Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

7 Peninggalan Kerajaan Tarumanegara Lengkap Beserta Lokasi dan Gambarnya

7 Peninggalan Kerajaan Tarumanegara Lengkap Beserta Lokasi dan Gambarnya Kerajaan Tarumanegara. ©Grid.id

Merdeka.com - Kerajaan Tarumanegara adalah kerajaan yang berdiri pada 450 Masehi terletak di sebuah daerah yang sekarang dikenal sebagai Kota Bogor, Jawa Barat. Sedangkan wilayah kekuasaannya meliputi Jakarta, Bogor, Bekasi, Karawang dan Banten. Kerjaan tersebut bisa dikatakan merupakan kerajaan Hindu pertama di Pulau Jawa.

Raja yang paling terkemuka dan banyak menorehkan jejak di Kerajaan Tarumanegara yakni Raja Purnawarman yang juga dianggap sebagai penjelmaan Dewa Wisnu. Pada masa pemerintahannya, ia berjaya di bidang pertanian, perikanan dan perdagangan yang membuat kehidupan rakyat sejahtera. Ia juga memprakarsai pembuatan saluran air untuk pertanian dan mencegah banjir.

Pada tahun 417 ia memerintahkan penggalian Sungai Gomati dan Candrabaga (Kali Bekasi) sepanjang 6112 tombak (sekitar 11 km). Selesai penggalian, sang prabu mengadakan selamatan dengan menyedekahkan 1.000 ekor sapi kepada kaum Brahmana. Berikut merdeka.com merangkum daftar peninggalan Kerajaan Tarumanegara sebagai bukti berdirinya dan keberadaan kerajaan tersebut:

1. Prasasti Ciaruteun

prasasti ciaruteun

©2021 Merdeka.com/ https://kecamatancibungbulang.bogorkab.go.id/

Prasasti Ciaruteun merupakan peninggalan Kerajaan Tarumanegara yang terletak di terletak di Kampung Muara, Desa Ciaruteun Hilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor.

Prasasti ini ditandai dengan bentuk tapak kaki Raja Purnawarman dan huruf Palawa berbahasa Sansekerta. Melansir dari laman resmi Kabupaten Bogor, tulisan dalam prasasti Ciaruteun berbentuk puisi India dengan irama anustubh yang terdiri dari 4 baris. Berdasarkan pembacaan oleh Poerbatjaraka, prasasti tersebut berbunyi : vikkranta syavani pateh srimatah purnnavarmmanah tarumanagarendrasya visnoriva padadvayam yang memiliki arti: "ini (bekas) dua kaki, yang seperti kaki dewa Wisnu, ialah kaki Yang Mulia Sang Purnavarman, raja di negeri Taruma, raja yang gagah berani di dunia"

2. Prasasti Pasir Koleangkak

prasasti pasir koleangkak

©2021 Merdeka.com/ http://www.disparbud.jabarprov.go.id/

Peninggalan Kerajaan Tarumanegara berikutnya yakni Prasasti Pasir Koleangkak. Prasasti ini terletak di Kampung Pasir Gintung RT 02/RW 04, Desa Parakanmuncang, Kecamatan Nanggung. 

Melansir dari laman resmi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, Prasasti Pasir Koleangkak pertama kali ditemukan dan dilaporkan oleh J. Rigg tahun 1854. Pada prasasti tersebut terdapat tulisan:

criman data krtajnyo narapatir asamo yah purl tarumayan

namma cri purnnavarmma pracuraripucarabedyavikhyata-

varmmo

tasyedam padavimbad'iyamarinagarotsadanenityadaksham

bhaktanam yandripanam bhavati sukhakaram calyabhutam

ripunam

Artinya :"Gagah, mengagumkan, dan jujur terhadap tugasnya adalah pemimpin manusia yang tiada taranya, yang termashur Sri Purnawarman, yang sekali waktu (memerintah) di Taruma dan baju zirahnya yang terkenal (warman). Tidak dapat ditembus senjata musuh. Ini adalah sepasang tapak kakinya yang senantiasa berhasil menggempur kota-kota musuh, hormat kepada pangeran, tetapi merupakan duri dalam daging bagi musuh-musuhnya."

