Koran Medan terang-terangan gagas kemerdekaan pada 1916
Merdeka.com - Sejarah persuratkabaran di Sumatera Timur dan Tapanuli dipamerkan untuk memperingati Hari Pers Nasional di Digital Library Universitas Negeri Medan (Unimed), Selasa (9/2). Terpapar fakta sejarah keberanian media di Medan sudah terang-terangan menyuarakan kemerdekaan bahkan jauh hari sebelum Kongres Pemuda.
Tak tanggung-tanggung koran itu mempunyai nama yang 'subversif' ketika itu, yaitu 'Benih Merdeka'. Taglinenya 'Orgaan oentoek menoentoet keadilan dan kemerdekaan' juga tak kalah provokatif.
"Ini merupakan satu-satunya surat kabar pada masa Hindia Belanda yang terang-terangan menanamkan benih kemerdekaan, bahkan 12 tahun sebelum Kongres Pemuda yang hasilnya juga menurut saya masih abu-abu dan tidak menuntut kemerdekaan itu. Sejarah ini yang mesti ditulis ulang bahwa koran di Medan sudah berani menyuarakan kemerdekaan," ujar Ichwan Azhari, sejarawan Unimed yang menggagas 'Pameran 130 Tahun Surat Kabar yang terbit di Sumatera Utara (1886-2016)'.
-
Siapa pendiri Kantor Berita di Hindia Belanda? D.W. Berretty dikenal sebagai seorang reporter sekaligus pendiri kantor berita di Hindia Belanda.
-
Apa nama surat kabar pertama di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama 'Mataram Courant' dan satunya lagi bernama 'Bintang Mataram'.
-
Siapa pelopor pers nasional? Ya, jawabannya adalah Tirto Adhi Soerjo.
-
Bagaimana berita kemerdekaan Indonesia sampai ke Medan? Mengutip dari skripsi karya AT Yani tahun 2014, rakyat Medan ternyata belum mengetahui berita mengenai kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Hal ini karena minimnya alat komunikasi dan adanya pengaruh tentara Jepang. Berita kemerdekaan baru terdengar di Medan pada tanggal 27 Agustus 1945 berkat Mr. Teuku Mohammad Hasan yang menjabat sebagai Gubernur Sumatra.
-
Siapa yang memproklamasikan kemerdekaan Indonesia? Pada tanggal 17 Agustus 1945, Hatta bersama Soekarno resmi memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jalan Pegangsaan Timur, Jakarta.
-
Apa saja surat kabar yang pernah beredar di Bandung? Berbagai koran terbit di Kota Kembang, seperti AID de Preanger Bode yang jadi salah satu koran tertua, ada juga Harian Banten, Harian Karja, Indonesia Express, hingga Pikiran Rakjat yang melegenda.
Benih Merdeka diterbitkan Tengku Radja Sabaruddin pada 17 Januari 1916 dan dicetak di percetakannya sendiri. Pemimpin redaksinya ketika itu Muhammad Yunus dan OK Azir. Setelah 1920, kata 'Benih' dibuang, surat kabar itu menjadi 'Merdeka'. "Kita berani mengklaim inilah (Benih Merdeka) sebagai koran pertama yang menyuarakan kemerdekaan."
Keberadaan tokoh Melayu yang menjadi pendiri dan pemimpin surat kabar Benih Merdeka menunjukkan adanya kebebasan dan keberanian berpendapat di Medan ketika itu. Meskipun Kesultanan Melayu Deli bekerja sama dengan Belanda, namun putra-putra Melayu punya pandangan lain dan berani menyuarakannya.
"Jadi ketika itu, kalaupun pemimpin ditangkap, tapi korannya tetap boleh terbit tidak dibredel," jelas Ichwan.
Foto copy dari surat kabar 'Benih Merdeka' merupakan salah satu dari beberapa surat kabar lama yang dipamerkan. "Pameran ini digelar dalam Pusat Studi Sejarah dan Ilmu-ilmu Sosial (PUSSIS) Unimed bertepatan dengan Hari Pers Nasional hari ini. Saya merasa peduli karena saya juga pernah bekerja di koran," sebut Ichwan yang juga Ketua PUSSIS Unimed.
Selain itu ditampilkan pula beberapa surat kabar lain yang berhasil dikumpulkan Ichwan Azhari. Aneka surat kabar yang menjadi sejarah itu menjadi koleksi Medan Pers Museum yang digagasnya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Surat kabar Benih Merdeka merupakan media yang ada di Bumi Sumatra yang secara terang-terangan menanamkan cita-cira kemerdekaan Indonesia
Baca SelengkapnyaArtikel dan tulisan yang dimuat di harian Waspada menjadi senjata utama untuk melawan Belanda.
Baca SelengkapnyaSelain penyalur informasi terkini, kantor ini juga menjadi sarana penghubung antara pers Belanda dan pers yang ada di Hindia Belanda.
Baca SelengkapnyaSurat kabar harian di Padang yang diklaim sebagai surat kabar pertama yang dicetak oleh orang Pribumi.
Baca SelengkapnyaLahirnya surat kabar ini tak lepas dari pendidikan perempuan di Hindia Belanda yang saat itu masih dibatasi.
Baca SelengkapnyaSurat kabar pertama di Hindia Belanda itu berisikan iklan yang terbit seminggu sekali sebanyak 4 halaman yang seluruhnya ditulis tangan.
Baca SelengkapnyaTradisi surat kabar masuk ke Yogyakarta bersamaan dengan mulai stabilnya kondisi perpolitikan saat itu.
Baca SelengkapnyaSurat Kabar yang berdiri pada tahun 1912 ini media perjuangan yang menyuarakan pemikiran politik yang dirancang oleh tokoh Tiga Serangkai.
Baca SelengkapnyaSosok pahlawan dari Tanah Batak yang begitu berjasa melawan kolonialisme Belanda yang sudah mulai dilupakan.
Baca SelengkapnyaPutra Sumatera Utara ini dulunya sempat berkarier di dunia jurnalistik serta memimpin beberapa media pers semenjak masa kolonial hingga kemerdekaan RI.
Baca SelengkapnyaDengan insting jurnalistiknya, B.M. Diah memutuskan untuk memungut kembali naskah teks proklamasi yang asli dari tempat sampah.
Baca Selengkapnya