Celengan Babi dari Zaman Majapahit Ditemukan, Ternyata Jadi Pertanda ini
Merdeka.com - Bukti peradaban Majapahit yang berlangsung sejak ratusan tahun yang lalu ternyata masih tersisa hingga saat ini. Masyarakat Majapahit diduga sudah mengenal tradisi menabung sejak lama.
Proses ekskavasi yang dilakukan tim dari Balai Pelestarian Kebudayaan XI Jawa Timur berhasil menemukan beberapa kepingan atau pecahan celengan peninggalan masyarakat zaman Majapahit.
Beberapa celengan dibuat menggunakan tanah liat dan memiliki bentuk yang unik. Bentuk celengan itu lebih menyerupai binatang celeng/babi.
-
Kapan Kerajaan Majapahit berdiri? Situs ini diperkirakan peninggalan kerajaan Majapahit yang eksis pada abad XIII – XV (Poeponegoro, 1992).
-
Dimana struktur bata merah Majapahit ditemukan? Struktur bata merah diduga peninggalan era Kerajaan Majapahit ditemukan saat ekskavasi lapangan sepak bola di Desa Klinterejo, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
-
Apa tradisi unik di Majalengka? Tradisi unik ini hanya bisa ditemui di Majalengka. Undangan menjadi unsur terpenting dalam prosesi hajatan. Biasanya si empunya hajat akan membuat desain yang menarik, agar tamu undangan terkesan.
-
Siapa yang punya darah keturunan Majapahit? Pria tua ini bukanlah orang sembarangan. Dia masih memiliki darah keturunan Kerajaan Majapahit. Pesan leluhurnya juga masih dipegang teguh. Bahkan kakek ini juga masih menjunjung tradisi ageman Jawa Kuno.
-
Kenapa orang Jawa di Malaysia tetap lestarikan tradisi? Namun mereka tak ingin meninggalkan identitas asal. Walaupun berada di negeri orang mereka tetap lestarikan budaya Jawa.
-
Di mana peradaban kuno itu ditemukan? Di dalam perairan Danau Huron, salah satu dari lima danau besar atau Great Lakes di Amerika Utara tersembunyi rahasia peradaban kuno yang kini baru terkuak.
Temuan celengan tersebut secara tidak langsung menguatkan dugaan bahwa celengan itu memang digunakan masyarakat untuk menyimpan kepingan uang maupun emas.
Melansir dari kanal Youtube ASLI MOJOKERTO, Kamis (16/3), berikut adalah penampakan celengan babi dari zaman Majapahit.
Temuan Celengan Babi Zaman Majapahit
Youtube ASLI MOJOKERTO ©2023 Merdeka.com
Sebuah celengan babi ditemukan di Situs Klinterejo, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto. Celengan tersebut memiliki panjang sekitar 18 sentimeter dan lebar 12 sentimeter dan ditemukan dalam bentuk kepingan.
Meski tak lagi berbentuk, wujud utuh celengan masih dapat terlihat jelas dengan menyerupai babi dengan moncong mulut, kuping, dan mata. Celengan tersebut terbuat dari tanah liat dan salah satu ragam terakota khas Trowulan Majapahit.
Beberapa celengan lain ditemukan dengan beragam bentuk yang berbeda seperti domba, kura-kura, hingga gajah. Terdapat juga bentuk manusia dengan variasi tinggi antara 3 sentimeter hingga 30 sentimeter.
Youtube ASLI MOJOKERTO ©2023 Merdeka.com
Arkeolog BPK XI Jatim, Vidi Susanto mengungkapkan bahwa pada mulanya celengan itu ditemukan di timur laut dekat sumur bata lengkung pada 2012. Lalu celengan itu dipindahkan ke area Situs Klinterejo.
Celengan itu awalnya ditemukan di sumur dan diduga sengaja dibuang. Pihak juru pelihara situs mengatakan temuan celengan kemungkinan sudah bertransformasi.
Namun belum diketahui pasti alasannya, hanya saja celengan itu dipergunakan sebagai tempat menyimpan barang berharga.
Bukti Masyarakat Majapahit Mengenal Tradisi Menabung
Youtube ASLI MOJOKERTO ©2023 Merdeka.com
Temuan celengan tersebut menandakan masyarakat Majapahit memang sudah gemar menabung. Masyarakat dahulu menyesuaikan ukuran celengan dengan jenis uang yang akan mereka tabung.
"Kalau melihat dari lubangnya bisa jadi bukan hanya uang kepeng, bisa jadi ada emas ma, pirak, bentuknya kecil-kecil, kalau lubangnya kecil bisa masuk," ucap Vidi Susanto.
Pada waktu itu terdapat beberapa jenis uang berupa emas hingga perak berbentuk butiran kecil seperti jagung.
"itu uang, jadi berbentuk butiran jagung dia disebut ma atau perak, bisa jadi buat menyimpan itu," tambahnya.
Celengan Babi Pertanda Kemakmuran
Sejarawan Denys Lombard mengungkapkan bahwa kebiasaan masyarakat Jawa kala itu menabung dalam celengan terpengaruh dari budaya Tionghoa. Wujud babi digambarkan sebagai binatang pembawa rezeki dalam mitologi China.
Namun hal tersebut berseberangan dengan pendapat Supratikno yang menganggap bahwa celengan di Trowulan mengingatkan pada dewa Kuwera yang banyak dibuat pada masa Hindu-Buddha di Nusantara.
Dewa Kuwera digambarkan sebagai pemimpin para raksasa dan memiliki gelar Bendahara Para Dewa. Dewa Kuwera juga disebut sebagai Dewa Kekayaan atau Kemakmuran.
Secara wujud, Dewa Kuwera memiliki perut buncit dan sempat ditemukan patungnya di Jawa Tengah. Konon patung tersebut berasal ari abad ke 9 atau saat zaman Mataram Kuno.
(mdk/thw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dulunya kawasan lereng Merapi-Merbabu menjadi tempat orang-orang zaman dulu menimba ilmu
Baca SelengkapnyaPenemuan candi ini begitu misterius karena tidak ada bukti mengenai siapa yang membangun dan kapan dibangun.
Baca SelengkapnyaFenomena bumi terbelah berupa bungker kuno peninggalan Kerajaan Majapahit ditemukan di Gresik.
Baca SelengkapnyaPesona sejarah, alam, dan budaya membuat wisatawan merasakan kemegahan masa lampau sekaligus keceriaan masa kini
Baca SelengkapnyaSelain saluran air, ada juga sumur kuno yang ditemukan secara tidak sengaja oleh warga.
Baca SelengkapnyaKebudayaan Buni yang berkembang di Pesisir adalah kebudayaan kuno tembikar tanah liat di masa prasejarah.
Baca SelengkapnyaSelain rempah, Banten rupanya punya kisah tentang kerajinan gerabah yang kala itu turut mendunia.
Baca SelengkapnyaPrasasti itu diduga dipindahkan ke Belanda antara tahun 1822-1825.
Baca SelengkapnyaSampai sekarang situs bersejarah yang dibangun pada masa Kerajaan Majapahit ini masih dikeramatkan masyarakat setempat.
Baca SelengkapnyaRuang pamer benda purbakala dari Kawasan Cagar Budaya Gunung Sewu sejak pleistosen tengah hingga holosen
Baca SelengkapnyaArtefak serupa juga ditemukan di Situs Trowulan, Mojokerto
Baca SelengkapnyaBekas permukiman elite zaman Majapahit ini ditemukan secara tidak sengaja oleh warga
Baca Selengkapnya