Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Koran Medan terang-terangan gagas kemerdekaan pada 1916

Koran Medan terang-terangan gagas kemerdekaan pada 1916 Koran di Medan gagas kemerdekaan pada 1916. ©2016 merdeka.com/yan muhardiansyah

Merdeka.com - Sejarah persuratkabaran di Sumatera Timur dan Tapanuli dipamerkan untuk memperingati Hari Pers Nasional di Digital Library Universitas Negeri Medan (Unimed), Selasa (9/2). Terpapar fakta sejarah keberanian media di Medan sudah terang-terangan menyuarakan kemerdekaan bahkan jauh hari sebelum Kongres Pemuda.

Tak tanggung-tanggung koran itu mempunyai nama yang 'subversif' ketika itu, yaitu 'Benih Merdeka'. Taglinenya 'Orgaan oentoek menoentoet keadilan dan kemerdekaan' juga tak kalah provokatif.

"Ini merupakan satu-satunya surat kabar pada masa Hindia Belanda yang terang-terangan menanamkan benih kemerdekaan, bahkan 12 tahun sebelum Kongres Pemuda yang hasilnya juga menurut saya masih abu-abu dan tidak menuntut kemerdekaan itu. Sejarah ini yang mesti ditulis ulang bahwa koran di Medan sudah berani menyuarakan kemerdekaan," ujar Ichwan Azhari, sejarawan Unimed yang menggagas 'Pameran 130 Tahun Surat Kabar yang terbit di Sumatera Utara (1886-2016)'.

Benih Merdeka diterbitkan Tengku Radja Sabaruddin pada 17 Januari 1916 dan dicetak di percetakannya sendiri. Pemimpin redaksinya ketika itu Muhammad Yunus dan OK Azir. Setelah 1920, kata 'Benih' dibuang, surat kabar itu menjadi 'Merdeka'. "Kita berani mengklaim inilah (Benih Merdeka) sebagai koran pertama yang menyuarakan kemerdekaan."

Keberadaan tokoh Melayu yang menjadi pendiri dan pemimpin surat kabar Benih Merdeka menunjukkan adanya kebebasan dan keberanian berpendapat di Medan ketika itu. Meskipun Kesultanan Melayu Deli bekerja sama dengan Belanda, namun putra-putra Melayu punya pandangan lain dan berani menyuarakannya.

"Jadi ketika itu, kalaupun pemimpin ditangkap, tapi korannya tetap boleh terbit tidak dibredel," jelas Ichwan.

Foto copy dari surat kabar 'Benih Merdeka' merupakan salah satu dari beberapa surat kabar lama yang dipamerkan. "Pameran ini digelar dalam Pusat Studi Sejarah dan Ilmu-ilmu Sosial (PUSSIS) Unimed bertepatan dengan Hari Pers Nasional hari ini. Saya merasa peduli karena saya juga pernah bekerja di koran," sebut Ichwan yang juga Ketua PUSSIS Unimed.

Selain itu ditampilkan pula beberapa surat kabar lain yang berhasil dikumpulkan Ichwan Azhari. Aneka surat kabar yang menjadi sejarah itu menjadi koleksi Medan Pers Museum yang digagasnya.

(mdk/did)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sejarah Koran Benih Merdeka, Surat Kabar Penggagas Kemerdekaan di Bumi Sumatra
Sejarah Koran Benih Merdeka, Surat Kabar Penggagas Kemerdekaan di Bumi Sumatra

Surat kabar Benih Merdeka merupakan media yang ada di Bumi Sumatra yang secara terang-terangan menanamkan cita-cira kemerdekaan Indonesia

Baca Selengkapnya
Jadi Bagian dari Pendukung Kemerdekaan RI, Ini Kisah Surat Kabar yang Terbit Pertama Kali di Tanah Deli
Jadi Bagian dari Pendukung Kemerdekaan RI, Ini Kisah Surat Kabar yang Terbit Pertama Kali di Tanah Deli

Artikel dan tulisan yang dimuat di harian Waspada menjadi senjata utama untuk melawan Belanda.

