Faktor Gula Darah Tetap Naik Meski Sudah Jaga Makan? Temukan Alasannya di Sini
Gula darah tinggi bukan cuma dari makanan manis. Kurang tidur, stres, dan gaya hidup pasif juga berperan. Cari tahu cara mencegahnya!
Menjaga kadar gula darah dalam batas normal merupakan hal yang sangat penting untuk kesehatan, terutama bagi individu yang berisiko mengalami diabetes. Kadar gula darah yang dianggap normal untuk orang dewasa adalah kurang dari 100 mg/dL saat puasa dan di bawah 140 mg/dL setelah makan. Meskipun banyak orang berusaha mengurangi konsumsi makanan manis, mereka sering kali masih menghadapi tantangan dalam mempertahankan stabilitas gula darah. Menurut beberapa sumber yang dilansir pada Senin (25/11), tingginya kadar gula darah tidak hanya dipengaruhi oleh makanan manis, tetapi juga oleh berbagai kebiasaan sehari-hari yang sering diabaikan. Berbagai faktor seperti pola makan, tingkat aktivitas fisik, dan pengelolaan stres semuanya berkontribusi terhadap fluktuasi kadar gula darah.
Ahli gizi Lynn Grieger, RDN, CDCES, menekankan pentingnya menjaga kadar gula darah dalam rentang normal. Ia menyatakan bahwa hal ini tidak hanya membantu individu merasa lebih baik dalam keseharian, tetapi juga mencegah komplikasi serius di masa depan.
-
Apa gejala utama gula darah tinggi? Seseorang dikatakan memiliki gula darah tinggi apabila mengalami gejala berikut ini: 1. Mudah Lelah Apabila belakangan Anda merasa lebih mudah lelah setelah melakukan aktivitas rutin, itu bisa menjadi gejala gula darah tinggi.
-
Apa saja pemicu lonjakan gula darah? Berdasarkan penelitian yang dikumpulkan pada Rabu (26/6/2024), berikut tiga faktor tersembunyi yang bisa memicu kenaikan kadar gula darah yang sering terabaikan.
-
Apa tanda gula darah berlebihan? 'Gula darah lebih itu bisa pusing, kadang merasa kayak orang haus, sering buang air kecil. Itu tanda berlebihan gula darah, sebaliknya kalau terlalu rendah seperti debar-debar, keringat dingin, itu juga bisa muncul,' ucap Rudy.
-
Bagaimana cara mengontrol gula darah dengan makanan? Pilihlah resep yang mengandung lemak jenuh lebih sedikit. Misalnya, hindari saus krim dan pilihlah potongan daging yang lebih ramping, produk susu rendah lemak, serta sumber protein nabati seperti kacang-kacangan, lentil, atau kacang.
-
Apa saja kebiasaan pemicu gula darah naik? Beberapa kebiasaan yang dapat memicu gula darah naik antara lain: Kebiasaan Pemicu Gula Darah Naik 1. Pola makan buruk Sering mengonsumsi makanan tinggi gula atau karbohidrat dapat meningkatkan kadar glukosa dalam darah secara cepat. Hal ini dapat menyebabkan tubuh kekurangan insulin atau resisten terhadap insulin, sehingga glukosa tidak dapat dimanfaatkan oleh sel-sel tubuh dengan baik. Penyandang diabetes harus mencoba memprioritaskan konsumsi makanan dengan indeks glikemik rendah, yaitu makanan yang tidak menyebabkan lonjakan gula darah yang tinggi. 2. Dehidrasi Kekurangan cairan dalam tubuh dapat menyebabkan konsentrasi glukosa dalam darah menjadi lebih tinggi. Hal ini karena tubuh akan mengeluarkan lebih banyak air melalui urine untuk mengeluarkan kelebihan glukosa. Dehidrasi juga dapat mengganggu fungsi ginjal dan hati, yang berperan dalam mengatur kadar gula darah. Oleh karena itu, penting untuk minum air putih yang cukup setiap hari, terutama bagi penyandang diabetes. 3. Kurang tidur Orang yang sering begadang atau tidak mendapatkan waktu tidur yang cukup berisiko memiliki kadar gula darah yang tinggi. Pasalnya, kurang tidur bisa memicu pelepasan hormon stres, seperti kortisol, yang mendorong peningkatan gula darah. Kurang tidur juga meningkatkan nafsu makan dan mengurangi tingkat rasa kenyang, sehingga dapat menyebabkan kelebihan berat badan. Berat badan berlebih juga merupakan faktor risiko diabetes. 4. Stres Stres dapat meningkatkan kadar gula darah karena merangsang pelepasan hormon adrenalin dan kortisol, yang meningkatkan produksi glukosa oleh hati. Stres juga dapat memengaruhi pola makan, aktivitas fisik, dan penggunaan obat-obatan bagi penyandang diabetes. Oleh karena itu, penting untuk mengelola stres dengan cara yang sehat, seperti meditasi, yoga, atau hobi positif. 5. Mengonsumsi beberapa obat Beberapa obat resep atau obat yang dijual bebas untuk mengatasi masalah kesehatan lain selain diabetes dapat menyebabkan gula darah naik. Contohnya adalah steroid, obat tekanan darah tinggi, obat antidepresan, obat antipsikotik, dan obat kontrasepsi hormonal. Jika Anda memiliki diabetes dan harus mengonsumsi obat-obatan tersebut, konsultasikan dengan dokter tentang dosis dan efek sampingnya terhadap gula darah Anda.
