Ilmuwan Temukan Fosil Bintang Laut Berusia 410 Juta Tahun, Lengannya Mirip Cambuk
Fosil bintang laut brittle atau biasa dikenal bintang rapuh ini ditemukan di Afrika.
Ilmuwan Temukan Fosil Bintang Laut Berusia 410 Juta Tahun, Lengannya Mirip Cambuk
Para ahli paleontologi menemukan fosil bintang laut brittle atau biasa dikenal bintang rapuh, dari era Devonian di 'unit atas' Formasi Baviaanskloof di Afrika Selatan. Analisis mereka mengidentifikasi dua spesies berbeda, yakni spesies baru Krommaster spinosus dan spesies yang sudah dikenal sebelumnya, Hexuraster weitzi.
Sumber: Sci News
Bintang rapuh, yang dalam bahasa ilmiah disebut ophiuroid, termasuk dalam filum Echinodermata. Saat ini, terdapat lebih dari 2.000 spesies bintang rapuh yang masih hidup, dan fosil-fosil mereka banyak ditemukan, terutama di belahan bumi utara.
Bintang rapuh seringkali disalahpahami dengan saudara mereka, yaitu bintang laut. Padahal keduanya adalah dua spesies berbeda dengan perbedaan di mana bintang rapuh memiliki lengan panjang menyerupai cambuk yang panjangnya bisa mencapai 60 cm.
Era Paleozoikum, yang berlangsung sekitar 541 hingga 252 juta tahun yang lalu, didominasi oleh bintang rapuh tipe 'arkais'. Bintang rapuh tipe 'arkais' memiliki morfologi lengan yang sangat berbeda dari bintang rapuh tipe 'modern' atau kelompok mahkota.
-
Di mana fosil hewan laut purba ini ditemukan? Penemuan ini bermula ketika pada 1983, anggota Royal Ontario Museum menjelajahi Canadian Rockies dan menemukan lapangan fosil yang sangat luas di Taman Nasional Yoho, menurut studi yang diterbitkan pada 21 Juni dalam Journal of Systematic Palaeontology.
-
Apa yang ditemukan oleh para ahli paleontologi di Tiongkok timur laut? Trio ahli paleontologi temukan fosil lamprey Jurassic di Tiongkok timur laut.
-
Di mana fosil hewan purba ditemukan di Sumedang? Dua fosil hewan purba yakni gading gajah dan tempurung kura-kura belum lama ini ditemukan di Desa Jembarwangi, Kecamatan Tomo, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di Afrika Selatan? Arkeolog menemukan patung ikan pari yang terbuat dari pasir berusia 130.000 tahun.
-
Di mana fosil-fosil ikan laut dalam ditemukan? Andrea Baucon, seorang peneliti di Universitas Genova (Italia) yang memimpin studi ini berhasil menemukan fosil-fosil ikan laut dalam di daerah NW Apennines, dekat Piacenza, Modena, dan Livorno (Italia).
-
Siapa yang menemukan fosil-fosil hewan purba tersebut? Ekspedisi untuk mengumpulkan fosil-fosil ini dilakukan pada tahun 2011 dan 2014 oleh para ilmuwan dari Zoological Society of London (ZSL).
Bintang rapuh tipe 'arkais' dan 'modern' mulai berbeda pada zaman Ordovisium Awal, sekitar 485 hingga 470 juta tahun yang lalu. Hingga belum lama ini, bintang rapuh 'arkais' dianggap telah punah pada akhir periode Karbon, sekitar 300 juta tahun yang lalu.
Foto: C. Reddy
Namun, penemuan terbaru mengindikasikan bentuk 'arkais' dan 'modern' hidup berdampingan setidaknya hingga periode Trias, yang berlangsung sekitar 251 hingga 201 juta tahun yang lalu.
Penurunan jumlah bentuk 'arkais' diyakini terkait dengan terjadinya Revolusi Laut Paleozoikum Pertengahan, yang melibatkan peningkatan keragaman strategi predator di lingkungan perairan dangkal di garis lintang rendah.
Bintang-bintang rapuh 'arkais' disebut lebih rentan terhadap diversifikasi predasi dan dengan demikian menjadi terbatas pada komunitas yang berafiliasi dengan tingkat predasi yang lebih rendah seperti lingkungan laut di lintang tinggi.
"Hubungan antara bintang rapuh tipe 'arkais' dan 'modern' saat ini masih kurang dipahami," kata Caitlin Reddy, seorang ahli paleontologi dari Universitas Rhodes, dan rekan-rekannya.
Dalam penelitian terbaru, para peneliti memeriksa sisa-sisa fosil bintang rapuh tipe 'arkais' yang ditemukan di Afrika Selatan. Mereka terdiri dari cetakan alami dan cetakan yang dikumpulkan dari dua lokasi di 'Unit Atas' Formasi Baviaanskloof. Semua sisa-sisa bintang rapuh terawetkan dalam wujud rongga kosong, karena semua jejak rangka kalsiumnya telah larut.
Untuk mempelajari detail struktur rangka, Reddy dan rekan-rekannya menyiapkan cetakan silikon dari spesimen terpilih.
Hasil analisis morfologis mereka mengungkapkan keberadaan dua spesies, yaitu Krommaster spinosus, spesies baru bintang rapuh tipe encrinasterid yang ditandai oleh duri yang sangat besar, dan Hexuraster weitzi, spesies bintang rapuh tipe cheiropterasterid yang sudah dikenal sebelumnya.
Sisa-sisa fosil ini berusia hampir 410 juta tahun, menjadikannya catatan tertua tentang bintang rapuh yang berasal dari benua super Gondwana (yang kemudian terpecah menjadi benua-benua seperti Afrika, Amerika Selatan, Antartika, India, Australia, dan Madagaskar).
Fosil-fosil ini juga merupakan salah satu dari sedikit spesies yang diketahui berasal dari daerah-daerah kutub kuno, karena pada masa itu selatan Afrika berada dalam lingkaran Antartika.
Penemuan ini penting untuk memahami diversifikasi awal bintang rapuh, terutama karena sebagian besar spesies yang sudah dikenal sebelumnya ditemukan di batuan yang terbentuk lebih dekat dengan garis khatulistiwa, khususnya di superkontinen utara Laurasia (yang kemudian terpecah menjadi Eropa, Greenland, Amerika Utara, dan beberapa wilayah Asia).
- Sempat Dikira Tanaman Purba Selama Puluhan Tahun, Ternyata Fosil Bayi Kura-Kura Berusia 125 Juta Tahun
- Nyamuk Jantan Ternyata Pernah Jadi Serangga Penghisap Darah, Temuan Fosil Tertua Berusia 145 Juta Tahun Ini Buktinya
- Fosil Reptil Berusia 180 Juta Tahun Ditemukan di Danau, Hewan Purba Ini Selamat dari Peristiwa Kepunahan Massal
- Fosil Kura-kura Laut Berusia 6 Juta Tahun Simpan Jejak DNA Hewan Purba
"Selalu menakjubkan, hampir seperti keajaiban, bahwa kita dapat menemukan rekaman sejarah seperti ini yang membeku dalam waktu," kata Dr. Rob Gess, seorang peneliti di Universitas Rhodes dan Museum Albany.
Hasil penelitian tim ini dipublikasikan dalam jurnal PLoS ONE.