Baca Selengkapnya
Sejarah Indonesische Persbureau, Kantor Berita Indonesia Pertama yang Didirikan Bumiputera
Sejarah Indonesische Persbureau, Kantor Berita Indonesia Pertama yang Didirikan Bumiputera

Selain penyalur informasi terkini, kantor ini juga menjadi sarana penghubung antara pers Belanda dan pers yang ada di Hindia Belanda.

Baca Selengkapnya
Oetoesan Melajoe, Surat Kabar yang Menyuarakan Pembelaan Tradisi Orang Minangkabau
Oetoesan Melajoe, Surat Kabar yang Menyuarakan Pembelaan Tradisi Orang Minangkabau

Surat kabar harian di Padang yang diklaim sebagai surat kabar pertama yang dicetak oleh orang Pribumi.

Baca Selengkapnya
Soenting Melajoe, Surat Kabar Perempuan Pertama Zaman Hindia Belanda yang Terbit di Padang
Soenting Melajoe, Surat Kabar Perempuan Pertama Zaman Hindia Belanda yang Terbit di Padang

Lahirnya surat kabar ini tak lepas dari pendidikan perempuan di Hindia Belanda yang saat itu masih dibatasi.

Baca Selengkapnya
Bataviasche Nouvelles, Surat Kabar Pertama di Hindia Belanda yang Dicetak oleh VOC
Bataviasche Nouvelles, Surat Kabar Pertama di Hindia Belanda yang Dicetak oleh VOC

Surat kabar pertama di Hindia Belanda itu berisikan iklan yang terbit seminggu sekali sebanyak 4 halaman yang seluruhnya ditulis tangan.

Baca Selengkapnya
Potret Lawas Dua Surat Kabar yang Pertama Terbit di Jogja, Sama-Sama Gunakan Nama
Potret Lawas Dua Surat Kabar yang Pertama Terbit di Jogja, Sama-Sama Gunakan Nama "Mataram"

Tradisi surat kabar masuk ke Yogyakarta bersamaan dengan mulai stabilnya kondisi perpolitikan saat itu.

Baca Selengkapnya
Menilik Sejarah De Express, Surat Kabar Perjuangan Politik Tiga Serangkai di Hindia Belanda
Menilik Sejarah De Express, Surat Kabar Perjuangan Politik Tiga Serangkai di Hindia Belanda

Surat Kabar yang berdiri pada tahun 1912 ini media perjuangan yang menyuarakan pemikiran politik yang dirancang oleh tokoh Tiga Serangkai.

Baca Selengkapnya
Profil M.H. Manullang, Sosok Pejuang Melawan Kolonial di Tanah Batak yang Terlupakan
Profil M.H. Manullang, Sosok Pejuang Melawan Kolonial di Tanah Batak yang Terlupakan

Sosok pahlawan dari Tanah Batak yang begitu berjasa melawan kolonialisme Belanda yang sudah mulai dilupakan.

Baca Selengkapnya
Mengenal Parada Harahap, Jurnalis Asal Tapanuli yang Dijuluki
Mengenal Parada Harahap, Jurnalis Asal Tapanuli yang Dijuluki "King of The Java Pers"

Putra Sumatera Utara ini dulunya sempat berkarier di dunia jurnalistik serta memimpin beberapa media pers semenjak masa kolonial hingga kemerdekaan RI.

Baca Selengkapnya
Kisah B.M. Diah, Tokoh Pers yang Menyelamatkan Naskah Teks Proklamasi dari Tempat Sampah
Kisah B.M. Diah, Tokoh Pers yang Menyelamatkan Naskah Teks Proklamasi dari Tempat Sampah

Dengan insting jurnalistiknya, B.M. Diah memutuskan untuk memungut kembali naskah teks proklamasi yang asli dari tempat sampah.

Baca Selengkapnya