Ternyata Bangun Rumah di Luar Angkasa Lebih Kuat Pakai Tepung Kentang, ini Kelebihannya
Penelitian terbaru ungkap tepung kentang cocok untuk material bangunan di planet lain.
Para ilmuwan terus melakukan penelitian mengenai ambisi untuk menciptakan kehidupan di luar angkasa. Inovasi terbaru mereka memanfaatkan tepung kentang sebagai bahan konstruksi untuk habitat di luar angkasa.
Penelitian menarik ini dilakukan oleh tim ilmuwan di University of Manchester dan dinamakan Starcrete. Material beton yang umum digunakan di Bumi terlalu berat untuk diangkut ke luar angkasa.
-
Kenapa kentang direbus lebih sehat? Kentang juga mengandung pati resisten yang dicerna tubuh lebih lama sehingga membantu proses diet. Namun jika memilih kentang sebagai pengganti nasi, pastikan cara pengolahannya adalah direbus dan bukan digoreng. Menggoreng kentang dapat menambah asupan lemak yang menyumbang kenaikan berat badan, sehingga bisa berisiko menggagalkan dietmu.
-
Apa yang membuat kacang tanah kukus lebih baik? Dengan cara ini, Anda bisa menikmati kacang tanah yang lezat tanpa harus menunggu lama.
-
Mengapa mengukus kacang tanah lebih sehat? Kacang tanah yang dimasak dengan cara dikukus biasanya lebih sehat dibandingkan dengan cara direbus. Hal ini disebabkan karena proses pengukusan tidak membuat kacang terendam dalam air untuk waktu yang lama, sehingga kandungan nutrisinya tidak berkurang.
-
Kenapa kentang digunakan untuk kue lumpur? Kentang adalah bahan makanan serbaguna yang tidak hanya cocok untuk hidangan gurih, tetapi juga dapat diolah menjadi hidangan manis seperti kue basah atau kue tradisional.
-
Mengapa pakai tepung beras? 'Tepung beras membuat telur dadar lebih renyah di luar, tapi tetap lembut di dalam,' jelas Puguh.
-
Mengapa bahan dapur ini efektif? Sebarkan asam sitrat di dalam toilet untuk meningkatkan tingkat keasaman bahan utama guna efektivitas membersihkan noda.
Starcrete, yang terbuat dari tepung kentang, menawarkan alternatif yang lebih ringan dan kuat. Proyek ini diuji coba dengan menggunakan tanah Mars buatan.
Dalam percobaan tersebut, Starcrete menunjukkan kekuatan dua kali lipat dibandingkan beton konvensional. Para peneliti berhasil menciptakan batu bata dari tepung kentang yang dapat menahan tekanan ekstrem.
Teknologi ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk pembangunan rumah di luar angkasa dalam waktu dekat. Penelitian ini sangat penting mengingat rencana manusia untuk menetap di planet seperti Mars atau Bulan.
Berikut ini Liputan6.com menyajikan fakta menarik mengenai penggunaan tepung kentang sebagai bahan bangunan di luar angkasa, berdasarkan jurnal De Gruyter, Rabu (9/10/2024).
Daya Tahan Tepung Kentang di Planet yang Berbeda
Starcrete adalah inovasi yang dihasilkan oleh dua peneliti dari University of Manchester. Material ini dirancang untuk mengatasi tantangan berat dan ketahanan beton ketika digunakan di luar angkasa.
Komponen utama Starcrete adalah tepung kentang, yang terbukti memiliki kekuatan lebih tinggi dibandingkan beton konvensional. Berdasarkan penelitian, Starcrete mampu menahan tekanan hingga 91 Megapascal, jauh lebih kuat dibandingkan beton biasa yang hanya dapat menahan 32 Megapascal.
Ketahanan ini sangat penting untuk menghadapi kondisi ekstrem di Mars dan Bulan. Tepung kentang dipilih karena sifatnya yang ringan dan kemudahan transportasinya ke luar angkasa.
