Desa di Atas Awan Ini Diklaim Tidak Pernah Terkena Air Hujan, Lokasinya di Ketinggian
Sebuah desa di ketinggian di Yaman dijuluki sebagai desa di atas awan.
Desa di Atas Awan Ini Diklaim Tidak Pernah Terkena Air Hujan, Lokasinya di Ketinggian
Sebuah desa di ketinggian di Yaman dijuluki sebagai desa di atas awan.
Karena letaknya di ketinggian, banyak orang mengklaim jika desa ini tidak pernah terkena hujan sama sekali.
Hal ini dikarenakan letak pedesaan tersebut dilewati awan sehingga tidak terkena hujan. Simak ulasan selengkapnya.
Desa Atas Awan
Desa atas awan ini bernama Al-Haraz yang terletak di Jabal Haraz, Yaman.
Tempat ini terkenal dengan desa-desa berbentuk benteng yang melekat pada puncak-puncak bebatuan.
Daerah pegunungan ini menjadi rumah bagi Dinasti Sulayhid yang dibentuk orang Mesir.
Dinasti ini mempunyai hubungan dekat dengan Kekhalifahan Fatimiyah.
Pada tahun 1037, mereka menetap dan membangun benteng yang bertahan sampai saat. Hingga terbentuklah sebuah desa yang bernama Al-Hutaib.
-
Di mana letak negeri di atas awan? Tosari merupakan salah satu daerah di kawasan pegunungan Tengger yang terletak di ketinggian 1.700 mdpl.
-
Apa yang unik dari desa ini? Dengan penduduk sekitar 4.000 orang, kisah desa ini sama uniknya dengan arsitekturnya.Kisah menakjubkan ini berawal dari penduduk desa yang mengabaikan keamanan karena keyakinan mereka pada Dewa Shani, yang mereka anggap sebagai pelindung desa.
-
Dimana desa ini berada? Dalam sejarah kuno India yang penuh dengan kisah keagungan, mistis, dan praktik kebudayaan yang unik, desa Shani Shingnapur menjadi sorotan karena fakta yang menarik – rumahnya tidak memiliki pintu dan kunci.
-
Kenapa awan tidak jatuh? Karena air yang berbentuk tetesan kecil akan sulit jatuh ke permukaan bumi, dan partikelnya akan terus mengapung di udara. Itulah mengapa awan tidak bisa jatuh ke tanah.
-
Mengapa Desa Indragiri tetap hijau di musim kemarau? Walau sedang puncak musim kemarau panjang, namun Desa Indragiri ini masih tetap hijau dan subur. 'Di sini yang unik memang jalannya ya, meliuk di antara persawahan,' terangnya.
-
Bagaimana desa ini aman? Tidak hanya rumah yang tanpa pintu, kantor polisi pun dibangun tanpa pintu atau kunci. Ini mencerminkan tingkat kejahatan yang sangat rendah, bahkan hampir tidak ada. Bahkan setelah pembukaan kantor polisi, tidak ada kasus kejahatan yang dilaporkan.
Sejarah Desa Al-Hutaib
Melansir dari kanal Youtube KabarPedia, Al-Hutaib dibangun oleh suku al-Sulayhi yang memerintah di Yaman pada abad ke-10 dan ke-11.
Mereka membangun desa ini sebagai tempat penyebaran ajaran Syiah Ismailiyah di Yaman dan sebagai benteng pertahanan dari serangan musuh.
Desa ini masih dianggap sebagai tempat yang sakral oleh penganut aliran Syiah Ismailiyah, dan banyak dikunjungi untuk tujuan meditasi.
Bangunan-bangunan ini termasuk masjid, madrasah, rumah, dan makam.
Desa ini pernah menjadi pusat kebudayaan dan politik Yaman pada masa lalu. Tetapi mengalami kemunduran setelah dinasti al-Sulayhi runtuh pada abad ke-12.
Desa ini kemudian ditinggalkan oleh penduduknya, dan hanya menjadi tempat ziarah bagi penganut aliran Syiah Ismailiyah.
Diklaim Tidak Pernah Terkena Hujan
Berada di ketinggian, desa Al-Hutaib sering diselimuti oleh awan, yang membuat desa ini tampak seperti berada di antara langit dan bumi.
Banyak orang mengklaim jika desa ini tidak pernah terkena air hujan. Klaim ini didasarkan pada fakta bahwa desa ini berada di atas awan.
Hal itu membuat desa ini terhindar dari hujan yang turun di bawahnya. Namun, sebenarnya klaim tersebut tidak sepenuhnya benar.
Sebuah situs yang menyediakan informasi tentang cuaca di seluruh dunia, Weather Atlas, menyebut jika desa tersebut memang jarang turun hujan.
Hanya saja, daerah tersebut memang memiliki curah hujan yang rendah. Curah hujan rata-rata di desa ini sekitar 300 mm per tahun.
Dan biasanya terjadi terutama pada bulan-bulan musim semi dan musim gugur.
National Geographic menyoroti, bahwa awan Cumulonimbus yang menyebabkan badai petir dan hujan lebat di desa itu bisa terbentuk hingga 20.000 meter di atas permukaan tanah.Oleh karena itu, kemungkinan terjadinya hujan di Al-Hutaib tetap ada, kecuali jika kondisi cuaca ekstrem atau melebihi 20.000 meter.