Dinosaurus Berubah Jadi “Ayam” Gara-gara Letusan Gunung Berapi yang Dahsyat
Penelitian ini mengungkap karena letusan gunung berapi, Dinosaurus menjadi kecil.
Penelitian ini mengungkap karena letusan gunung berapi, Dinosaurus menjadi kecil.
Dinosaurus Berubah Jadi “Ayam” Gara-gara Letusan Gunung Berapi yang Dahsyat
Sebuah penelitian baru mengungkap bahwa pemanasan global prasejarah yang disebabkan oleh letusan gunung berapi besar kemungkinan membuat beberapa dinosaurus menjadi berdarah panas.
Temuan ini memperkuat pemahaman bahwa evolusi dinosaurus menuju bentuk burung seperti ayam saat ini dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang ekstrem.
-
Di mana fosil dinosaurus sebesar ayam itu ditemukan? Fosil dari spesies dinosaurus pemakan tumbuhan yang baru ditemukan telah mengungkapkan cerita menarik di Pulau Isle of Wight di lepas pantai selatan Inggris.
-
Bagaimana dinosaurus ini ditemukan? Penemuan ini merupakan hasil kerja sama antara Universitas Portsmouth dan Universitas Bath, yang telah melakukan penelitian di Pulau Isle of Wight selama lebih dari satu abad.
-
Kapan dinosaurus punah? Sebelum ini, para ilmuwan telah berdebat tentang apa penyebab dari lenyapnya tiga perempat kehidupan di Bumi 66 juta tahun yang lalu ini.
-
Mengapa dinosaurus punah? Temuan kami secara khusus mendukung gagasan bahwa vulkanisme telah mengganggu atmosfer dan iklim jauh sebelum asteroid,
-
Kapan zaman dinosaurus berakhir? Namun, setelah ada hantaman meteor, hewan berukuran besar ini kemudian punah.
Selama bertahun-tahun, para ilmuwan telah menyelidiki apakah dinosaurus berdarah panas atau dingin. Temuan bulu pada beberapa spesies dinosaurus menunjukkan kemungkinan mereka endotermik. Namun, waktu pasti munculnya dinosaurus berdarah panas ini masih belum diketahui jelas hingga penelitian ini mengungkap jawabannya.
Studi tersebut memperkirakan bahwa sekitar 180 juta tahun yang lalu, pada periode Jurassic awal, aktivitas vulkanik intens memicu perubahan iklim global yang memaksa dinosaurus untuk beradaptasi.
Peristiwa ini dikenal sebagai peristiwa jenkyns, di mana lava dan gas vulkanik meledak melalui celah besar di permukaan bumi, menyebabkan pemanasan global dan kepunahan tumbuhan besar-besaran.
Dr. Alfio Alessandro Chiarenza, penulis utama studi, mengatakan bahwa sebagian besar perubahan evolusioner terjadi selama peristiwa jenkyns.
“Ini adalah peristiwa hipertermal yang relatif baru yang dapat ditelusuri dalam catatan geologi kita dan memiliki dampak besar pada ekosistem global serta evolusi dinosaurus.” ujar Dr. Alfio Alessandro Chiarenza.
Penelitian ini, yang dipublikasikan di jurnal Current Biology, menganalisis penyebaran dinosaurus di berbagai iklim di bumi selama era Mesozoikum (230-66 juta tahun lalu).
Kelompok ini termasuk theropoda (seperti T. rex dan Velociraptor) dan ornithischia (seperti Stegosaurus dan Triceratops).
Sementara itu, kelompok ketiga, sauropoda (termasuk Brontosaurus), tetap berada di iklim yang lebih hangat dan tetap berdarah dingin.
Endotermi memungkinkan dinosaurus tumbuh lebih cepat, menghasilkan lebih banyak keturunan, dan mempertahankan aktivitas fisik lebih lama, membantu mereka bertahan hidup melalui perubahan lingkungan.