Arkeolog Temukan Biji Anggur Berusia 3.500 Tahun, Begini Bentuknya
Penemuan ini memiliki kontribusi penting dalam memahami sejarah pemukiman Aşağıseyi Höyük.
Arkeolog yang sedang melakukan penggalian di situs Aşağıseyit Höyük, Turki mengungkap sebuah temuan yang memiliki sejarah panjang, yaitu biji anggur berumur 3.500 tahun.
Arkeolog Temukan Biji Anggur Berusia 3.500 Tahun, Begini Bentuknya
Pemukiman ini memiliki posisi strategis yang penting selama milenium kedua sebelum Masehi, dan dikelilingi oleh tembok pertahanan yang menyiratkan pentingnya situs ini dalam konteks sejarah kuno.
Survei yang dilakukan di Dataran Tinggi Sungai Menderes Atas, yang merupakan wilayah berbukit dan berdataran tinggi, mengungkapkan daerah pegunungan dan dataran tinggi memiliki tingkat pemukiman yang padat, tidak kalah dengan daerah dataran rendah.
Ini menarik perhatian para ahli arkeologi karena menunjukkan wilayah ini sangat penting dalam perspektif arkeologi, berlawanan dengan asumsi bahwa pemukiman utama terbatas pada dataran rendah.
-
Di mana arkeolog menemukan minuman anggur berusia 6.000 tahun? Sampel anggur tertua yang tercatat di Eropa berhasil ditemukan para arkeolog di permukiman prasejarah Dikili Tash, Yunani Utara.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di lokasi penggalian? Artefak yang ditemukan termasuk koin Romawi dan tembikar dari Zaman Besi dan Perunggu.
-
Di mana para arkeolog menemukan ukiran batu yang menggambarkan permainan "anjing pemburu dan serigala"? Para arkeolog telah menemukan ukiran batu yang menggambarkan permainan tersebut di berbagai situs di wilayah Azerbaijan modern.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di bawah batu naga? Sebuah penemuan arkeologi mengungkap batu setinggi 3,5 meter yang berasal dari abad ke-16 SM, digunakan oleh masyarakat prasejarah yang disebut Armenia untuk mengubur dua bayi baru lahir dan seorang wanita dewasa di bawahnya.
-
Apa yang membuat arkeolog awalnya mengira helm perunggu tersebut adalah bejana? Awalnya helm tersebut dikira sebuah bejana perunggu. Namun kemudian ditemukan pembeda yang membuktikan bahwa helm tersebut adalah helm La Tène awal.
-
Apa yang ditemukan oleh para arkeolog di Jiigurru? Sebuah studi baru di Quaternary Science Review membantah keyakinan lama bahwa suku Aborigin Australia tidak membuat tembikar. Para peneliti di Pusat Keunggulan Dewan Penelitian Australia untuk Keanekaragaman Hayati dan Warisan Australia bermitra dengan komunitas Aborigin Dingaal dan Ngurrumungu untuk pertama kalinya melakukan penggalian di Jiigurru (Pulau Kadal). Meskipun situs tersebut hanya berukuran kurang dari 1 meter, 82 pecahan tembikar yang digali selama dua tahun memiliki dampak yang luas.
Tim peneliti terdiri dari sejumlah arkeolog terkemuka dipimpin oleh Profesor Asosiasi Erim Konakçı dari Departemen Arkeologi Universitas Demokrasi Izmir.
Mereka telah bekerja keras dalam proyek penggalian yang bertujuan untuk mengungkap lebih banyak informasi tentang sejarah pemukiman ini.
Sumber: Arkeonews
Salah satu temuan paling menonjol yang mereka buat selama penggalian adalah biji anggur yang berusia 3.500 tahun.
Survei permukaan sebelumnya menyiratkan sejarah situs ini dimulai dari periode Kalkolitik akhir. Pemukiman ini kemudian bertahan selama Zaman Perunggu awal dan akhir.
Selama penggalian, tim peneliti berhasil mengidentifikasi dua fase penting yang berasal dari Zaman Perunggu Akhir, yaitu antara abad ke-12 hingga ke-16 SM. Selama fase-fase ini, mereka juga menemukan struktur-struktur bangunan, perapian, dan tungku-tungku yang digunakan oleh masyarakat kuno.
Hasil temuan ini kemudian dievaluasi oleh ahli arkeozoologi dan ahli arkeobotani untuk memahami lebih mendalam jenis tanaman dan biji yang digunakan oleh masyarakat selama Zaman Helenistik dan Zaman Perunggu Akhir di wilayah tersebut.
Selain biji anggur, penemuan ini juga mengingatkan kita akan peran penting anggur dalam sejarah dan budaya wilayah Anatolia.
Pantai barat Anatolia dan Anatolia tengah memiliki sejarah panjang dalam budidaya anggur dan pembuatan anggur, dan anggur memiliki peran penting dalam perdagangan antar wilayah. Penemuan ini sejalan dengan konteks sejarah yang lebih luas.Temuan-temuan ini memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang budaya dan sejarah kuno wilayah ini. Para peneliti berharap bahwa penemuan-penemuan ini akan terus mengilhami penelitian lebih lanjut dan membantu kita menjawab banyak pertanyaan yang masih tersisa tentang masa lalu.