Situs Setono Gedong makam penyiar Islam di Kediri
Merdeka.com - Berdasarkan penelitian Prof Dr Habib Mustopo, guru besar Universitas Negeri Malang, makam Syaikh Syamsuddin al-Wasil berada di Situs Setono Gedong. Situs Setono pun termasuk tempat bersejarah dan merupakan cagar budaya.
Menurutnya, Syaikh Syamsudin al-Wasil berasal dari negeri Ngerum /Rum (Persia) yang datang ke Kediri untuk berdakwah dan atas permintaan Raja Kediri Sri Maharaja Mapanji Jayabhaya untuk membahas kitab Musyasar yang berisi ilmu pengetahuan khusus seperti perbintangan (ilmu falak) dan nujum (ramal-meramal).
Menurut Habib Mustopo, Syaikh Syamsuddin inilah yang telah menyebarkan dan mengembangkan agama Islam di daerah Kediri pada abad 12. Syaikh Syamsuddin sangat dihormati masyarakat Islam di pedalaman.
-
Siapa yang menyebarkan Islam di Bengkulu? Melansir dari situs indonesia.go.id, Festival Tabot pertama kali dipentaskan oleh Syeh Burhanuddin atau dikenal dengan Imam Senggolo pada tahun 1685. Ia merupakan tokoh penyebar agama Islam pertama di tanah Bengkulu.
-
Siapa yang terlibat dalam penyebaran Islam? Salah satu tokoh terkenal dari Kesultanan Demak adalah Sunan Kalijaga.
-
Bagaimana Hasanuddin menyebarkan Islam di Banten? Para ahli menyimpulkan bahwa selama itu pula proses konversi Islam terjadi di Banten.
-
Bagaimana Islam menyebar di Indonesia? Penyebaran Islam di Indonesia pun cukup luas mulai dari Jawa hingga Sumatera, Sulawesi hingga Papua, dan dari pulau-pulau kecil di timur hingga pulau-pulau besar di barat, Islam telah meresap dalam kehidupan dan kebudayaan masyarakat Indonesia dengan cara yang berbeda-beda.
-
Siapa yang menyebarkan agama Islam di wilayah Ciamis? Penamaan Kondangjajar dipercaya diambil dari seorang tokoh bernama Sembah Bojongkondang yang dulu merupakan seorang penyebar agama Islam di wilayah Ciamis, Jawa Barat.
-
Dimana Islam menyebar? Penyebaran Islam di Indonesia pun cukup luas mulai dari Jawa hingga Sumatera, Sulawesi hingga Papua, dan dari pulau-pulau kecil di timur hingga pulau-pulau besar di barat, Islam telah meresap dalam kehidupan dan kebudayaan masyarakat Indonesia dengan cara yang berbeda-beda.
Menurut cerita tutur yang berkembang di masyarakat, makam Syaikh Syamsuddin semula di tempat terbuka. Untuk menghormati jasa-jasanya dibangunlah makamnya oleh seorang Bupati Kediri bernama Suryo Adilogo yang beragama Islam.
Oleh karena Bupati Suryo Adilogo, menurut sumber historiografi adalah mertua Sunan Drajad putra Sunan Ampel hidup di abad ke-16, maka masuk akal jika makam Syaikh Syamsuddin secara arkeologis berasal dari abad ke-16, meski makam itu sendiri sudah ada di kompleks pekuburan Setono Gedong sejak abad ke-12 Masehi. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Makam para ulama ini terletak di pemakaman umum desa.
Baca SelengkapnyaSosoknya cukup berpengaruh dalam perkembangan Agama Islam di Cirebon
Baca SelengkapnyaUlama ini datang ke Tuban jauh sebelum era Wali Songo
Baca SelengkapnyaSosoknya sudah menyebarkan ajaran Islam di Kediri jauh sebelum era Wali Songo.
Baca SelengkapnyaCara Syekh Jumadil Kubro menyebarkan Islam dengan berdagang dan dilakukan secara sembunyi-sembunyi.
Baca SelengkapnyaSaat ini adalah lebih dari 1.000 masjid dan lebih dari 4.000 musala berdiri di Sidoarjo
Baca SelengkapnyaRaja Champa meminta prajuritnya membunuh Syekh Ibrahim Asmoroqondi karena tak suka dengan dakwah Islam yang dilakukannya.
Baca SelengkapnyaSelain dakwahnya secara langsung, ia juga membagi ilmunya dalam bentuk buku.
Baca SelengkapnyaTrah Kiai Ageng Muhammad Besari yang sudah menyebar ke berbagai daerah. Di antaranya Gontor, Gandu, Coper, Joresan, Lirboyo, Ploso, Jampes, Tremas.
Baca SelengkapnyaDesa ini dikenal sebagai pusat peradaban sejak zaman Hindu Buddha di Indonesia
Baca SelengkapnyaMasjid itu punya kemiripan dengan masjid agung Keraton Surakarta.
Baca SelengkapnyaSoekarno dan Hatta selalu meminta pertimbangan Habib Ali Kwitang terkait kapan waktu dan di mana lokasi yang tepat untuk menentukan proklamasi kemerdekaan.
Baca Selengkapnya