Prospek rujuknya Hamas dan Fatah
Merdeka.com - Hari Rabu lalu (23/4) di kota Gaza, Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) sepakat untuk mengakhiri perpecahan yang telah berlangsung selama tujuh tahun dan akan membentuk pemerintahan persatuan dalam waktu lima minggu yang akan mempersiapkan pemilu Palestina dalam waktu enam bulan kemudian.
Ini berita baik atau buruk? Bagi rakyat Palestina ini tentu saja berita baik. PM Ismael Haniyeh dari pihak Hamas mengungkapkannya dengan pernyataan bahwa ia bahagia untuk mengumumkan berakhirnya era perpecahan. Sedang Azzam al Ahmed dari pihak Fatah menyatakan bahwa kedua pihak menyepakati semua agenda pembicaraan sehingga sehingga keduanya sepakat untuk melupakan masa lalu. Kabar baik ini disambut gembira rakyat Palestina yang merayakannya di jalan-jalan di Kota Gaza.
Bagi Israel dan AS ini bukan kabar baik. Begitu mendengar kabar ini, Israel langsung mengumumkan tidak akan menghadiri perundingan damai yang sedianya akan dilangsungkan pada Rabu (23/4) malam. PM Israel, Benjamin Netanyahu memojokkan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas dengan menyatakan bahwa Abbas harus memilih antara perdamaian dengan Israel atau dengan Hamas, dan tidak bisa memilih keduanya.
-
Apa yang membuat Israel kalang kabut? Kekurangan amunisi yang dihadapi Israel semakin memburuk. Hal ini membuat Kementerian Pertahanan Israel kalang kabut dan khawatir, apalagi setelah beberapa negara Barat berhenti memasok senjata dan material mentah ke Israel.
-
Mengapa kemenangan Front Populer Baru bisa menjadi kabar buruk bagi Israel? Mengutip laman i24news, Kamis (11/7), kemenangan Front Populer Baru bisa jadi kabar buruk bagi Israel.
-
Kenapa Indonesia mengutuk Israel? 'Keputusan ini jelas-jelas melanggar dan bertentangan dengan Piagam PBB dan Konvensi 1946 tentang kekebalan lembaga PBB,' jelas Kementerian Luar Negeri RI dalam pernyataan resminya, Selasa (29/10).
-
Kenapa bisnis Israel runtuh? Sekitar 77 persen usaha yang telah tutup sejak awal perang, atau sekitar 35.000 usaha, merupakan usaha kecil dengan lima karyawan, dan yang paling rentan dalam perekonomian,' jelas CEO firma layanan informasi dan manajemen risiko kredit Israel CofaceBdi, Yoel Amir, kepada Maariv.
-
Siapa yang mengutuk keputusan Israel? Pemerintah Indonesia mengutuk keputusan Parlemen Israel (Knesset) yang melarang operasi UNRWA di wilayah Israel.
-
Kenapa Israel melakukan propaganda di Amerika Serikat? Israel secara diam-diam mendanai kampanye propaganda besar-besaran untuk menargetkan masyarakat Amerika Serikat terkait agresi brutal mereka di Jalur Gaza, Palestina.
Demikian juga dengan AS. Juru bicara Kemlu AS, Jen Psaki menyatakan bahwa pihaknya sangat kecewa dengan perkembangan itu dan bahwa pembentukan pemerintahan persatuan yang berarti pembubaran Pemerintahan Otoritas Palestina (PA) akan berdampak luas yang merugikan Palestina serta akan mempengaruhi hubungan dengan AS termasuk terhadap bantuan kepada Palestina.
Atas ancaman tersebut, Presiden Abbas menanggapi bahwa rekonsiliasi itu adalah urusan internal dan bersatunya Palestina akan memperkuat upaya perdamaian serta tidak ada ketidaksesuaian antara rekonsiliasi dengan perundingan damai.
Mengapa perjanjian rekonsiliasi ini bisa terjadi ? Kalangan yang skeptis menyatakan bahwa kedua pihak akhirnya mau rujuk karena kuatnya tekanan yang dihadapi. Gaza di bawah Hamas makin kacau dengan dirusaknya terowongan "penyelundupan" oleh Mesir. Sedangkan Abbas karena ditekan dan dikecam oleh warga Tepi Barat karena perundingannya dengan Israel dan makin hilangnya legitimasi karena dia terus menunda pemilu.
