Ini Cara Astronot Mengukur Berat Badan di Luar Angkasa
Ada dua alat yang digunakan astronot saat mengukur berat badan di luar angkasa.
Jika di Bumi seseorang menimbang berat badan dengan timbangan andalan berbentuk persegi, lantas bagaimana astronot yang sedang berada di luar angkasa?
Mengutip Space, Selasa (26/11), di Stasiun Luar Angkasa, terdapat dua perangkat yang bisa digunakan untuk mengukur berat badan, yakni Space Linear Acceleration Mass Measurement Device (SLAMMD) milik NASA dan Body Mass Measurement Device (BMMD) milik Rusia.
-
Apa saja tugas berat yang dilakukan oleh astronot di luar angkasa? Ketika astronot pergi ke luar angkasa, mereka akan dilibatkan oleh sejumlah tugas penting dengan tanggung jawab yang cukup besar dan berdampak bagi kehidupan orang banyak.
-
Apa saja yang dilakukan astronot di luar angkasa? Mayoritas astronot yang dikirim ke luar angkasa, 86 persen, menyelesaikan perjalanan dengan setidaknya satu kali orbit mengelilingi Bumi.
-
Bagaimana astronot mencapai luar angkasa? Penerbangan operasional pertama Program Pesawat Ulang-alik pada tahun 1980an membawa gelombang manusia baru ke luar angkasa.
-
Bagaimana astronot bisa mencium bau luar angkasa? Namun demikian, kenyataannya adalah setelah kembali dari perjalanan di luar stasiun luar angkasa, astronot secara teratur mencium aroma unik saat melepaskan helm mereka.
-
Apa yang dilakukan astronot saat berada di luar angkasa? Astronot wajib memiliki keahlian: - Memberikan keputusan - Mengemudikan pesawat luar angkasa - Memelihara pesawat luar angkasa - Memberikan layanan medis dan darurat - Berjalan di luar angkasa - Mengoperasikan stasiun luar angkasa - Mengontrol lengan dan mesin robot
-
Di mana astronot biasanya memperbaiki alat di luar angkasa? Kegiatan ini biasanya dilakukan untuk perbaikan alat, dan pengujian teknologi baru.
Namun, bukan berat yang diukur, melainkan massa dari tubuh. Massa sama halnya seperti berat yang diukur dalam satuan pon atau kilogram. SLAMMD menggunakan hukum gerak kedua Isaac Newton yakni F = ma. Perangkat ini adalah bagian dari Human Research Facility Rack, yang merupakan seperangkat “laci unit panel” yang berisi peralatan bawaan.
Untuk menggunakan SLAMMD, seorang astronot harus melilitkan kakinya di sekeliling rakitan penyangga kaki, menyelaraskan perutnya dengan bantalan perut dan meletakkan kepala atau dagunya di sandaran kepala.
Dua pegas yang ada di salah satu laci unit panel dilepaskan, dan gaya pegas akan mendorong lengan pemandu ke arah astronot, menyebabkan astronot terdorong ke belakang. Percepatan astronot saat didorong kembali oleh pegas diukur oleh instrumen optik yang melacak gerakan lengan pemandu dan seberapa cepat lengan tersebut bergerak dalam jangka waktu tertentu.
Percepatan ini dihitung dengan membagi perubahan kecepatan pada jarak tersebut dengan waktu yang dibutuhkan. Laptop yang terpasang di SLAMMD akan bisa melakukan perhitungan sederhana F = ma untuk menentukan massa tubuh astronot.
Sedangkan pada BMMD milik Rusia, motode ini juga menggunakan pegas, namun tidak menggunakan dorongan satu kali, justru astronot akan berjongkok di alatnya dan menggerakkannya seperti tongkat pogo, bergerak ke atas dan ke bawah.
Kecepatan osilasinya akan bergantung pada massa astronot di atasnya.Bagi astronot, tentu sangat penting untuk mengukur massa tubuh mereka karena gravitasi mikro adalah lingkungan yang keras bagi tubuh manusia. Rata-rata astronot akan kehilangan 1 persen kepadatan tulangnya setiap bulan saat berada di luar angkasa.
Bahkan, jantung juga melemah karena tidak perlu bekerja keras untuk memompa darah ke tubuh astronot. Untuk menangani efek gravitasi mikro, para astronot di ISS turin berolahraga selama dua jam setiap hari di pusat kebugaran stasiun luar angkasa.
Reporter magang: Nadya Nur Aulia