"Dalam keseharian, seseorang akan merasa lebih baik ketika gula darahnya ada di rentang sehat," jelas Grieger. Dengan memahami dan mengelola faktor-faktor yang mempengaruhi gula darah, seseorang dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga kesehatannya secara keseluruhan.
Dampak Lemak Jenuh pada Gula Darah
Banyak orang beranggapan bahwa karbohidrat adalah penyebab utama tingginya kadar gula darah, namun lemak jenuh juga memiliki peran yang signifikan. Konsumsi lemak jenuh yang berlebihan, yang banyak ditemukan pada makanan seperti gorengan, keju, dan daging merah, dapat menyebabkan resistensi insulin. Hal ini membuat tubuh kesulitan dalam mengatur kadar gula darah.
Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa pola makan yang kaya akan lemak jenuh berkaitan dengan peningkatan lemak di area perut, yang berpengaruh negatif terhadap sensitivitas insulin. Meskipun demikian, bukan berarti kita harus sepenuhnya menjauhi lemak. Para ahli merekomendasikan untuk tetap mengonsumsi lemak sehat, seperti yang terdapat pada kacang-kacangan dan ikan, agar keseimbangan nutrisi tetap terjaga.
Melewatkan Sarapan Bisa Meningkatkan Gula Darah
Sarapan dikenal sebagai waktu makan yang paling penting dalam sehari, terutama bagi mereka yang mengidap diabetes. Berdasarkan penelitian, melewatkan sarapan dapat mengganggu fungsi sel beta pankreas yang bertugas memproduksi insulin, sehingga menyebabkan kadar gula darah meningkat sepanjang hari.
Untuk menjaga kestabilan kadar gula darah, disarankan untuk memilih menu sarapan yang sehat, yang rendah karbohidrat namun kaya akan protein dan serat. Contoh makanan yang dapat dikonsumsi adalah telur, oatmeal, atau yogurt rendah lemak. Mengkonsumsi sarapan secara teratur juga berperan penting dalam mengatur pola makan dan mencegah rasa lapar yang berlebihan di siang hari.
Kurang Aktivitas Fisik dan Risiko Gula Darah Tinggi
Melakukan olahraga secara teratur dapat meningkatkan sensitivitas insulin, sehingga sel-sel dalam tubuh lebih efisien dalam memanfaatkan glukosa yang terdapat dalam darah sebagai sumber energi. Penelitian menunjukkan bahwa "bahkan hanya tiga hari tanpa aktivitas fisik dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah pada individu yang sehat sekalipun."
Untuk mereka yang menderita diabetes, rutin berolahraga juga berperan dalam mengurangi ketergantungan terhadap obat-obatan. Anda dapat memulai dengan aktivitas ringan, seperti berjalan kaki selama 30 menit setiap hari, atau memilih jenis olahraga yang sesuai dengan kemampuan fisik Anda untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan.
Stres dan Pengaruhnya terhadap Gula Darah
Stres merupakan salah satu elemen yang sering kali diabaikan dalam pengelolaan kadar gula darah. Saat seseorang berada dalam keadaan stres, tubuh akan memproduksi hormon kortisol dalam jumlah yang lebih tinggi, yang dapat mengurangi sensitivitas terhadap insulin. Sebagai alternatif untuk mengatasi stres melalui makanan, sebaiknya coba terapkan teknik manajemen stres seperti meditasi, yoga, atau berolahraga secara ringan. Lynn Grieger menyarankan, "Jalan-jalan selama lima menit atau tarik napas dalam-dalam sebanyak 10 kali dapat membantu menenangkan pikiran dan tubuh."
Dengan menerapkan teknik-teknik tersebut, kita dapat mengurangi dampak negatif stres terhadap kesehatan. Mengelola stres dengan baik tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan mental, tetapi juga berkontribusi pada pengendalian kadar gula darah. Oleh karena itu, penting untuk mencari cara-cara yang efektif dalam mengatasi stres agar dapat menjaga keseimbangan tubuh. Dengan demikian, kita bisa lebih fokus pada kesehatan secara keseluruhan dan meningkatkan kualitas hidup sehari-hari.
Kurang Tidur dan Gula Darah Tak Terkontrol
Memiliki waktu tidur yang cukup sangat krusial untuk menjaga kesehatan tubuh, termasuk dalam pengaturan kadar gula darah. Berdasarkan penelitian, kurangnya tidur dapat menyebabkan peningkatan hormon kortisol dan penurunan hormon insulin, yang berpotensi memperburuk pengendalian gula darah.
Untuk mendapatkan kualitas tidur yang baik, orang dewasa sebaiknya tidur antara tujuh hingga sembilan jam setiap malam. Selain itu, menjaga rutinitas tidur yang teratur, seperti tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari, dapat berkontribusi pada peningkatan kualitas tidur serta kesehatan secara keseluruhan.
Apakah lemak jenuh memengaruhi gula darah?
Ya, konsumsi berlebihan lemak jenuh dapat menyebabkan resistensi insulin dan gula darah tinggi.
Bagaimana olahraga membantu menurunkan gula darah?
Olahraga meningkatkan sensitivitas insulin, sehingga glukosa lebih mudah digunakan sebagai energi.
Berapa jam tidur yang ideal untuk menjaga gula darah?
Tidur selama 7-9 jam per malam dianjurkan untuk menjaga kadar gula darah stabil.