Bukti Penyiksaan Manusia di Zaman Batu Ditemukan oleh Arkeolog
Bukti Penyiksaan Manusia di Zaman Batu Ditemukan oleh Arkeolog
Jejak penyiksaan dan tumbal manusia Zaman Batu ditemukan di Prancis.
-
Dimana batu ritual itu ditemukan? Ukuran Batu Batu berukuran sebesar ban mobil itu ditemukan di lokasi benteng bukit kuno di Rupinpiccolo, timur laut Italia.
-
Bagaimana penemuan makam ini membantu pemahaman arkeolog tentang ritual dukun saat itu? Meskipun dukun ini disebut sebagai pendeta, banyak peneliti lebih cenderung memandangnya sebagai sosok "mirip dukun yang memanipulasi kekuatan jaguar, ular, dan burung pemangsa." Sebagai tokoh spiritual, sangat mungkin orang-orang mencari nasihat dan penyembuhan dari sang dukun ini.
-
Mengapa arkeolog meyakini situs ini adalah tempat ritual sakral? Ditemukan juga persembahan atau sesajen yang terbungkus kain. Ini menjadi bukti bahwa kemungkinan situs ini merupakan tempat ritual sakral, seperti dilaporkan Channel News Asia.
-
Dimana ditemukannya makam-makam dengan ritual penumbalan manusia di Zaman Batu? Penelitian ini dilakukan setelah evaluasi ulang sebuah kuburan tua yang ditemukan di Saint-Paul-Trois-Châteaux, Prancis selatan, lebih dari 20 tahun lalu. Dua perempuan dimakamkan di kuburan tersebut sekitar 5.500 tahun lalu.
-
Di mana tim arkeolog menemukan perkakas batu dan kerangka manusia purba? Saat menjelajahi gua di Jerman, tim arkeolog menemukan koleksi langka artefak dan kerangka manusia purba, termasuk beruang gua.
-
Mengapa topeng batu itu dikaitkan dengan ritual pemujaan? “Topeng-topeng batu ini agak mirip dengan wajah manusia, sehingga mereka cenderung dikaitkan dengan pemujaan ini,” tambah Lupo.
Bukti Penyiksaan Manusia di Zaman Batu Ditemukan oleh Arkeolog
Sisa-sisa tulang dua perempuan yang diduga disiksa dan dibunuh seperti aksi mafia Italia itu ditemukan di "lubang 69" di sebuah situs yang terletak di Kota Saint-Paul-Trois-Châteaux di Lembah Rhône, Prancis.
Meskipun tulang-tulang itu ditemukan pada 1985, sebuah studi yang diterbitkan minggu lalu di jurnal Science Advances mengungkapkan posisi jasad yang "tidak lazim".
Penulis artikel itu berpendapat kedua perempuan itu mungkin meninggal karena "pencekikan diri", yaitu mengikat pergelangan kaki mereka ke leher dengan tali.
- Arkeolog Temukan Jejak Darah Manusia Pada Dinding Makam Kuno Bangsawan, Ternyata Ada Kisah Horor di Baliknya
- Arkeolog Temukan Gambar Manusia dan Hewan di Batu Berusia 3.500 Tahun, Jadi Bukti Seni Cadas Sejak Zaman Perunggu
- Arkeolog Bongkar Dugaan Nenek Moyang Manusia Adalah Pelaut Ulung yang Bisa Bikin Perahu dan Punya Bahasa
- Arkeolog Temukan Makam Berusia 4.000 Tahun di Dalam Gua, Berisi 7.000 Tulang Manusia
Proses hukuman ini disebut sebagai "incaprettamento", sebuah tradisi pembunuhan yang biasa dilakukan oleh mafia Italia, yang terkadang digunakan untuk menghukum mereka yang dianggap pengkhianat.
Sisa-sisa tulang perempuan ketiga ditemukan dalam posisi penguburan normal tak jauh dari lokasi itu.
"Membunuh orang dengan cekikan ligatur ditafsirkan sebagai bentuk bunuh diri simbolis, karena dengan mencekik diri sendiri, individu itulah yang menyebabkan kematiannya sendiri," kata para penulis studi tersebut.
Tulang-tulang yang ditemukan di "lubang 69" itu diyakini telah dikuburkan antara tahun 4.000 SM dan 3.500 SM, sesuai dengan ritual masyarakat petani awal yang melacak titik balik matahari pada musim panas dan musim dingin.
Arkeolog mengatakan pembunuhan tersebut mungkin merupakan bagian dari ritual yang percaya pengorbanan manusia akan menjamin panen yang baik dan ketahanan pangan. Mereka juga menemukan praktik serupa di masyarakat Inca di Amerika Selatan.
"Selalu ada gagasan bahwa ada orang yang sekarat dan tanaman akan tumbuh," kata Éric Crubézy, salah satu penulis utama makalah tersebut dan seorang antropolog biologi di Universitas Paul Sabatier di Toulouse, kepada CNN.
Science Advances melaporkan, ini merupakan jenis pengorbanan pekerja "di mana para pejabat membunuh orang yang diperbudak, pelayan, kerabat, istri, selir, atau orang lain untuk menemani tuan, atasan sosial, atau kerabat mereka ke alam baka."
Salah satu perempuan di lubang itu memiliki "tungkai bawah yang ditekuk dan pecahan batu asah diposisikan di tengkoraknya," kata penelitian tersebut. Batu asah adalah simbol pertanian dan panen, katanya.
Seorang perempuan lainnya dalam posisi tengkurap, lututnya ditekuk, "dengan lehernya bertumpu pada dada" wanita pertama. Perempuan kedua ini memiliki "dua buah batu asah yang diletakkan secara horizontal di punggungnya."
Diperkirakan perempuan pertama berjuang untuk bernapas dengan beban perempuan kedua di lehernya, sementara perempuan kedua juga akan berjuang untuk bernapas, yang mungkin menyebabkan serangan jantung, dan berujung pada kematian.
Sepanjang era Neolitikum, atau Zaman Batu akhir, penelitian ini menyatakan penyiksaan dan pembunuhan dengan cara demikian telah menjadi praktik umum yang terkait dengan upacara dan situs ritual.
Penelitian ini meninjau kerangka yang ditemukan di penggalian arkeologi lainnya di seluruh Eropa yang mencakup 2.000 tahun. Para peneliti menemukan ada 20 kasus pembunuhan ritual serupa di 14 lokasi berbeda. Mencekik diri sendiri adalah kemungkinan penyebab kematian.
Contoh paling awal dari metode pembunuhan ini adalah di sebuah situs Mesolitik yang berasal dari tahun 5.400-4.800 SM.