Arkeolog Temukan Observatorium Astronomi Kuno di Mesir
Bangunan ini, yang terbuat dari batu bata lumpur dan mencakup area seluas 850 meter persegi.
Arkeolog di Mesir temukan sisa-sisa bangunan kuno di Kafr El Sheikh yang digunakan oleh masyarakat Mesir kuno untuk mengamati langit dan bintang-bintang. Bangunan ini diperkirakan berasal dari abad ke-6 SM, menjadikannya salah satu observatorium astronomi terbesar yang pernah ditemukan di Mesir.
Situs tersebut merupakan bagian dari Kuil Firaun yang berlokasi di Kota Buto. Ribuan tahun lalu, para astronom Mesir kuno memanfaatkan tempat ini untuk melacak pergerakan Matahari dan bintang-bintang. Kegiatan ini penting dalam kehidupan mereka, mulai dari menentukan waktu, mempersiapkan kalender, hingga mendukung kegiatan ritual dan keagamaan.
-
Apa yang ditemukan oleh para arkeolog di Mesir Kuno? Pada awal milenium pertama, banyak mumi di Mesir ditemukan dengan potret seperti aslinya yang memperliahatkan mata mumi yang cerah, gaya rambut, dan perhiasannya.
-
Mengapa arkeolog heran dengan penemuan kota kuno ini? Meskipun kota ini berasal dari masa lampau, penemuan mengagumkan ini menunjukkan apa yang dapat diraih oleh pencapaian luar biasa dari semangat manusia.
-
Di mana penemuan kuburan kuno yang mengejutkan para arkeolog itu berada? Para arkeolog menemukan kuburan abad pertengahan saat penggalian di lokasi pembangunan terminal bus di kota tua tepi pantai Sozopol, Bulgaria.
-
Bagaimana para arkeolog memetakan kota kuno tersebut? Dengan waktu yang terbatas karena ketinggian air Sungai Tigris terus meningkat, para peneliti berhasil dengan cepat memetakan kota tersebut.
-
Apa yang ditemukan oleh para arkeolog di Mesir? Arkeolog di Mesir menemukan situs yang berisi lebih dari 300 makam mumi.Situs yang ditemukan oleh tim yang bekerja di kota kuno Aswan ini dijuluki 'Kota Orang Mati,' berisi 36 makam yang masing-masing berisi 30 hingga 40 mumi.
-
Di mana letak kota kuno yang ditemukan arkeolog? Reruntuhan kota kuno Sigiriya yang misterius dan luas membuat pengunjung dan arkeolog yang melihatnya kagum sekaligus bingung dengan teknik pembuatan dan desainnya.
Melansir dari Sciencealert, Jumat (22/11), bangunan ini, yang terbuat dari batu bata lumpur dan mencakup area seluas 850 meter persegi, memiliki bentuk menyerupai huruf L. Pintu masuknya menghadap ke timur, arah terbitnya Matahari, sesuai dengan fungsi astronomisnya.
Di dalamnya, arkeolog dari Kementerian Pariwisata dan Purbakala Mesir menemukan berbagai artefak yang berkaitan dengan studi astronomi, termasuk sebuah jam bayangan kuno. Jam bayangan ini dirancang untuk melacak waktu dengan memanfaatkan gerakan bayangan Matahari.
Terbuat dari batu kapur sepanjang 4,8 meter, jam ini memiliki lima blok batu datar dengan garis-garis yang digunakan untuk mengukur kemiringan bayangan. Selain itu, ditemukan juga balok batu besar dan struktur melingkar yang digunakan untuk melacak pergerakan Matahari. Situs ini juga memiliki lima ruangan kecil yang diyakini digunakan untuk menyimpan peralatan observatorium.
Sementara itu, empat ruangan lain serta satu ruangan batu tampaknya berfungsi sebagai menara observatorium. Di tengah aula, juga terdapat panggung batu dengan prasasti yang menggambarkan pemandangan astronomis Matahari terbit dan terbenam selama tiga musim Mesir kuno. Selain struktur bangunan, para arkeolog juga menemukan berbagai artefak penting, seperti patung perunggu Osiris dan Nemes, patung terakota Dewa Bes, serta patung granit dari dinasti ke-26.
Artefak lainnya meliputi alat ukur, kalung menat faience, simbol keagamaan, dan meja persembahan. Penemuan ini memberikan wawasan baru tentang bagaimana orang Mesir kuno menggunakan astronomi untuk mendukung kehidupan mereka.
- Arkeolog Temukan Kota Kuno 1.000 SM yang Tak Pernah Disangka Keberadaannya
- Arkeolog Temukan Rumah Kuno Dekat Makam Raja Baik Hati yang Dikuburkan dalam Peti Emas, Berasal dari Masa 900 SM
- Arkeolog Amatir Temukan Kepala Wanita Berukir di Kolam Pemandian Kuno dari Abad ke-4, Begini Wujudnya
- Arkeolog Temukan Makam Pejabat Mesir Berusia 4.300 Tahun, Ternyata Isinya Gambar Kehidupan Sehari-Hari Mesir Kuno
Astronomi sangat penting bagi orang Mesir kuno. Mereka menggunakan kalender yang rumit untuk menandai perjalanan waktu, dan menentukan tanggal ritual keagamaan dan politik, seperti festival dan penobatan. Astronomi juga penting untuk melacak banjir tahunan Sungai Nil, pertanian, dan navigasi.
Saat ini, kita mungkin menganggap kalender sebagai hal biasa, sesuatu yang lumrah menjadi bagian dari gaya hidup kita. Namun, setidaknya sebagian dari kita harus berterima kasih kepada kerja keras dan kecerdikan para astronom Mesir kuno, sehingga kuil-kuil seperti ini masih berdiri dan kita dapat mempelajari karya mereka, ribuan tahun setelah kehidupan mereka sendiri menghilang terkubur pasir.
Reporter magnag: Nadya Nur Aulia