3. Prasasti Kebon Kopi

prasasti kebon kopi

©2021 Merdeka.com/ https://kecamatancibungbulang.bogorkab.go.id/

Selanjutnya, peninggalan Kerajaan Tarumanegara yaitu Prasasti Kebon Kopi. Tahun 1863, tuan tanah kebon kopi yang bernama Jonathan Rig menemukannya di dekat daerah Buitenzorg, yang kini disebut dengan Bogor melansir dari laman resmi Kecamatan Cibungbulang.

Kala itu dilakukan penebangan hutan untuk lahan perkebunan kopi, dari sanalah nama prasati ini bermula. Selain itu, Prasasti Kebon Kopi juga disebut dengan Prasasti Tapak Gajah sebab seperti ada jejak sebesar tapak gajah di permukaannya.

Prasasti Kebon Kopi ini terletak di Kampung Muara, termasuk wilayah Desa Ciaruteun Ilir, Cibungbulang, Bogor. Menggunakan aksara Pallawa berbahasa Sanskerta, pada prasasti ini tertulis:

“… jayaviśālasya tārūme(ndra)sya ha(st)inah… (airā)vatābhasya vibhātīdam=padadvāyam”

Artinya: “Di sini tampak sepasang tapak kaki … yang seperti (tapak kaki) Airawata, gajah penguasa Taruma (yang) agung dalam … dan kejayaan”

4. Prasasti Tugu

prasasti tugu

©2021 Merdeka.com/ https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/

Peninggalan Kerajaan Tarumanegara yang menorehkan tulisan terbanyak adalah Prasasti Tugu. Di sisi lain, yang disayangkan prasasti ini tidak menuliskan keterangan tahun kapan prasasti ini dibuat.

Melansir dari laman Kemendikbud, Prasasti Tugu ditulis dalam aksara Pallawa awal berbahasa Sanskerta dalam bentuk sloka dengan metrum anustubh. Cerita yang tertulis di Prasasti Tugu berbunyi:

1. Pura Rajadhirajena guruna pinabahuna Khata Khyatam purim prapaya

2. Chandrabhagannavam yayau// Pravaddharma-dvavincadvatsare crigunaujasa

3. Narendrahvaabbhunena (bhutena)

4. Crimata Purnnavarmmana//prarabhyaa phalgune (ne) mase Khata krashnatashmitithau Caitraacukla-trayodacyam dinais siddhaikavincaika (h)

5. Ayata shatsahasrena dhanusha(m) sa-caten ca dvavincena nadi ramya Gommati Nirmalosaka// pitamahasya rajashervvidarya cibiravanim

6. Brahmanai=r ggo-sahasrena (na) prayati krtadakshino//.

Artinya: “Dahulu atas perintah rajadhiraja Paduka Yang Mulia Purnawaarman, yang menonjol dalam kebahagiaan dan jasanya di atas para raja, pada tahun kedua puluh dua pemerintahannya yang gemilang, dilakukan penggalian di Sungai Chandrabhaga setelah sungai itu melampaui ibukota yang masyur dan sebelum masuk ke laut. Penggalian itu dimulai dari hari kedelapan bulan gelap phalguna dan selesai pada hari ketiga belas bulan terang bulan caitra, selama dua puluh satu hari. Saluran baru dengan air jernih bernama Sungai Gomati, mengaalir sepanjang 6.122 busur (tumbak) melampaui asrama pendeta raja yang dipepundi sebagai leluhur bersama para bharmana. Para pendeta itu diberi hadiah seribu ekor sapi (versi lain menyebutkan melakukakan penyembelihan 1.000 ekor sapi).”

