Ilmuwan di Negara Ini sedang Sibuk Teliti Racun Laba-laba Jadi Obat Mujarab Lemah Syahwat
Jika penelitian berhasil, maka ada secercah harapan bagi kaum laki-laki yang mengalami nasib ini.
Jika penelitian berhasil, maka ada secercah harapan bagi kaum laki-laki yang mengalami nasib ini.
Ilmuwan di Negara Ini sedang Sibuk Teliti Racun Laba-laba Jadi Obat Mujarab Lemah Syahwat
Para ilmuwan Brasil kini sedang sibuk melakukan penelitian tentang racun laba-laba berjenis Phoneutria nigriventer.
Harapannya racun ini bisa diolah menjadi obat mujarab penyembuh disfungsi ereksi atau lemah syahwat pada pria. Namun peneliti harus hati-hati dengan racun ini.
-
Kapan Rahmat mulai panen slada? Yang awalnya hanya panen 5 kilogram per hari, kini ia mampu sampai 1,9 ton per bulan. Profesi petani sebenarnya masih sangat prospek untuk didalami, terutama bagi kalangan muda. Jika ditekuni, bukan tidak mungkin bisa menghasilkan keuntungan berlipat seperti seorang pemuda asal Kecamatan Mijen, Kota Semarang, Jawa Tengah bernama Rahmatul Hafid. Rahmat awalnya mencoba peruntungan di bidang pertanian, bahkan dengan modal awal yang minim yakni Rp2 juta. Namun siapa sangka, hampir lima tahun menjalankan pertanian hidroponik slada produknya kini mampu terjual hingga 60 kilogram per hari.
-
Di mana Topeng Labu-labu berasal? Di Desa Muarajambi, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi, terdapat salah satu tradisi hiburan yang lahir dari sebuah cerita legenda nenek moyang.
-
Kapan Raden Rakha lahir? Raden Rakha memiliki nama lengkap Raden Rakha Daniswara Putra Permana. Ia lahir pada 16 Februari 2007 dan kini baru berusia 16 tahun.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Kapan Curug Leuwi Batok ramai pengunjung? Para wisatawan yang menginap di tenda juga menantikan waktu terbaik berenang di sana, yakni pada pagi hari ataupun sore hari.
-
Mengapa para ilmuwan tertarik meneliti formasi 'laba-laba' ini? Para ahli sebelumnya tidak yakin bagaimana formasi ini terbentuk, meski menduga disebabkan oleh karbon dioksida.
Laba-laba ini biasanya dikenal sebagai laba-laba pisang. Walaupun beracun, ternyata para peneliti menyatakan bahwa hewan ini merupakan kandidat yang tepat untuk menciptakan obat sejenis Viagra.
Sebab ketika diteliti, keduanya sama-sama memiliki Oksida nitrat yang dapat meningkatkan aliran darah ke penis dan mengakibatkan ereksi.
Kerja Keras Jinakan Racun
Hanya saja ketika pertama kali diuji coba, oksida nitrat yang dihasilkan dari hewan ini menyebabkan ereksi yang menyakitkan dan berkepanjangan.
NewsWeek & Mirror melaporkan, Rabu, (4/10), hal ini disebabkan karena ditemukannya bahan aktif racun penyebab ereksi pada laba-laba yaitu molekul PnPP-19.
Namun, para peneliti kemudian meyakinkan bahwa molekul ini dapat disintesis untuk menghilangkan efek sampingnya.
Maria Elena de Lima, Profesor Biomedis dan Kedokteran dari Rumah sakit Santa Belo Horizonte, Brazil, menyatakan telah melakukan percobaan bernama in vitro yang merupakan uji coba pada tikus untuk mengetahui apakah molekul yang disintesis sudah tidak beracun.
Hasil Uji Coba
Dari hasil percobaan yang diuji coba pada tikus menggunakan gel dari molekul PnPP-19 yang disintesiskan menjadi molekul BZ371A, ilmuwan kini sudah bisa menyimpulkan.
Kesimpulan sementara adalah racun yang disintesiskan ini berhasil melepaskan oksida nitrat, sehingga meningkatkan aliran darah ke alat kelamin tikus dan menyebabkan ereksi.
Proses ini juga sama hal nya dengan efek samping dari obat Viagra.
Selain dilakukan uji coba pada tikus, temuan ini juga pernah dilakukan eksperimen pada mamalia yang berusia tua dengan riwayat penyakit diabetes serta darah tinggi.
Hasil dari eksperimen ini juga dinyatakan bekerja dengan baik.
Bila suatu saat nanti hasil penelitian ini dinyatakan aman untuk digunakan manusia, maka obat ini akan menjadi barang baru yang memasuki pasar. Terutama pada penderita disfungsi ereksi yang tidak diperbolehkan untuk mengkonsumsi Viagra.