Ini Alasan Mengapa Venus Disebut Kembaran Bumi, Padahal Begini Fakta Sebenarnya
Apakah Venus bisa menjadi tempat yang mendukung kehidupan seperti Bumi? Penelitian terbaru menunjukan kondisi yang ada di Venus.
Venus sering kali disebut sebagai "kembaran Bumi" karena memiliki ukuran, massa, kepadatan, komposisi, dan gravitasi yang serupa. Meskipun planet ini sedikit lebih kecil dari Bumi dengan massa sekitar 80 persen dari Bumi, pertanyaan yang muncul adalah apakah Venus dapat mendukung kehidupan seperti yang ada di Bumi.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa kondisi di Venus sangat berbeda dari Bumi. Temuan ini menantang keyakinan bahwa Venus berpotensi dihuni oleh makhluk hidup.
-
Mengapa Venus disebut kembaran Bumi? Venus dikenal sebagai kembaran Bumi karena ukurannya yang hampir sama dengan Bumi.
-
Planet kesembilan itu seperti apa? Planet kesembilan kemungkinan berada 20 kali lebih jauh dari matahari dibandingkan Neptunus. Selain itu, objek langit yang misterius ini diperkirakan memiliki massa sepuluh kali lipat dari bumi, dan cahaya memerlukan waktu empat hari untuk menjangkaunya.
-
Dimana planet-planet yang berbentuk datar ini terbentuk? Simulasi baru menunjukkan, planet-planet besar yang terbentuk cukup jauh dari bintang induknya memulai kehidupannya bukan sebagai bola yang rapi, namun lebih berupa piringan pipih atau datar atau disebut oblate spheroid.
-
Bagaimana kehidupan bisa bertahan di Venus? "Bisa jadi jika Venus mengalami fase hangat dan basah di masa lalu, maka ketika pemanasan global yang tak terkendali mulai terjadi, (kehidupan) akan berevolusi untuk bertahan hidup di satu-satunya tempat yang tersisa—awan," jelas Dave Clements, pakar astrofisika di Imperial College London dalam pertemuan tersebut.
-
Bagaimana cara ilmuwan mempelajari pola visual di awan Venus? Penelitian ini menunjukkan bahwa bercak dan garis aneh yang hanya terlihat dalam cahaya ultraviolet mungkin disebabkan oleh senyawa besi-belerang.
-
Apa yang sering terjadi di planet lain selain Bumi? Kini, terungkap bahwa hujan berlian jauh lebih sering terjadi di planet lain daripada yang dibayangkan.
Menurut laman Space yang dilansir pada Kamis (12/12), studi berjudul "A Dry Venusian Interior Constrained by Atmospheric Chemistry," yang diterbitkan dalam Nature Astronomy pada Desember 2024, mengungkapkan bahwa Venus tidak pernah memiliki lautan seperti yang selama ini diyakini para ilmuwan.
Penelitian ini dilakukan oleh Tereza Constantinou, seorang ilmuwan dari Institut Astronomi Cambridge. Ia menjelaskan bahwa selama ini air dianggap sebagai sumber kehidupan yang esensial bagi keberadaan makhluk hidup di planet mana pun.
Namun, temuan terbaru menunjukkan bahwa Venus sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda keberadaan air atau lautan. Dalam penelitian ini, para peneliti menganalisis komposisi kimia atmosfer Venus untuk memahami kondisi permukaan planet tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Venus adalah planet yang sangat tidak layak huni, dengan suhu yang sangat ekstrem. Diperkirakan, suhu di Venus mencapai sekitar 1.000 derajat Fahrenheit atau 500 derajat Celsius, cukup panas untuk melelehkan timah dan berbagai jenis logam. Selain itu, planet ini juga dikelilingi oleh awan asam sulfat yang melimpah.
Suhu Permukaan Sangat Tinggi
Meskipun Venus terletak lebih jauh dari matahari dibandingkan Merkurius, suhu permukaan Venus justru jauh lebih tinggi daripada Merkurius, yang merupakan planet terdekat dari matahari. Suhu permukaan Venus mencapai angka yang sangat ekstrem, yaitu sekitar 470 derajat Celsius (880 derajat Fahrenheit).