5. Prasasti Pasir Awi

prasasti pasir awi

©2021 Merdeka.com/ https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/

Peninggalan Kerajaan Tarumanegara yang satu ini memiliki lokasi yang berbeda dibanding enam prasasti lainnya yang berada di daerah aliran sungai, sedangkan Prasasti Pasir Awi berada di daerah perbukitan.

Prasasti Pasir Awi terletak di sebelah selatan bukit Pasir Awi (± 559 mdpl) di kawasan hutan di perbukitan Cipamingkis Kabupaten Bogor. Penemu prasasti ini adalah seorang arkeolog Belanda yang bernama N.W. Hoepermans. S dan dilaporkan pada tahun 1864.

Tak ada keterangan yang dapat dibaca pada prasasti ini selain pahatan piktograf berbentuk sebatang dahan dengan ranting dedaunan dan buah. Menurut laman Kemendikbud, Rogier Diederik Marius Verbeek menyatakan piktograf tersebut menggambarkan angka tahun. Namun hingga kini belum ada yang memastikannya dengan akurat.

6. Prasasti Muara Cianten

prasasti muara cianten

©2021 Merdeka.com/ http://www.disparbud.jabarprov.go.id/

Prasasti Muara Cianten terletak di Kampung Muara, Desa Ciaruteun, Kecamatan Cibungbulang. Dilaporkan pertama kali oleh N.W. Hoepermans pada tahun 1864, prasasti ini tepatnya berada di tepi Sungai Cisadane  dan ± 50 m ke muara Cianten.

Prasasti ini bertuliskan huruf ikal atau huruf sangkha, seperti yang digunakan pada Prasasti Ciaruteun-B dan Prasasti Pasir Awi. Tulisan pada prasasti ini masih dapat belum dibaca.

7. Prasasti Cidanghiang

prasasti cidanghiang

©2021 Merdeka.com/ https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/

Peninggalan Kerajaan Tarumanegara terakhir yang berupa prasasti yaitu Prasasti Cidanghiang. Prasasti yang memiliki nama lain Prasasti Munjul ini berlokasi di aliran Sungai Cidanghiang, Desa Lebak, Kecamatan Munjul, Kabupaten Pandeglang. 

Pada tahun 1947 keberadaan Prasasti Cidanghiang pertama kali dilaporkan oleh TB. Roesjan, dan berlanjut tahun 1954 Casparis dan Boechari berhasil mempublikasikan penelitian prasasti tersebut. 

Prasati Cidanghiang ditulis di media batu andesit yang berukuran sekitar 3, 2 m x 2,25 m dengan menggunakan teknik pahat. Aksara yang digunakan huruf Pallawa berbahasa Sansekerta, di sana tertulis:

vikrānto ‘yaṃ vanipateḥ | prabhuḥ satyaparā[k]ramaḥ

narendraddhāvajabhūtena | śrīmataḥ pūrṇṇavarmaṇaḥ

Artinya: “Inilah (tanda) keperwiraan, keagungan, dan keberanian yang sesungguhnya dari raja dunia, yang mulia Purnawarman yang menjadi panji sekalian raja-raja.”

(mdk/amd)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Taman Purbakala Sriwijaya, Bekas Kawasan Pemukiman dengan Ragam Jenis Peninggalannya
Taman Purbakala Sriwijaya, Bekas Kawasan Pemukiman dengan Ragam Jenis Peninggalannya

Peninggalan masa Kerajaan Sriwijaya berupa kawasan permukiman sekaligus barang-barang yang digunakan manusia pada saat itu.

Baca Selengkapnya
Mengenal Prasasti Kamulan, Bukti Terima Kasih Raja Kertajaya kepada Penduduk Trenggalek yang Menyelamatkan Kedudukannya
Mengenal Prasasti Kamulan, Bukti Terima Kasih Raja Kertajaya kepada Penduduk Trenggalek yang Menyelamatkan Kedudukannya

Prasasti yang menandai lahirnya Kabupaten Trenggalek ini sangat berarti bagi masyarakat setempat.

