Arkeolog Temukan Perisai Romawi di Suriah Kuno, Berusia 1.800 Tahun Milik Prajurit yang Tewas dalam Pertempuran Abad ke-2
Jenis perisai itu adalah yang paling populer pada abad ke-4 Masehi.
Scutum atau perisai Romawi dari koleksi Galeri Seni Universitas Yale menyimpan kisah masa lalu yang unik karena diduga milik seorang prajurit Romawi yang tewas dalam pertempuran di Suriah kuno.
Scutum Romawi tersebut adalah jenis perisai paling populer dari abad ke-4 SM hingga abad ke-3 M. Perisai ini ditemukan saat melakukan penggalian di situs arkeologi dari kota kuno Dura-Europos yang saat ini berada di wilayah yang disebut Suriah.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di dalam guci perunggu asal Romawi? Salah satu pemakaman kremasi, yang ditemukan pada pertengahan Agustus tahun ini, sangat menarik, karena para arkeolog menemukan abu manusia yang terbakar yang ditaruh di dalam bejana perunggu asal Romawi, seperti dikutip dari Miami Herald, Kamis (19/9).
-
Dimana arkeolog melakukan penggalian yang menemukan guci perunggu asal Romawi? Di situs tersebut, arkeolog menemukan sisa-sisa 160 benda dari zaman Neolitikum dan awal Zaman Perunggu, juga kuburan kuno dari era pra-Romawi akhir dan awal periode Romawi atau sekitar abad pertama SM sampai abad kedua Masehi.
-
Bagaimana cara arkeolog menemukan makam Romawi ini? Tahun lalu arkeolog menemukan mozaik sangat besar di lokasi yang sama dan para ilmuwan menyadari ada sesuatu yang lebih besar yang tersembunyi di bawah tanah.
-
Bagaimana para arkeolog menemukan kompleks Romawi ini? Penggalian penyelamatan telah dilakukan di tambang tersebut oleh Kantor Pelestarian Monumen dan Arkeologi sejak tahun 1990-an. Menariknya, penelitian terbarunya menemukan serangkaian bangunan dan ruangan Romawi besar yang termasuk dalam kompleks dengan luas setidaknya 500 meter persegi.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di saluran pembuangan kuno Romawi? Arkeolog menemukan patung dewa Yunani, Hermes, dengan panjang 2 meter, di Bulgaria tenggara yang berdekatan dengan perbatasan Yunani.
-
Pot Romawi apa yang ditemukan mahasiswa arkeologi? Pakar keramik arkeologi, Dr Adam Sutton, dari Aurelius Archaeology, menganalisis koleksi tersebut dan mengidentifikasinya sebagai gelas kimia, sebuah guci kecil, dua guci, dan sebuah mangkuk keramik dari abad ke-2 Masehi.
Perisai ini ditemukan oleh arkeolog pada 1933 di bawah menara benteng selama penggalian di Dura-Europos.
Prajurit Romawi yang terjebak terowongan runtuh
Menurut catatan sejarah, Dura-Europos merupakan kota di bawah pimpinan kekaisaran Romawi pada tahun 165 M yang digunakan sebagai pos perdagangan timur. Sayangnya, kota ini ditinggalkan pada tahun 256 M setelah dikepung oleh kekaisaran Sassania di Iran kuno.
Beberapa contoh perisai jenis ini telah bertahan selama ribuan tahun. Perisai Dura-Europos ini terbuat dari potongan kayu yang dilaminasi bersama untuk membuat permukaan yang tingginya sekitar 105,5 sentimeter, lebar 41 sentimeter, dan tebal 6 milimeter.
Sayangnya, perisai ini telah hancur menjadi 13 bagian dan kehilangan bagian “umbo” atau tonjolannya, sepotong bahan berbentuk cangkir yang seharusnya melindungi lubang tengah tempat prajurit memegang perisai.
Bagian depan perisai ditutupi dengan kulit kambing kemudian dicat.
- Arkeolog Temukan Guci Romawi di Kuburan Kuno, Berisi Abu Manusia Bekas Kremasi
- Arkeolog Temukan 13 Makam dari Abad Pertama Masehi, Ada Kerangka Manusia Sampai Kuda
- Arkeolog Temukan Dua Sumur Romawi, Terungkap Ada Hal Tidak Beres Saat Proses Penggalian
- Arkeolog Temukan Mozaik Marmer Bekas Vila Romawi Kuno, Keindahannya Tak Pudar Meski Tenggelam Ribuan Tahun
“Hiasan yang dicat mencerminkan ikonografi kemenangan Romawi, termasuk elang dengan karangan bunga salam, kemenangan bersayap, dan singa,” jelas seorang dari Galeri Seni Universitas Yale, seperti dilansir Live Science, Senin (9/12).
Perisai ini ditemukan bersama 19 kerangka prajurit Romawi dengan pakaian lengkap, baju zirah dan senjata termasuk scutum di sebuah terowongan bawah menara benteng yang kemungkinan terjebak karena terowongan tersebut runtuh.
Para ahli beranggapanSassanid sedang menunggu orang-orang Romawi untuk menerobos dan ketika berhasil menerobos, kaum Sassanid menggunakan Nafta, senjata kimia kuno untuk mencekik mereka.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti