Sejarah Jalur Rempah di Bumi Sumatra, Punya Kualitas Terbaik hingga Jadi Perburuan Pedagang Eropa
Tak hanya wilayah Timur saja yang kaya akan rempah-rempah. Pulau Sumatra juga tidak kalah kaya dengan hasil rempah yang juga menjadi incaran pedagang Eropa.
Tak hanya wilayah Timur saja yang kaya akan rempah-rempah. Pulau Sumatra juga tidak kalah kaya dengan hasil rempah yang kerap menjadi incaran pedagang Eropa.
Sejarah Jalur Rempah di Bumi Sumatra, Punya Kualitas Terbaik hingga Jadi Perburuan Pedagang Eropa
Pulau Sumatra memiliki indikasi besar dalam peran dan keterlibatannya terhadap jalur rempah-rempah di Nusantara. Mungkin, banyak orang mengira jika rempah-rempah hanya ada di bagian Timur, namun nyatanya para pedagang Eropa juga menaruh perhatian di Pulau Sumatra yang berada di bagian Barat.
Sumatra menjadi wilayah kaya dengan hasil buminya yang pada saat itu sangat dicari oleh pedagang dari belahan dunia. Hal ini dikarenakan mereka cukup kesulitan mendapat rempah di daerahnya sendiri karena pengaruh iklim yang tidak cocok.
-
Apa yang dilakukan dalam tradisi Rumpak-rumpakan di Palembang? Tradisi warisan turun-temurun masyarakat Palembang ini dilakukan cara yang unik, yaitu keliling ke rumah-rumah tetangga di sebuah kampung atau Sanjo sambil diiringi dengan alunan musik rebana dan nyanyian selawat.
-
Apa yang ditemukan di Kota Lama Semarang? Dari ekskavasi itu, tim peneliti tidak hanya menemukan struktur bata yang diduga merupakan bagian dari benteng Kota Lama. Namun juga ditemukan artefak berupa fragmen keramik, botol, kaca, tembikar, serta ekofak berupa gigi, tulang, tanduk hewan, dan fragmen Batubara yang jumlahnya mencapai 9.191 fragmen.
-
Apa yang ditampilkan di Museum Liem Heritage Rembang? Di museum itu pengunjung disuguhkan dengan foto-foto tokoh etnis Tionghoa Jawa yang berjasa dalam perjuangan melawan VOC tahun 1740 hingga tahun 1753.
-
Apa yang dijual di Pasar Puhpelem? Barang yang diperdagangkan juga cukup beragam. Bahkan di sana juga dijumpai pedagang yang menjajakan hasil kerajinan tangan tradisional. Makanan tradisional pun dengan mudah pula bisa ditemukan di Pasar Puhpelem.
-
Siapa yang membagikan bubur Suro di Palembang? Pembuatan bubur itu dilakukan di rumah salah seorang tokoh masyarakat bernama Alm. Ustad Taufiq Hasnuri. Masyarakat begitu antusias mengikuti pembagian bubur tersebut.
-
Kapan Suku Rejang tiba di pesisir barat Sumatera? Mereka diduga berlayar melintasi lautan dan menepi di pesisir barat Sumatera pada abad ke-2.
Mengutip situs jalurrempah.kemdikbud.go.id, salah satu daerah dengan potensi besar penghasil rempah-rempah yaitu Palembang. Hal ini disebabkan letaknya yang sangat strategis sekaligus tempat bandar dan kaya akan hasil buminya.
Selain Palembang, wilayah Sumatra Barat juga menjadi tempat bersandarnya kapal-kapal dagang milik VOC. Bahkan, sebelum datangnya VOC sudah lebih dulu pedagang asal India sudah tercatat memasuki wilayah Padang dan Pariaman pada abad ke-9.
Peran Penting Perairan
Jalur perairan menjadi satu-satunya akses dalam dunia perdagangan rempah-rempah di bumi Sumatra, tak terkecuali aliran sungai. Di Palembang, terdapat Sungai Musi yang mengalir dari hulu di sekitar Bengkulu hingga bermuara di Selat Bangka.
Selain jalurnya yang panjang sejauh lebih dari 600 kilometer, Sungai Musi menjadi sungai induk dengan lebar yang cukup untuk dilalui kapal-kapal dagang berkapasitas besar. Melalui Sungai Musi inilah perdagangan mulai terjalin, bahkan hingga terjadi percampuran budaya dengan masyarakat setempat.
Mengutip disbud.sumbarprov.go.id, di Sumatra Barat juga demikian pentingnya perairan. Teluk Bayur merupakan pelabuhan yang penting dalam perdagangan rempah antara warga pribumi dengan bangsa asing.
Pelabuhan ini juga diberi nama Emmahaven yang dibangun oleh Belanda pada rentang tahun 1888 sampai 1893. Pelabuhan Teluk Bayur menjadi yang terbesar sebagai kota dagang di Sumatra.
Komoditas Lada yang Berharga
Salah satu komoditas unggulan yang begitu dicari oleh pedagang asing adalah lada. Pulau Sumatra sangat potensial dalam menghasilkan lada dengan kualitas yang baik. Selain lada, ada juga rempah lain yang cukup tumbuh baik di pulau ini, seperti kayu manis, gaharu, dan gambir.
Di Palembang terdapat komoditas lada yang sangat menjajikan bagaikan emas dalam harta karun. Bahkan, VOC sampai bernafsu untuk bisa mendapatkan kontrak dagang lada dengan Kesultanan Palembang dan Jambi karena di Eropa harga lada sangat tinggi dan langka.
Nama rempah-rempah itu adalah lada hitam. Tumbuhan ini cukup tumbuh subur dan produksinya terbilang tinggi di wilayah pedalaman Palembang tepatnya di wilayah Uluan. Lada hitam cukup mudah ditanam dan tidak perlu suhu yang konsisten, ketinggian, dan curah hujan. Namun, butuh waktu agak lama untuk memanen tanaman lada hitam ini.
Sementara di Sumatra Barat, terdapat Perjanjian Painan antara pedagang perantara Minang dan VOC untuk mencapai kata sepakat dalam memonopoli lada dan emas sebagai imbalan atas perlindungan Belanda untuk mereka terhadap Aceh. Selain itu, Sumbar juga terkenal dengan penghasil gambir dengan kualitas terbaik.
- Fakta Menarik Pulau Selayar, Dulu Jadi Jalur Penting Perdagangan Rempah
- Menilik Sejarah Tambang Salido Sumatra Barat, Tambang Emas Tertua di Indonesia yang Dikelola VOC
- Sejarah Padang Mangateh, Peternakan Tertua dan Terbesar di Sumatra Barat Warisan Kolonial
- Menelusuri Sejarah Jembatan Tertua di Pulau Sumatra, Diresmikan oleh Wapres RI Pertama
Bukti Jalur Perairan Penting
Dengan melihat seluruh proses terjadi perdagangan rempah di Bumi Sumatra ini tak lepas dari aliran air baik itu laut dan sungai yang berperan sangat penting. Selain membawa kemakmuran, rempah-rempah di Sumatra menjadi primadona bagi pedagang asing.
Selain itu, letaknya yang sangat strategis dengan jalur perdagangan menjadi faktor lain terjadi berkembangnya aktivitas jual beli rempah bahkan emas sekalipun.