Menilik Masjid Tuo Ampang Gadang, Saksi Bisu Perkembangan Agama Islam Hingga Perjuangan Imam Bonjol
Bangunan yang hampir seluruh bagiannya menggunakan kayu itu menjadi bagian dari sejarah masuknya Islam di Sumbar yang berlangsung sejak ratusan tahun.
Bangunan yang hampir seluruh bagiannya menggunakan kayu itu menjadi bagian dari sejarah masuknya Islam di Sumbar yang berlangsung sejak ratusan tahun.
Menilik Masjid Tuo Ampang Gadang, Saksi Bisu Perkembangan Agama Islam Hingga Perjuangan Imam Bonjol
Sumatera Barat memiliki ragam peninggalan sejarah bercorak Islam yang sampai saat ini masih bertahan dan bisa dijumpai keberadaannya. Tak sedikit pula bangunan-bangunan tua yang menjadi saksi bisu suatu peristiwa di masa lampau.
Salah satu bangunan tua yang memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi yaitu Masjid Tuo Ampang Gadang yang berada di Kecamatan Guguk, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Konon, masjid ini sudah dibangun sejak abad 19, kini usianya kurang lebih sudah 2 abad. (Foto: Wikipedia)
-
Kenapa Masjid Nurul Islam Tuo Kayu Jao penting bagi sejarah Islam di Sumatra Barat? Masjid tertua di Sumatra Barat ini menjadi peninggalan dari penyebaran dan peradaban agama Islam.
-
Mengapa Surau Gadang menjadi penting bagi sejarah penyebaran Islam di Minangkabau? Banyak tokoh-tokoh ulama besar Minangkabau yang mungkin menghabiskan separuh hidupnya di Surau.
-
Bagaimana Masjid Agung Sumenep merefleksikan budaya Jawa? Gaya khas arsitektur Jawa tampak pada bentuk atap bergaya tajug kerucut lancip menjulang tinggi. Atap model ini banyak diterapkan pada candi kuno warisan peradaban Jawa.
-
Apa yang menjadi pusat penyebaran Islam di Sidoarjo pada masa silam? Masjid Jami' Al Abror di Jalan Kauman Desa Pekauman merupakan salah satu saksi bisu sejarah berdirinya Kabupaten Sidoarjo. Masjid ini juga merupakan pusat penyebaran Islam di Sidoarjo pada masa silam.
-
Kapan Masjid Raya Sumatra Barat diresmikan? Awal pembangunan masjid ini ditandai dengan peletakan batu pertama pada 21 Desember 2007 silam.
-
Kenapa Masjid Ats Tsauroh disebut Masjid Agung Serang? Penyematan nama Masjid Agung Serang sendiri karena pertimbangan posisi yang berada di tengah pusat kota, dengan kapasitas jemaah yang besar.
Untuk menjaga bangunan ini tetap terjaga dan lestari, Pemerintah Daerah sudah menetapkan Masjid Tuo Ampang Gadang sebagai Warisan Cagar Budaya sejak tahun 2007 silam.
Masjid ini sudah menjadi saksi bisu masuknya peradaban Islam di Sumatera Barat hingga perjuangan pahlawan nasional Tuanku Imam Bonjol.
Lantas, seperti apa bangunan tersebut? Mari menilik lebih jauh tentang Masjid Tuo Ampang Gadang berikut ini.
Basis Kekuatan Kaum Padri
Dilansir dari berbagai sumber, masjid ini sudah menjadi tempat perjalanan perjuangan tokoh Tuanku Imam Bonjol saat berlangsungnya Perang Padri. Tak hanya itu, bangunan ini juga menjadi pusat kekuatan Kaum Padri dalam melawan kolonial.
Selain menjadi basis kekuatan Kaum Padri Masjid Tuo Ampang Gadang ini juga menjadi bukti jejak-jejak orang Saleh yang taat menjalankan ajaran-ajaran Islam.
Masjid ini didirikan pada tahun 1837 dan pada tahun 1901 dibangun pula menara yang berkonstruksi bata dan juga kapur.
Hingga pada tahun 1950-an, bangunan masjid ini diperluas untuk ditambahkan serambi yang awalnya berfungsi sebagai kantor.
Konstruksi Bangunan
Dari segi ukuran masjid ini memiliki luas bangunan sekitar 13,6 meter x 13,6 meter dengan luas lahan kira-kira 25 m x 12 m.
Pada sisi Barat bangunan terdapat Mihrab berbentuk persegi dengan ukuran 1,5 m x 4 m.
Bangunan ini terbagi dari atas serambi dan ruang utama. Untuk serambi sendiri berada di sisi Timur atau tepat pada bagian depan bangunan utama.
Bangunan induk (utama) terbuat dari kayu dengan tambahan ruang serambi dan tempat wudhu.
Lantai dan dinding serambinya terbuat dari beton. Pada sisi kiri dan kanan serambi menjorok keluar dengan bentuk segi delapan lengkap dengan kubah di atasnya.
- Melihat Keindahan Masjid Jamik Taluak Bukittinggi, Perpaduan Corak Budaya Islam dan Minangkabau
- Jadi yang Tertua di Kalimantan Barat, Ini Sejarah Masjid Jami Sultan Syarif Abdurrahman
- Hikayat Masjid Pecinan Tinggi Banten yang Berusia 400 Tahun, Kini Tersisa Menara dan Ruang Imam
- Mengunjungi Masjid Agung Ponorogo, Dulunya Musala Tempat Ulama Bersembunyi dari Kekejaman Kolonial Belanda
Kondisinya Butuh Perhatian
Bangunan yang ruang utamanya memiliki 10 buah jendela masing-masing 5 di berada di sebelah Utara dan Selatan ini kondisinya butuh perhatian lebih.
Masjid ini juga butuh pemugaran lantaran mulai tergerus usia. Begitu juga dengan kondisi lantai masjid yang mulai keropos dan rapuh.
Lalu, di sisi lain bangunan masjid juga masih terdapat sebuah menara yang mirip seperti Masjid Jamik Taluk di Bukittinggi. Bagian dasarnya berbentuk persegi, terdapat semacam balkon persegi delapan pada tingkat dua dan tiga.
Hingga saat ini, pemerintah setempat perlu adanya keseriusan untuk bisa menjaga dan melestarikan salah satu bangunan bersejarah ini. Ke depannya, tempat ini bisa berpotensi menjadi destinasi wisata daerah yang menjanjikan.