Arkeolog Temukan Piramida Zaman Perunggu di Kazakhstan, Kompleks Pemakaman Elit untuk Para Bangsawan
Struktur monumental yang disebut sebagai piramida Karazhartas ini ditemukan selama penggalian di sepanjang Sungai Taldy, wilayah Karaganda, Kazakhstan tengah.
Arkeolog Temukan Piramida Zaman Perunggu di Kazakhstan, Kompleks Pemakaman Elit untuk Para Bangsawan
Kelompok arkeolog menemukan bangunan piramida di dataran tinggi Asia Tengah yang diyakini berusia lebih dari 3.000 tahun. Struktur monumental yang disebut sebagai piramida Karazhartas ini ditemukan selama penggalian di sepanjang Sungai Taldy, wilayah Karaganda, Kazakhstan tengah.
Sumber: Newsweek
Piramida tersebut dibangun masyarakat Begazy-Dandibay yang muncul di Kazakhstan tengah selama Zaman Perunggu Akhir. Budaya ini terdiri dari komunitas semi-permanen yang sebagian besar fokus pada kegiatan metalurgi dan peternakan.
Foto: Aibar Kassenali
-
Apa yang ditemukan di piramida Kazakhstan? Ulan Umitkaliyev mengungkapkan, di dalam piramida ini juga ditemukan berbagai artefak kuno di antaranya keramik, anting emas, dan perhiasan lainnya.
-
Kapan piramida Kazakhstan dibangun? Dan hasil penelitian terbaru yang melibatkan mahasiswa L. N. Gumilyov Eurasian National University, ini menemukan piramida stepa berskala besar, yang dibangun 4.000 tahun lalu.
-
Bagaimana bentuk piramida Kazakhstan? “Piramida stepa dibangun dengan sangat presisi, berbentuk heksagonal. Ada tiga belas meter dan delapan baris batu di antara setiap sisi. Ini adalah struktur kompleks yang sangat canggih dengan beberapa lingkaran di tengahnya. Dinding luar struktur kompleks ini didominasi oleh gambar berbagai binatang, terutama kuda.“
-
Siapa yang menemukan artefak di Kazakhstan? Penemuan arkeologi misterius ditemukan di wilayah Akmola oleh dua petugas pemadam kebakaran Distrik Sandyktau dari Departemen Situasi Darurat Daerah; Nursultan Ashkenov and Akhmet Zaripo.
-
Kenapa piramida Kazakhstan unik? Monumen kuno ini sebelumnya tidak ditemukan di stepa Eurasia.
-
Siapa pemilik Makam Kuno di Kazakhstan? Makam ini disebut milik orang-orang Xianbei, kelompok masyarakat nomaden yang menduduki stepa atau padang rumput Eurasia timur yang sekarang berada di Mongolia, Mongolia Dalam, dan China timur laut.
Komunitas-komunitas ini berhasil mencapai tingkat ekonomi yang cukup tinggi berkat perdagangan logam yang melibatkan berbagai wilayah di Eurasia. Keuntungan yang tinggi dari ekspor logam ini kemudian menciptakan kelas aristokrat baru di dalam masyarakat Begazy-Dandibay.
Piramida Karazhartas dianggap sebagai tempat pemakaman untuk anggota kelas bangsawan. Seperti yang dijelaskan sejarawan Serhan Cinar dan arkeolog Aybar Kasenali, salah satu koordinator penggalian di Museum Nasional Kazakhstan, kepada Newsweek.
Menurut para peneliti, makam yang memiliki bentuk piramida menjadi salah satu "tanda khas paling mencolok" dari warisan budaya Begazy-Dandibay.
Dalam serangkaian penggalian yang dilakukan Tim Arkeologi Sary Arka dari Universitas Karaganda, para peneliti menemukan struktur ini berupa mausoleum dengan bentuk piramida persegi yang terdiri dari lapisan-lapisan seperti tangga.
Mausoleum tersebut, yang mencakup ruang pemakaman, memiliki dimensi sekitar 19,8 meter x 29,8 meter dan tingginya mencapai sekitar 1,5 meter pada puncaknya.
Penggalian monumental makam batu dari budaya Begazy-Dandibay telah dimulai sejak tahun 1933. Sejak saat itu, peneliti menemukan beberapa makam berbentuk piramida di sekitar lembah Sungai Taldy, tempat dimakamkannya tokoh-tokoh besar dalam masyarakat.
“Makam piramida berundak Karazhartas yang baru ditemukan adalah struktur pemakaman terbesar elit Begazy-Dandibay,” kata Cinar.
“Mempertimbangkan potongan batu yang ditemukan di piramida Karazhartas dan mausoleum berukuran monumental, pembangunan struktur raksasa seperti itu di Zaman Perunggu di wilayah yang sangat gersang seperti padang rumput. Menunjukkan pemahaman artistik yang tinggi dan kekayaan spiritual, kepercayaan yang dicapai oleh komunitas Begazy-Dandibay,” tambahnya.
Penyelidikan di piramida Karazhartas berhasil mengidentifikasi struktur sarkofagus yang dikelilingi batu granit di dalam ruang pemakaman. Dalam sarkofagus tersebut, para peneliti menemukan tengkorak yang dapat diidentifikasi sebagai milik seorang penguasa setempat yang dimakamkan di tempat tersebut.
Di salah satu bagian puncak ruang pemakaman, arkeolog menemukan mata panah perunggu dan pecahan tembikar misterius. Terakhir, tulang-tulang binatang yang umumnya digunakan dalam upacara adat suku stepa ditemukan tersebar di berbagai bagian ruang pemakaman dan sepanjang tangga piramida.
Menurut Kasenali, ciri-ciri makam dan artefak yang ditemukan menunjukkan status tinggi individu yang dimakamkan di dalamnya.
Foto: Aibar Kassenali
Para peneliti juga menemukan bukti keberadaan pemukiman proto-kota yang disebut Kent di daerah yang sama dengan mausoleum, yang mereka hubungkan dengan budaya Begazy-Dandibay. Meluas di atas area seluas 15 hektar, Kent ditandai oleh gerbang labirin, parit, dan tembok, menurut informasi dari para peneliti.
Pemukiman ini dilengkapi dengan jaringan jalan dan sistem pengumpulan air yang diatur dengan baik dan direncanakan. Di sekitar pemukiman tersebut, arkeolog menemukan sebuah altar penumbalan khusus tempat diadakannya upacara persembahan kepada dewa-dewa.
Dalam konteks ritual penduduk Zaman Perunggu di Kazakhstan, Cinar menjelaskan bahwa persembahan diberikan kepada matahari, api, bulan, dan roh pelindung yang disebut 'ongun'.
Temuan di Karazhartas memberikan wawasan yang mendalam tentang identitas sejarah, hubungan budaya, dan struktur sosial-ekonomi masyarakat Begazy-Dandibay, sesuai dengan penjelasan dari Kasenali.
Sumber: Newsweek