Anwar Hafid Dinilai Pemimpin Berdedikasi Tinggi pada Rakyat
Khairil menyoroti pentingnya integritas dan konsistensi antara yang disampaikan oleh seorang pemimpin dengan tindakannya.
Pengamat politik dari Universitas Tadulako, Muhammad Khairil memberikan pandangannya terkait sosok calon Gubernur Sulawesi Tengah, Anwar Hafid. Khairil menyoroti pentingnya integritas dan konsistensi antara yang disampaikan oleh seorang pemimpin dengan tindakannya.
Menurut Khairil, Anwar Hafid adalah contoh nyata dari pemimpin yang mampu mengomunikasikan pesan-pesannya dengan bukti konkret berdasarkan rekam jejaknya. Bukan hanya soal mengumbar janji kosong, tapi Anwar Hafid memaparkannya dengan data dan fakta.
“Dalam konteks komunikasi, orang yang mudah menyampaikan pesan dengan bukti dan fakta yang mereka tunjukan dari rekam jejaknya, inilah perilaku pemimpin yang seiring kata dan perbuatannya,” kata Khairil, Senin (16/9).
Khairil melihat sendiri bagaimana Anwar Hafid memaparkan program-programnya. Melalui hal ini, nampak jelas Anwar Hafid memiliki pemahaman mendalam tentang apa yang akan ia lakukan untuk Sulteng, karena semuanya pernah ia lakukan sebelumnya.
Lebih jauh Khairil menegaskan, semua paparan Anwar Hafid sejalan dengan data. Hal ini, menurutnya, menunjukkan integritas dan komitmen Anwar Hafid dalam memimpin.
“Semua yang Pak Anwar paparkan sejalan dengan bukti dan rekam jejaknya. inilah penilaian real dan objektif saya tentang beliau,” tegas Khairil.
Sebagaimana diketahui, sebelum bertransformasi menjadi Berani Cerdas, Anwar Hafid telah melakukan program serupa ketika menjabat sebagai Bupati Morowali. Hasilnya, jumlah sarjana di Morowali melonjak dari 700 menjadi 4.200 orang.
Tidak cuma itu, program kesehatan gratis yang kini dikenal dengan nama Berani Sehat juga pernah dilaksanakannya. Hasilnya, beragam indeks strategis melonjak drastis, membuat Morowali menjadi daerah paling sejahtera di Sulawesi Tengah.
Badan Pusat Statistik (BPS) Sulteng mencatat, indeks pembangunan manusia (IPM) Morowali meningkat dari 69,33 persen pada 2007, menjadi 71,14 persen pada 2018. Selanjutnya, angka harapan hidup di Morowali, sebagaimana dihimpun oleh BPS Sulteng, juga meningkat dari 65,22 tahun di 2007, menjadi 68,22 pada 2018.
Selain itu, data Pemkab Morowali mencatat, pada tahun 2008, angka kemiskinan sebesar 28,27 persen turun menjadi 14,47 persen di tahun 2014 atau turun sekitar 13,47%. Data Pemkab Morowali juga membuktikan, daya beli masyarakat Morowali mencapai puncak tertinggi pada tahun 2015 sebesar Rp10.245.000.