Gara-Gara Kuda Nil, Firaun Mesir Tewas Dalam Pertempuran 3.500 Tahun Lalu
Gara-Gara Kuda Nil, Firaun Mesir Tewas Dalam Pertempuran 3.500 Tahun Lalu
Mumi dari Firaun Seqenenre Taa II yang ditemukan pada 1880 belum lama ini diperiksa kembali.
-
Apa saja kegiatan Firaun di Mesir Kuno? Firaun bukan hanya raja yang ongkang-ongkang kaki, tetapi ia punya agenda padat. Firaun adalah kepala negara dan sebagian besar kehidupan sehari-hari mereka berputar di sekitar jaringan rumit urusan istana dan tanggung jawab administratif.
-
Kenapa Firaun beribadah? Di Mesir kuno, negara dan agama saling terkait erat. Firaun dipandang sebagai perantara antara alam fana dan alam ketuhanan. Karena keterlibatan dalam ritual dan ibadah seperti itu merupakan inti dari kehidupan seorang firaun Mesir.
-
Bagaimana cara Firaun Mesir menjadi pewaris takhta? Ketika dia sudah dewasa maka dia akan menjalani wajib militer. Sebagai anak dari firaun yang sedang berkuasa dia otomatis menjadi pewaris takhta. Dalam bukunya "Kehidupan Sehari-Hari di Zaman Mesir Kuno," penulis Jon Macnhip White menjelaskan:
-
Siapa firaun yang patungnya ditemukan di Mesir? Tim arkeolog gabungan Mesir-Amerika menemukan potongan tubuh bagian atas dari patung firaun Ramses II ketika menggali di wilayah Minya, Mesir.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Kapan dinasti firaun di Mesir muncul? Dinasti firaun di Mesir baru muncul sekitar 5.000 tahun lalu.
Gara-Gara Kuda Nil, Firaun Mesir Tewas Dalam Pertempuran 3.500 Tahun Lalu
Saat ditemukan, luka parah di wajahnya menarik perhatian para ahli arkeologi.
Firaun Seqenenre Taa II mengalami kematian tragis di medan perang. Dikutip dari laporan yang dipublikasikan di Live Science, firaun itu meninggal ketika berusaha melindungi negaranya.
Egyptolog terkenal Zahi Hawass bersama rekan kerjanya, Sahar Saleem, menemukan Seqenenre Taa II mengalami lebih banyak patah tulang.
- Patung Kepala Firaun Nabi Musa Kembali ke Mesir Setelah 30 Tahun Hilang, Sempat Muncul di Pameran
- Ilmuwan ini Tewas Gara-gara Menahan Kencing saat Berpesta, Begini Kisahnya
- Bak Mandi Marmer Ini Digunakan Pejabat 1.800 Tahun Lalu, Lambang Kepala Singa di Setiap Sisinya Punya Makna Khusus
- Prasasti Bertuliskan Kutukan Setan dari Abad ke-15 Ditemukan, Isinya Bikin Merinding
"Ini menunjukkan Seqenenre benar-benar berada di garis depan bersama pasukannya, mengorbankan nyawanya untuk membebaskan Mesir" kata penulis utama penelitian, Sahar Saleem, seorang profesor radiologi di Universitas Kairo, dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Arkeonews.
Hal ini didasarkan pada penelitian terbaru menggunakan tomografi terkomputasi (CT) pada mumi yang rusak tersebut.
Studi ini mengungkapkan adanya luka wajah baru yang disamarkan oleh para pembalsem kuno. Firaun ini mengalami sayatan besar di dahi, luka di sekitar mata dan pipi, serta luka tusukan di bagian dasar tengkorak yang mungkin mencapai batang otak. Para penyerangnya sepertinya mengepung dia dari segala penjuru.
Seqenenre Taa II merupakan penguasa di bagian selatan Mesir antara tahun 1558 SM dan 1553 SM. Sementara itu, Hyksos menguasai wilayah utara Mesir dan meminta upeti dari wilayah selatan kerajaan.
Sebuah papirus yang rusak menjelaskan, Seqenenre Taa II memberontak terhadap penjajah setelah menerima keluhan dari Raja Hyksos bahwa kebisingan dari seekor kuda nil di kolam suci Thebes mengganggu tidurnya.
Raja Hyksos tinggal di ibu kota Avaris yang berjarak 644 kilometer. Dia kemudian meminta dan menuntut penghancuran kolam suci tersebut. Hal ini merupakan penghinaan besar bagi firaun. Kemungkinan, penghinaan inilah yang menjadi awal peperangan.
Teks pada prasasti batu yang diukir di Thebes, menceritakan kematian Kamose, putra Seqenenre Taa II dan pewarisnya, dalam perang melawan Hyksos.
Penelitian terbaru ini menggunakan sinar-X dari berbagai sudut untuk membuat gambar 3D dari mumi firaun tersebut. Tubuh firaun dalam keadaan sangat buruk, dengan tulang-tulang terpisah dan kepala terlepas dari tubuhnya.
Para peneliti menyatakan, Firaun tersebut mengalami luka fatal sepanjang 7 sentimeter di dahi, yang bisa jadi diakibatkan oleh serangan kapak atau pedang dari atas. Sayatan lain yang berpotensi fatal di atas mata kanan sepanjang 3,2 sentimeter, kemungkinan dibuat oleh sebilah kapak.
Lebih banyak sayatan di hidung, mata kanan, dan pipi kanan datang dari arah kanan dan atas, mungkin dilakukan dengan gagang kapak atau tongkat tumpul.
Sementara itu, seseorang di depan firaun mengayunkan pedang atau kapak ke pipi kiri, meninggalkan sayatan dalam.
Dari sebelah kiri, senjata seperti tombak telah menembus dasar tengkoraknya, meninggalkan luka sepanjang 3,5 sentimeter.
Sebelumnya, para arkeolog awal telah melaporkan banyak dari luka-luka ini, namun Saleem dan rekan kerjanya, Egyptolog Zahi Hawass, menemukan serangkaian bagian tengkorak retak yang baru tersembunyi oleh bahan yang ditutupi balsam.
Terfokus di sisi kanan tengkorak, kerusakan ini diduga disebabkan oleh belati dan objek tumpul yang berat, mungkin gagang kapak.
Tangan mumi tersebut dalam posisi tertekuk dan terkepal, tetapi tidak ada tanda-tanda cedera pertahanan di lengan bawahnya. Para peneliti menduga Seqenenre Taa II dalam kondisi terikat saat meninggal.
Saleem menyatakan dalam pernyataannya kemungkinan Firaun tersebut ditangkap di medan perang dan dieksekusi oleh beberapa penyerang.
Fakta bahwa para pemberi balsem berusaha memperbaiki luka pada tengkorak Seqenenre Taa II menunjukkan proses balsem tidak dilakukan dengan tergesa-gesa, seperti yang ditulis oleh para peneliti dalam studi terbaru mereka di jurnal Frontiers in Medicine.
Otak yang telah mengering dari firaun tersebut juga melekat di sisi kiri tengkoraknya, mengindikasikan seseorang meletakkan tubuhnya di sisi setelah kematiannya, entah di tempat Firaun tersebut jatuh atau saat tubuhnya diangkut untuk proses balsem.
Meskipun Seqenenre Taa II mungkin kehilangan nyawanya dalam pertempuran, keturunannya akhirnya berhasil memenangkan perang.