Selain itu, kentang juga memiliki potensi untuk tumbuh dengan baik di planet lain, menjadikannya pilihan yang ideal sebagai bahan untuk konstruksi rumah luar angkasa.
"Kami berusaha menciptakan material yang kuat dan mudah diakses di luar angkasa," kata Dr. Aled Roberts, salah satu peneliti utama.
Lebih Tangguh daripada Beton
Beton yang digunakan di Bumi memiliki kelemahan signifikan untuk aplikasi di luar angkasa. Bobotnya yang cukup besar menyulitkan pengangkutannya dengan roket.
Selain itu, beton mungkin tidak mampu bertahan terhadap suhu ekstrem dan kondisi keras di planet seperti Mars. Tekanan yang dihadapi material di luar angkasa sangat berbeda dibandingkan dengan di Bumi.
Beton konvensional berisiko retak akibat tekanan tinggi di planet lain. Hal ini mendorong para peneliti untuk mencari alternatif yang lebih kuat dan tahan lama.
Selain itu, beton biasa juga tidak dapat mengatasi fluktuasi suhu yang ekstrem di luar angkasa. Material seperti Starcrete, yang terbuat dari tepung kentang, memiliki kemampuan untuk menahan perubahan suhu yang drastis.
Inilah yang menjadikan material baru ini sangat penting dalam misi eksplorasi luar angkasa.
"Beton terlalu berat dan mungkin tidak dapat bertahan di Mars atau Bulan. Kami memerlukan solusi baru," ungkap Dr. Roberts dalam laporan penelitiannya. Starcrete dianggap sebagai inovasi penting untuk mengatasi tantangan ini.
Menjadi Sumber Pangan dan Material Konstruksi
Ingat film "The Martian" yang disutradarai oleh Ridley Scott, yang menceritakan tentang seorang astronaut yang berjuang untuk bertahan hidup di Mars? Ya, karakter yang diperankan oleh Matt Damon menanam kentang di luar angkasa.
Tidak mengherankan jika tepung kentang dipilih karena kemudahan akses dan fleksibilitasnya. Kentang mampu tumbuh dalam berbagai kondisi, termasuk di lingkungan antariksa.
Dalam eksperimen, 55 pon kentang kering dapat menghasilkan sekitar 200 batu bata Starcrete. Jumlah ini cukup untuk membangun struktur dasar sebuah rumah di luar angkasa.
Kentang tidak hanya berfungsi sebagai sumber makanan, tetapi juga sebagai bahan bangunan. Starcrete memberikan keuntungan ganda bagi para astronot, karena mereka dapat menanam kentang untuk konsumsi sekaligus memproduksi material konstruksi. Temuan ini membuka peluang besar untuk misi luar angkasa jangka panjang.
"Kentang merupakan solusi yang efisien, karena astronot dapat menanamnya sendiri," kata Dr. Roberts. Penelitian ini berpotensi mengubah cara pandang kita terhadap material bangunan di masa mendatang.
Pernah Menggunakan Darah
Sebelumnya, para ilmuwan pernah merancang material konstruksi untuk luar angkasa yang terbuat dari darah manusia. Ide ini berlandaskan pada pemanfaatan protein dalam darah yang dicampurkan dengan regolit Mars.
Namun, penelitian terkini mengungkapkan bahwa tepung kentang jauh lebih efisien daripada darah. Starcrete, yang menggunakan tepung kentang, menawarkan kekuatan yang lebih konsisten dan lebih mudah untuk diproduksi dalam skala besar.
Di sisi lain, penggunaan darah sebagai bahan material menghadirkan tantangan baik secara etis maupun praktis. Selain itu, produksi darah manusia dalam jumlah besar berpotensi membahayakan kesehatan para astronot.
Tepung kentang juga lebih ramah lingkungan dan mudah diakses. Proses pembuatannya pun lebih sederhana dan tidak memerlukan teknik khusus seperti ekstraksi protein dari darah.