5 Fakta Tradisi Lopis Raksasa, Pemersatu Warga Pekalongan di Bulan Syawal
Merdeka.com - Tiap daerah punya tradisinya masing-masing dalam merayakan syawalan. Di beberapa tempat, makanan menjadi simbol perayaan itu. salah satunya di Pekalongan. Masyarakat di sana mengenalnya dengan tradisi lopis raksasa.
Tradisi Lopis Raksasa dilaksanakan setiap tanggal 8 Syawal. Bagi masyarakat Krapyak, Pekalongan, tradisi Lopis Raksasa telah diselenggarakan secara turun temurun dalam waktu yang lama. Para wisatawan yang kebetulan berkunjung pada hari perayaan ini bisa menyaksikan jalannya upacara yang unik dan menarik.
Dalam tradisi ini, ada makanan bernama Lopis Raksasa yang tingginya mencapai 2 meter dan beratnya mencapai 1 kuintal. Makanan itu kemudian menjadi rebutan. Selanjutnya, mereka lopis itu bersama dalam suasana kekeluargaan.
-
Kapan Tradisi Popokan digelar? Biasanya, tradisi ini digelar pada Hari Jumat Kliwon di bulan Agustus.
-
Kapan tradisi ini dilakukan? Tradisi ini diketahui sudah berkembang sejak tahun 1950-an, dan jadi salah satu hajat desa yang selalu ramai didatangi oleh warga.
-
Kapan tradisi rakik-rakik dilaksanakan? Waktu pelaksanaan dari tradisi Rakik-Rakik ini dimulai dari pukul 21.00 sampai pukul 01.00 WIB.
-
Kapan tradisi Buka Luwur dirayakan? Buka luwur Kanjeng Sunan Kudus merupakan tradisi yang dilaksanakan setahun sekali dalam pergantian tahun Hijriyah atau setiap 10 Muharram.
-
Kapan tradisi Kebyak Rowo diadakan? Tradisi Kebyak Rowo dilakukan setahun sekali yakni sekitar bulan Juli-Agustus atau menjelang musim kemarau panjang. Namun, tahun ini Kebyak Rowo baru dilaksanakan pada Minggu (10/9/2023).
-
Siapa yang merayakan Lom Plai? Dalam pesta Lom Plai ini seluruh elemen masyarakat mulai dari orang tua hingga anak-anak juga terlibat dalam kegiatan ini.
Sejarah Tradisi Lopis Raksasa
©Pekalongankota.go.id
Tradisi Lopis Raksasa telah berlangsung selama lebih dari satu abad, tepatnya pada tahun 1855 M. Orang pertama yang menggelar tradisi ini adalah KH Abdullah Sirodj yang merupakan keturunan dari Kyai Bahu Rekso.
Pada awal mulanya, tradisi ini diadakan guna melakukan hari raya kembali pada tanggal 8 Syawal setelah mereka menjalankan puasa 6 hari di bulan tersebut. Karena puasa 6 hari itu, para warga di Krapyak tidak menerima kunjungan tamu pada tanggal 2-7 Syawal. Para tamu kemudian diperkenankan berbondong-bondong datang pada tanggal 8 Syawal untuk bersama ikut merayakan tradisi Lopis Raksasa ini.
Makna Filosofis Lopis Raksasa
©Pekalongankota.go.id
Lopis sendiri merupakan makanan asli Krapyak yang bahan bakunya adalah ketan, yang memiliki daya rekat yang kuat apabila dimasak dengan benar. Dilansir dari Pekalongankota.go.id, lopis mengandung suatu nilai filosofis tentang persatuan dan kesatuan seperti tertuang dalam sila ketiga Pancasila.
Dalam pengemasannya, Lopis Raksasa itu dibungkus dengan daun pisang, diikat dengan tambang, dan kemudian direbus selama empat hari tiga malam, sehingga membuat butiran ketan itu merekat kuat dan tidak tercerai berai.
Sementara itu pemilihan daun pisang sebagai pembungkus juga ada maknanya. Ia dinilai sebagai simbol perjuangan karena tak mau mati sebelum berbuah dan beranak yang banyak. Dengan kata lain, dia tak mau mati sebelum berjasa dan meninggalkan generasi penerus sebagai penyambung estafet perjuangan.
