengolah rempah-rempah mulai dari mengupas sampai menumbuk lalu menggabungkan seluruhnya. Aktivitas penuh dengan suasana suka cita, setiap orang akan bercengkerama sambil mengupas rempah-rempah.
- Mengenal Betandak Dangkong, Kesenian Tradisional Simbol Persatuan Masyarakat Kepulauan Riau
- Mengenal Ngacau Galamai, Konsep Gotong Royong saat Masak Dodol Khas Bengkulu
- Mengenal Baronde, Tradisi Gotong Royong Masyarakat Tanah Datar saat Panen Padi
- Tradisi Nyeraye, Simbol Gotong Royong Masyarakat Aceh
Rempah-rempah yang digunakan, yaitu goraka (jahe), lengkuas, serai, biji pala, bawang merah, daun pandan, kemiri, serta cengkeh. Untuk rangkaian prosesnya, akan ada orang yang bertanggung jawab atau koki yang akan memimpin seluruh tahapan memasak dan hal teknis lainnya.
Diiringi Musik Tradisional
Penyelenggaraan Malam Bakupas akan dilakukan di kediaman mempelai. Biasanya pihak keluarga akan menyiapkan tenda, pengeras suara, kursi, dan meja. Untuk memompa semangat, akan diputarkan lagu-lagu tradisional, selain itu karena dilakukan pada malam hari maka akan dilengkapi dengan sajian makanan dan minuman berupa air nira untuk menghangatkan badan.
Dalam satu tenda itu para masyarakat bersenda gurau sambil sibuk memotong berbagai macam bahan-bahan makanan. Asap juga memenuhi tenda dengan aroma bakaran tempurung kelapa yang khas bersatu padu dengan aroma-aroma rempah serta bahan-bahan lainnya.
Dari sini terlihat sekali keakraban, kesatuan, serta rasa gotong royong masyarakat yang begitu kuat. Seluruh masyarakat tanpa memandang kelas dan umur pun saling membantu untuk menyiapkan perjamuan, hal ini dikarenakan proses tersebut bagi mereka adalah hal yang sakral, kultural, dan juga mengandung nilai sosial.
Selain itu, masyarakat Minahasa juga masih mempertahankan budaya tersebut meski diterjang oleh zaman yang sudah serba modern. Malam Bakupas ini menjadi media utama bagi masyarakat untuk semakin bersatu dan saling menjaga persaudaraan satu sama lain.