Prasasti Bertuliskan Kutukan Setan dari Abad ke-15 Ditemukan, Isinya Bikin Merinding
Prasasti Bertuliskan Kutukan Setan dari Abad ke-15 Ditemukan, Isinya Mencekam
Prasasti ini ditemukan ketika ada pekerjaan konstruksi perluasan balai kota.
-
Di mana prasasti kutukan itu ditemukan? Sebanyak tiga puluh tablet kutukan yang masih awet ini berasal dari periode Klasik (2.500 tahun yang lalu), ditemukan di sebuah sumur kuno.
-
Siapa yang menemukan prasasti tersebut? Sebuah prasasti seukuran telapak tangan ditemukan pada Mei 2023 oleh Kimiyoshi Matsumura, seorang arkeolog di Institut Arkeologi Anatolia Jepang.
-
Di mana prasasti itu ditemukan? Prasasti seberat setengah ton yang berisi 13 baris tulisan itu ditemukan tim penggali di kawasan Mersin setelah proyek penggalian dilakukan selama 12 bulan.
-
Dimana prasasti itu ditemukan? Arkeolog di Turki menemukan prasasti atau lempengan batu saat melakukan penggalian di kastil Silifke yang terletak di atas bukit di Provinsi Mersin.
Prasasti Bertuliskan Kutukan Setan dari Abad ke-15 Ditemukan, Isinya Bikin Merinding
Balai Kota Rostock, Jerman mengatakan arkeolog menemukan kutukan setan yang tertulis di atas sebuah prasasti abad ke-15. Penemuan ini ditemukan selama pekerjaan konstruksi untuk perluasan Balai Kota Rostock.
Selama pekerjaan konstruksi, sebuah lubang wc yang dibangun abad pertengahan mengungkap selembaran timah yang tidak terlalu mencolok.
Catatan sejarah menunjukan pada abad ke-14, di lokasi tersebut pernah berdiri sebuah rumah dengan atap ganda yang dikatakan sebagai “salah satu yang paling indah di seluruh Jerman Utara.”
Setelah membuka lembaran timah itu, terdapat kata-kata yang menyebutkan “sathanas taleke belzebuk hinrik berith”, mengarahkan kutukan setan terhadap seorang wanita bernama Taleke dan seorang pria bernama Hinrik (Heinrich).
Teks tersebut ditulis dalam Blackletter yang dikenal juga sebagai Gothic Minuscule, atau Tectura yang digunakan di seluruh Eropa Barat dari abad ke-12 hingga abad ke-17.
Prasasti kutukan cukup umum pada zaman kuno selama periode Greko-Romawi. Kutukan itu biasanya ditulis di lembaran timah tipis dan digulung.
Kutukan ini digunakan untuk meminta para dewa, roh, atau orang yang telah meninggal untuk melakukan tindakan tertentu pada seseorang atau objek, atau untuk memberikan pengaruh terhadap target kutukan tertentu.
Para peneliti mengatakan penemuan di Rostock ini sangat langka, terutama dengan mantra belzebuk (Beelzebub), nama lain untuk Setan.
Penyebutan Berith dalam kutukan tesebut merujuk pada Ba’al Berith, yang disamakan dengan Beelzebub, Tuhan Lalat pada tradisi Rabbinic.
Mereka juga mengatakan motif kutukan tersebut bertujuan untuk memutuskan hubungan, perasaan cinta yang tidak terbalas, rasa cemburu, atau tujuan untuk membawa kesialan kepada kedua individu yang disebutkan.
Penggalian juga mengungkapkan sisa-sisa ruang bawah tanah dan pondasi yang berasal dari abad ke-16 dan ke-17, jejak bekas saluran air, mangkuk biru berlapis dari abad ke-15 yang berasal dari Valencia, Spanyol.