Baca Selengkapnya
Ceritakan Proyek Besar Masa Kerajaan Pajajaran, Begini Isi Prasasti Batu Tulis Huludayeuh
Ceritakan Proyek Besar Masa Kerajaan Pajajaran, Begini Isi Prasasti Batu Tulis Huludayeuh

Di prasasti ini menceritakan proyek besar di zaman Kerajaan Pajajaran.

Baca Selengkapnya
Cerita Prasasti Sanghyang Tapak di Sukabumi, Kutukan dari Raja Sunda Agar Tak Menangkap Ikan dan Mengganggu Sungai
Cerita Prasasti Sanghyang Tapak di Sukabumi, Kutukan dari Raja Sunda Agar Tak Menangkap Ikan dan Mengganggu Sungai

Prasasti ini menarik perhatian karena menggunakan bahasa Jawa kuna. Tulisannya pun menggunakan aksara kawi berisi kutukan jika nekat memanfaatkan Sungai Cicatih

Baca Selengkapnya
Menilik Sejarah Bekasi, dulu Pusat Kerajaan Tarumanegara kini Ditemukan Sumber Minyak Baru
Menilik Sejarah Bekasi, dulu Pusat Kerajaan Tarumanegara kini Ditemukan Sumber Minyak Baru

Bekasi sudah dikenal sebagai kota industri sejak zaman kerajaan. Kini di sana juga ditemukan sumber minyak baru.

Baca Selengkapnya
Melacak Jejak Danau Buatan Segarayasa di Istana Raja-Raja Jawa, Mulai dari Trowulan hingga Yogyakarta
Melacak Jejak Danau Buatan Segarayasa di Istana Raja-Raja Jawa, Mulai dari Trowulan hingga Yogyakarta

Danau buatan itu dibangun untuk berbagai macam keperluan, mulai dari tempat rekreasi hingga latihan perang.

Baca Selengkapnya
Isi dan Arti Pesan dalam Prasasti, Batu Bersejarah Peninggalan Kerajaan Galuh
Isi dan Arti Pesan dalam Prasasti, Batu Bersejarah Peninggalan Kerajaan Galuh

Melihat isi dan arti pesan dari Prasasti Kawali, batu bersejarah peninggalan Kerajaan Galuh.

Baca Selengkapnya
Kini Diapit Kebun Tebu, Ini Potret Saluran Air Bukti Kemasyhuran Kota Majapahit
Kini Diapit Kebun Tebu, Ini Potret Saluran Air Bukti Kemasyhuran Kota Majapahit

Selain saluran air, ada juga sumur kuno yang ditemukan secara tidak sengaja oleh warga.

Baca Selengkapnya
Dulu Jadi Batas Kerajaan Tarumanegara dengan Mataram Kuno, Ini Fakta Menarik Sungai Bogowonto
Dulu Jadi Batas Kerajaan Tarumanegara dengan Mataram Kuno, Ini Fakta Menarik Sungai Bogowonto

Sungai Bogowonto merupakan salah satu sungai besar yang berada di Provinsi Jawa Tengah. Dulunya sungai itu bernama Watukura

Baca Selengkapnya
Melihat Peradaban Kuno Masyarakat Lereng Merapi-Merbabu, Banyak Ditemukan Candi dan Prasasti
Melihat Peradaban Kuno Masyarakat Lereng Merapi-Merbabu, Banyak Ditemukan Candi dan Prasasti

Dulunya kawasan lereng Merapi-Merbabu menjadi tempat orang-orang zaman dulu menimba ilmu

Baca Selengkapnya
Gali Tanah Mau Bangun Rumah, Warga Sragen Temukan Fosil Gading Gajah Berusia 800 Ribu Tahun
Gali Tanah Mau Bangun Rumah, Warga Sragen Temukan Fosil Gading Gajah Berusia 800 Ribu Tahun

fosil gading gajah itu memiliki panjang 3,25 meter, diperkirakan berusia 800 ribu tahun.

Baca Selengkapnya