Disuruh pulang istri, Mahfud dikeroyok hingga jarinya putus
Merdeka.com - Seorang warga Dusun Sudikampir, Desa Danupayan, Kabupaten Temanggung, bernama Mahfud (27), harus dirawat di Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo Parakan karena menderita luka-luka akibat pengeroyokan oleh sekelompok orang di rumahnya pada Minggu (21/9) malam.
Berdasarkan pantauan di RSK Ngesti Waluyo di Temanggung, Senin, akibat pengeroyokan tersebut, ruas jari manis tangan kanan korban putus dan luka terbuka pada tangan sehingga harus mendapat jahitan dari tim medis.
Mahfud mengaku tidak tahu-menahu penyebab kejadian yang menimpa dirinya tersebut, bahkan sama sekali tidak mengenal para pelaku pengeroyokan dengan membawa senjata tajam itu. Pihaknya menduga kejadian ini akibat dari salah paham semata.
-
Apa yang dilakukan pelaku terhadap korban? Pelaku mengancam akan memviralkan video-video asusila tersebut, jika korban tidak mau diajak berhubungan badan.
-
Apa yang dilakukan pelaku kepada korban? Mereka melakukan tindakan kekerasan fisik kepada korban.
-
Siapa yang menjadi korban pengeroyokan? 'Sampai saat ini kami masih belum menerima informasi mediasi antara pihak ya,' kata Kasat Reskrim Polresta Barelang Kompol R Moch Dwi Ramadhanto saat dikonfirmasi, Sabtu (6/1). Oleh sebab itu, Ramadhanto menyampaikan pihaknya sampai saat ini masih melakukan proses penyidikan terhadap Satria dan ketiga tersangka AD, RSP, dan DJ akibat memukul RA secara bersama-sama.
-
Mengapa perampok mengincar rumah korban? RS yang kesehariannya bekerja sebagai karyawan koperasi simpan pinjam di Kecamatan Kalipare ditengarai sering menyimpan uang tunai dalam jumlah besar di rumahnya.
-
Bagaimana pelaku merampok korban? Ngajib mengaku saat mengambil tas korban, pelaku mengancam dengan menggunakan senjata tajam.
-
Apa yang dilakukan pelaku pada korban? 'Korban meninggal akibat kekerasan. Ini peristiwa pembunuhan dengan tindak kekerasan, ditali, dicekik. Kami penyidik melakukan penyidikan pembunuhan, tidak soal lain,' kata Endriadi.
"Saat itu saya sedang memancing. Tiba-tiba istri saya SMS bahwa di rumah telah terjadi keributan. Saya pun panik, namun sesampainya di rumah tidak ada apa-apa. Tidak berselang lama ada suara orang mengetuk pintu, dan akhirnya peristiwa pembacokan ini terjadi," ujar Mahfud seperti dikutip dari Antara, Senin (22/9).
Ia kaget bercampur takut tatkala beberapa orang yang tidak dikenal tiba-tiba membabi buta menyabetkan senjata tajam pada dirinya.
Para pelaku yang diperkirakan berjumlah delapan orang itu diduga tengah dalam kondisi terpengaruh minuman beralkohol, mereka juga menendang korban hingga dirinya tercebur ke dalam sumur rumahnya.
"Mereka mabuk, terlihat dari wajah dan bau mulutnya. Sekitar 30 menit saya berada di dalam sumur. Baru setelah saya merasa ada bantuan dan aparat kepolisian datang, saya berani minta tolong ke teman-teman yang lain," ujarnya.
Dia mengatakan mengenal dua orang di antara kelompok tersebut, tetapi pelaku yang menebas tangan tidak dikenalinya karena situasi gelap. Kakak korban, Nur Hadi (33), mengatakan, adiknya merupakan korban salah sasaran.
Ia menuturkan, awal mula kejadian pada Minggu sekitar pukul 16.00 WIB dia menegur saat melihat perkelahian di depan bengkel miliknya. Merasa tidak terima ditegur, pelaku lantas mengejar Nur Hadi dengan membawa senjata tajam disertai ancaman penusukan.
"Saya pun kaget dan langsung melarikan diri mencari keamanan saat tahu dia membawa senjata tajam," katanya.
Dia tidak menyangka, meskipun permasalahan telah dianggap selesai, pelaku beserta rombongannya datang kembali, sekitar pukul 20.00 WIB. Kali ini tanpa basa-basi, siapapun yang ada dalam rumah tersebut mereka serang dan saat itu hanya Mahfud yang ada.
"Jadilah dia korban karena posisi rumah tengah sepi. Padahal dia tidak tahu sama sekali permasalahan yang tengah dihadapi. Ini salah sasaran," katanya.
Guna mencegah kemungkinan aksi-aksi susulan, puluhan anggota kepolisian dari Polres Temanggung disiagakan. Kasat Reskrim Polres Temanggung, Iptu Hermanto, menjelaskan bahwa tiga orang pelaku telah diamankan oleh aparat kepolisian untuk pemeriksaan lebih lanjut.
"Ada tiga orang yang telah kami amankan. Kini mereka dalam proses pemeriksaan oleh petugas," katanya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang perempuan ribut dengan suaminya di perjalanan pulang dengan mobil. Suaminya kemudian mendorongnya sampai jatuh ke jurang.
Baca SelengkapnyaKeluarga besar Asep Saepudin (43) tak menyangka istri, anaknya dan pacar putrinya bersekongkol menghabisi nyawa korban.
Baca SelengkapnyaJasad korban ditemukan tanpa kepala di kolam proyek, Pelabuhan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara.
Baca SelengkapnyaNyawanya tak tertolong karena kehabisan banyak darah akibat tusukan pisau yang dilayangkan mertuanya.
Baca SelengkapnyaTak hanya istri, pelaku juga membakar rumahnya di Musi Rawas
Baca SelengkapnyaTerkejut, tetangga melihat pelaku memegang pisau berlumur darah.
Baca SelengkapnyaKecurigaan bahwa kematian Asep tidak wajar semakin kuat setelah adanya tagihan pinjaman online atas nama korban yang diajukan di hari dia meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaKeponakan korban yang menyerahkan diri memohon jadi justice collaborator.
Baca SelengkapnyaPadahal korban hanya coba mengingatkan Rudi untuk tak pukuli istrinya
Baca SelengkapnyaKorban SH tidak hanya dibunuh, jasadnya juga dimutilasi dan dibuang di dua lokasi berbeda.
Baca SelengkapnyaUsai kejadian, pelaku kabur menemui keluarganya di Muara Enim.
Baca SelengkapnyaAdapun eksekusi rumah milik Rasich Hanif diputuskan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
Baca Selengkapnya