- Planet Ini Diduga Punya Laut dan Kaya Uap Air, Apakah Layak Huni? Begini Kata Ahli Astronomi
- Ditemukan Ada Tanda-tanda Kehidupan di Awan Venus, Ini Kata Ilmuwan
- Ilmuwan Temukan Petunjuk Kemungkinan Ada Kehidupan di Planet Venus, Ini Temuannya
- Setelah Mars, Kini Ilmuwan Sebut Venus Juga Bisa Dihuni Manusia
Hal ini menjadikan Venus sebagai planet dengan suhu tertinggi di seluruh tata surya. Beberapa faktor berkontribusi terhadap suhu tinggi Venus. Salah satunya adalah efek rumah kaca yang sangat kuat di atmosfernya.
Atmosfer Venus didominasi oleh gas karbon dioksida (CO2) yang efektif dalam menjebak panas dari matahari, sehingga menghasilkan pemanasan yang signifikan di planet tersebut. Proses ini dikenal sebagai efek rumah kaca, di mana gas-gas di atmosfer Venus berfungsi seperti lapisan kaca yang membiaskan sinar matahari tetapi juga menahan panas di dalamnya.
Selain itu, tekanan atmosfer di permukaan Venus juga sangat tinggi, mencapai lebih dari 90 kali lipat tekanan atmosfer bumi pada permukaan laut. Temuan dari penelitian ini menantang berbagai teori yang menyatakan bahwa Venus mungkin memiliki potensi untuk mendukung kehidupan seperti yang ada di bumi.
Hal ini disebabkan oleh suhu ekstrem yang dimiliki planet tersebut, yang membuat tidak mungkin adanya lautan atau air yang dapat mendukung kehidupan. Dalam penelitian ini, para ilmuwan menggunakan pendekatan kimia untuk mengukur seberapa cepat air, karbon dioksida, dan karbonil sulfida bertahan di atmosfer Venus.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa material tersebut hancur seketika atau berubah menjadi uap akibat panas yang ekstrem di Venus. Para peneliti menyimpulkan bahwa bagian dalam Venus terlalu kering, sehingga planet ini tidak akan pernah memiliki cukup air untuk membentuk lautan di permukaannya.
Para ilmuwan berencana untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan meluncurkan Misi Davinci milik NASA pada Juni 2029, yang diperkirakan akan mencapai Venus dua tahun setelah peluncuran.
Misi ini diharapkan dapat memberikan informasi lebih lanjut mengenai kondisi sebenarnya di Venus. Sebelum penelitian ini dilakukan, para ilmuwan beranggapan bahwa Venus pernah memiliki suhu yang cukup dingin untuk mendukung keberadaan air.
Mereka meyakini bahwa planet ini menjadi sangat panas akibat efek rumah kaca yang disebabkan oleh aktivitas vulkanik. Dengan misi yang akan datang, harapan untuk memahami lebih dalam mengenai Venus semakin besar.
Cuaca yang Rumit
Venus tidak hanya memiliki awan yang terdiri dari asam sulfat, tetapi juga mengalami siklus cuaca yang sangat rumit. Suhu permukaan planet ini sangat tinggi, atmosfernya mengandung zat beracun, dan tekanan atmosfernya berada pada level yang ekstrem, menjadikannya salah satu tempat paling tidak bersahabat untuk kehidupan.
Rotasi Venus berlangsung sangat lama, dengan durasi sekitar 243 hari di Bumi. Ini berarti bahwa satu hari di Venus lebih lama dibandingkan dengan satu tahun Venus yang hanya memakan waktu sekitar 225 hari di Bumi. Dengan kata lain, durasi "hari" di Venus lebih panjang daripada "tahun" di planet tersebut.
Fenomena ini terjadi karena arah rotasi Venus yang unik, yaitu berlawanan dengan arah jarum jam. Sebagian besar planet, termasuk Bumi, berputar searah jarum jam jika dilihat dari kutub utara. Namun, Venus berotasi secara retrograde, yang membuatnya berbeda dari mayoritas planet lainnya.
Akibat rotasi retrograde ini, Venus memiliki periode rotasi yang sangat panjang, menjadikannya sebagai planet dengan rotasi terlama di seluruh tata surya. Perbedaan antara periode rotasi yang lambat dan periode revolusi yang singkat menciptakan fenomena yang menarik.
Setiap "pagi" di Venus berlangsung selama beberapa bulan jika dibandingkan dengan waktu di Bumi, diikuti dengan "malam" yang juga berlangsung selama beberapa bulan. Perubahan cuaca dan pencahayaan selama periode tersebut sangat kontras dan dramatis.