Pembuatannya Butuh Proses yang Lama
©Pekalongankota.go.id
Proses pembuatan Lopis Raksasa membutuhkan waktu selama empat hari tiga malam. Dalam proses itu dibutuhkan anggaran paling tidak sebanyak Rp. 30 juta yang dananya berasal dari Pemerintah Kota sebanyak Rp 24 Juta dan sisanya menjadi swadaya warga. Selain itu dalam pembuatannya, dibutuhkan kejelian yang tinggi.
“Proses memasak Lopis Raksasa ini yang paling sulit adalah mengontrol api agar tetap stabil. Api tidak boleh terlalu besar dan terlalu kecil karena jika tidak begitu maka uap air yang dihasilkan akan surut sehingga proses penguapan dan ukurannya tidak sesuai dengan yang diharapkan,” ujar Koordinator Panitia Syawalan Desa Krapyak, Muhammad Fahrudin dikutip dari ANTARA, Selasa (19/5).
Prosesi Acara
©Pekalongankota.go.id
Pembuatan Lopis Raksasa ini dimaksudkan untuk mempererat tali silaturahmi antara masyarakat Krapyak dan masyarakat lain di daerah sekitarnya.
Sebelum lopis dijadikan rebutan warga, terlebih dahulu diadakan do’a bersama yang dipimpin sesepuh desa. Setelah itu barulah lopis tersebut dipotong oleh Wali Kota Pekalongan dan kemudian dibagikan kepada para hadirin.
Dilansir dari Pekalongankota.go.id, para pengunjung biasanya berebut untuk mendapatkan lopis tersebut guna memperoleh berkah. Jumlah pengunjung yang hadir dalam tradisi itu biasanya mencapai ribuan orang.
Pesta Rakyat
©Pekalongankota.go.id
Selain berebut Lopis Raksasa, masyarakat sekitar biasanya juga mengadakan kegiatan hiburan lain seperti pentas seni, lomba menghias kampung, dan berbagai kegiatan lainnya. Pada perayaan itu, langit Kota Pekalongan biasanya akan dipenuhi balon-balon berukuran besar yang di dalamnya telah diisi petasan.
Namun seiring waktu kegiatan penerbangan balon itu dilarang pemerintah karena bisa mengganggu dan membahayakan penerbangan pesawat serta bisa membakar bangunan apabila balon itu jatuh ke atap rumah dengan api yang masih menyala. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tradisi syawalan di Pulau Jawa telah berlangsung lintas generasi.
Baca SelengkapnyaTradisi ini menarik, karena karakter yang diarak merupakan hewan raksasa dan diiringi lampion serta obor bersama gema takbir
Baca SelengkapnyaSetiap wilayah di Indonesia punya caranya masing-masing dalam menyambut Hari Lebaran
Baca SelengkapnyaKupatan Jolosutro merupakan tradisi yang telah berlangsung lama di daerah Piyungan, Bantul..
Baca SelengkapnyaTradisi ini dilakukan turun-temurun karena dianggap membawa keberkahan
Baca SelengkapnyaRatusan warga setempat menggelar kenduri desa dengan menghadirkan 9 jenis tumpeng.
Baca SelengkapnyaTradisi ini juga dibarengi dengan sajian kuliner khas Palembang, seperti tekwan hingga aneka macam kue yang disajikan oleh tuan rumah.
Baca SelengkapnyaSebagai tanah penuh keajaiban, Kabupaten Kutai Timur tak hanya kaya akan Sumber Daya Alam.
Baca SelengkapnyaSebuah ritual pembersihan laut oleh masyarakat pesisir ini hampir serupa dengan yang ada di Pulau Jawa.
Baca SelengkapnyaTradisi Lebaran bukan cuma soal mudik dan makan ketupat. Di berbagai daerah banyak sekali tradisi dilakukan secara turun temurun dan hanya ada saat Lebaran.
Baca SelengkapnyaNyawalan jadi ajang silaturahmi sekaligus melestarikan tradisi nenek moyang di Ciamis.
Baca SelengkapnyaSuasana guyub rukun terasa saat masyarakat Bonokeling merayakan perlon besar.
Baca Selengkapnya