Menyelam di Sungai Nil, Arkeolog Temukan Pahatan Batu Bergambar Firaun Mesir
Para arkeolog menyelam di daerah Aswan, yang memiliki signifikansi sejarah penting di zaman Mesir kuno.
Para arkeolog menyelam di daerah Aswan, yang memiliki signifikansi sejarah penting di zaman Mesir kuno.
-
Apa yang ditemukan oleh para arkeolog di Mesir Kuno? Pada awal milenium pertama, banyak mumi di Mesir ditemukan dengan potret seperti aslinya yang memperliahatkan mata mumi yang cerah, gaya rambut, dan perhiasannya.
-
Apa yang ditemukan tim penyelam arkeologi di dasar Sungai Nil? Sebuah tim penyelam arkeologi menemukan potongan-potongan artefak Mesir kuno yang berada di dasar Sungai Nil sejak daerah itu dilanda banjir pada 1960-an dan 1970-an.
-
Bagaimana ilmuwan menemukan saluran air kuno di dekat piramida Mesir? Ghoneim menggunakan data satelit radar untuk menyelidiki Lembah Nil dari ruang angkasa. Karena gelombang radar mampu menembus tanah, ia memperoleh gambaran dari "dunia informasi yang tidak terlihat di bawah permukaan".
-
Bagaimana para arkeolog mengetahui asal manik-manik di makam kuno? Arkeolog Moisés Valadez Moreno dari Institut Antropologi dan Sejarah Nasional Meksiko (INAH) mengungkapkan bahwa sebagian besar manik-manik ini berasal dari 186 mil (300 kilometer), arah timur menuju Teluk Meksiko.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di Delta Sungai Nil? Arkeolog Mesir menemukan 110 kuburan di Delta Sungai Nil, berasal dari zaman sebelum kerajaan firaun.
-
Apa yang ditemukan para ahli arkeologi di Desa Celtic Kuno tersebut? Selama penyelidikan arkeologi sebagai bagian dari pengembangan kawasan permukiman baru, ditemukan sebuah denah rumah dari pemukiman sebelumnya dalam jumlah di atas rata-rata.
Menyelam di Sungai Nil, Arkeolog Temukan Pahatan Batu Bergambar Firaun Mesir
Tim arkeolog Prancis-Mesir menemukan koleksi pahatan batu kuno dan prasasti hieroglif saat melakukan ekspedisi penyelaman di Sungai Nil. Pahatan batu tersebut menggambarkan beberapa firaun Mesir yang pernah berkuasa.
Artefak kuno ini ditemukan di selatan Aswan, terletak di daerah yang dilanda banjir karena pembangunan Bendungan Tinggi Aswan antara tahun 1960 dan 1970. Sebelum banjir terjadi, UNESCO memimpin upaya komprehensif untuk mendokumentasikan dan merelokasi banyak harta arkeologi dari wilayah tersebut, namun banyak artefak yang ditemukan tertinggal dan kemudian tenggelam.
Dikutip dari laman Archaeology Magazine, Minggu (21/7), tim arkeolog menemukan gambar firaun ternama seperti Amenhotep III (1390-1352 SM), Thutmose IV (1400-1390 SM), Psamtik II (595-589 SM), dan Apries. (589-570 SM). Para firaun ini berkuasa selama Dinasti ke-18 dan 26 Mesir Kuno.
- Arkeolog Temukan Kota yang Tenggelam di Sungai Nil Berusia 2.500 Tahun, Punya Peran Penting Zaman Mesir Kuno
- Menyelam di Bawah Sungai Nil, Arkeolog Temukan Jejak Firaun Mesir dalam Bentuk Prasasti dan Lukisan
- Arkeolog Temukan 'Lukisan' Para Firaun Mesir Kuno, Terendam Ada di Bawah Air
- Arkeolog Temukan Makam Pejabat Mesir Berusia 4.300 Tahun, Ternyata Isinya Gambar Kehidupan Sehari-Hari Mesir Kuno
Tim arkeolog yang terlibat dalam penemuan ini terdiri dari para ahli dari Dewan Tertinggi Arkeologi Mesir, Paul Valery dari Universitas Montpellier,
dan dipelopori Dr Chris Crassion dari pihak arkeolog Prancis.
Sekjen Dewan Tertinggi Arkeologi, Dr Mohamed Ismail Khaled mengonfirmasi pahatan-pahatan ini belum pernah diteliti sebelumnya
dan kondisinya masih sangat utuh.
Tujuan tim melakukan ekspedisi penyelaman ini untuk menemukan dan mendokumentasikan prasasti serta pahatan yang masih ada
menggunakan teknologi canggih seperti fotografi bawah laut, video, dan fotogrametri.
Aswan memiliki signifikansi sejarah karena merupakan lokasi sangat penting bagi masyarakat Mesir kuno. Aswan merupakan perbatasan di selatan dan pusat bangunan-bangunan monumental seperti Abu Simbel dan kompleks kuil Philae. Di Abu Simble terdapat empat patung kolosal firaun Ramses II yang masing-masing tingginya 21 meter.
Aswan juga pernah menjadi lokasi strategis militer dan perdagangan selama beberapa dinasti, menurut arkeolog dan profesor Universitas Jaen di Spanyol, Dr Alejandro Jimenez-Serrano.