Bagaimana prospek rekonsiliasi ini? Kita tahu rujuknya kedua kelompok telah sering diupayakan sejak pecah konflik di antara keduanya tahun 2007. Fatah secara historis adalah faksi dominan dalam gerakan nasionalis Palestina, namun Hamas memenangkan pemilu legislatif di bulan Januari 2006. Konflik meruncing kala Fatah di awal 2007 dituduh ingin menyingkirkan Hamas dengan kekerasan dan dibalas dengan pengambilalihan Gaza oleh Hamas.
Sejak itu upaya rujuk beberapa kali dilakukan. Negara-negara Arab di kawasan pun ikut cawe-cawe. Kita ingat pernah ada perjanjian rekonsiliasi yang didorong oleh Mesir dan Qatar di tahun 2011 dan 2012 namun kedua perjanjian itu belum terwujud sampai perundingan di antara mereka sendiri di Gaza.
Beberapa isu masih harus diselesaikan kedua pihak guna menjaga kerukunan ini awet. Misalnya soal masa depan pasukan keamanan Hamas yang dibentuk setelah merebut Gaza di tahun 2007. Sampai saat ini belum jelas apakah Hamas akan setuju untuk melucuti diri dan mau tunduk di bawah supervisi dan komando pasukan keamanan Otoritas Palestina.
Selain itu, Hamas dan Fatah juga harus bisa mengurangi atau bahkan menutup kesenjangan ideologi, politik dan budaya yang selama ini dikhawatirkan akan merapuhkan upaya persatuan.
Harus diakui kesepakatan rujuk terbaru ini merupakan prestasi bangsa Palestina mengingat luka-luka ketidakpercayaan dan dendam yang ada. Oleh karenanya rekonsiliasi itu harus dapat mengalihkan fokus semua pihak dari permusuhan ke perjuangan mengakhiri pendudukan.
Rekonsiliasi itu juga harus dapat memperbesar kemungkinan terselenggaranya pemilu secara demokratis untuk membentuk pemerintahan yang representatif dan memperkuat posisi Palestina dalam perundingan dengan Israel di masa-masa selanjutnya.
Tanpa rekonsiliasi Presiden Abbas dan PM Haniyeh tak akan bisa bicara secara berwibawa tentang berbagai isu menghadapi Israel. Kerukunan itu juga akan menjadi penguat harapan akan perdamaian dan memperkuat posisi tawar Palestina serta memperkokoh kredibilitas politik Palestina baik secara regional maupun internasional.
(mdk/tts)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berikut reaksi Israel saat tahu Hamas-Fatah berdamai demi Palestina bersatu.
Baca SelengkapnyaSebanyak 13 anggota Dewan Keamanan memberikan suara mendukung rancangan resolusi singkat tersebut, yang diajukan oleh Uni Emirat Arab pada hari Jumat.
Baca SelengkapnyaAS dan Negara Arab Punya Kejutan Soal Konflik Palestina-Israel, Diumumkan Sebelum Ramadan
Baca SelengkapnyaHamas dan Fatah Akhirnya Rekonsiliasi di Beijing, Sepakat Akan Bentuk Pemerintahan di Gaza Usai Perang
Baca SelengkapnyaHamas dan Jihad Islam Tolak Usulan Mesir Soal Gaza Demi Imbalan Gencatan Senjata Permanen
Baca SelengkapnyaIsrael mengajukan dua opsi terkait, namun Mesir juga mengajukan syarat jika Israel mau menguasai sepanjang perbatasan Mesir-Gaza.
Baca SelengkapnyaAS merupakan pendukung utama Israel dalam perang genosidanya di Jalur Gaza.
Baca SelengkapnyaArab Saudi Masih Tetap Ingin Normalisasi dengan Israel Setelah Perang di Gaza Usai
Baca SelengkapnyaHamas dan kelompok perlawanan Palestina lainnya ingin Israel menarik diri sepenuhnya dari Gaza dan menghentikan pengepungan.
Baca SelengkapnyaRekonstruksi Gaza setelah perang diperkirakan membutuhkan biaya sekitar Rp3.000 triliun.
Baca SelengkapnyaAS Tawarkan Israel Informasi Lokasi Pemimpin Hamas dengan Imbalan Operasi Terbatas di Rafah
Baca SelengkapnyaRusia Undang Hamas dan Kelompok Palestina ke Moskow, Ini yang Bakal Dibahas
Baca Selengkapnya