Misteri Kekejaman Bangsa Mongol di Sebuah Benteng Abad ke-13, Tiga Kerangka Mati dalam Posisi Tragis
Arkeolog di Polandia menemukan tiga kerangka manusia di sebuah benteng dari abad ke-13.
Baru-baru ini arkeolog telah menemukan sisa-sisa tulang dari tiga individu di benteng bukit abad pertengahan di Polandia. Ilmuwan memperkirakan tiga kerangka individu ini berasal dari korban invasi Mongol ke Eropa pada abad ke-13.
Dilansir dari laman Newsweek, tulang-tulang tersebut ditemukan di situs arkeologi yang berada di desa Czermno, Lublin dekat kawasan benteng bukit Czerwien peninggalan bangsa Slavia terbesar selama abad pertengahan.
-
Kapan unta raksasa berpunuk dua di Mongolia punah? âDi sini kami menunjukkan bahwa unta yang telah punah, Camelus knoblochi, bertahan di Mongolia hingga perubahan iklim dan lingkungan menyebabkannya punah sekitar 27.000 tahun yang lalu,â kata penulis studi Dr. John W Olsen dari Fakultas Antropologi Universitas Arizona.
-
Apa saja yang ditemukan bersama kerangka? Kerangka ini ditemukan mengenakan perhiasan mewah dan dikelilingi oleh senjata-senjata serta barang-barang istimewa seperti prasasti dua sisi dan segel.
-
Mengapa unta raksasa berpunuk dua di Mongolia punah? Para penulis menyimpulkan bahwa kepunahan Camelus knoblochi pada akhirnya disebabkan terutama oleh kurangnya toleransi mereka terhadap kondisi kekeringan dibandingkan dengan unta modern seperti Camelus ferus yaitu unta Baktria domestic, dan unta Arab domestik.
-
Apa itu Kue Bingka Singkong? Bingka adalah kue khas Banjar, Kalimantan Selatan, yang cukup populer dan disukai banyak masyarakat.
-
Di mana unta raksasa di Mongolia ditemukan? Sisa-sisa fosil Camelus knoblochi yang ditemukan di Gua Tsagaan Agui, yang juga memuat berbagai lapisan materi budaya manusia Paleolitikum yang kaya, menunjukkan bahwa manusia prasejarah tinggal bersama dan berinteraksi dengan Camelus knoblochi di wilayah tersebut.
-
Apa itu Bingka khas Banjar? Kue tersebut disebut dengan Bingka yang secara kasat mata mirip seperti kue lumpur.
Dulunya, Czerwien merupakan benteng bukit utama yang berdekatan dengan pemukiman padat penduduk. Para peneliti memperkirakan benteng ini dijarah dan dihancurkan ketika pasukan Kekaisaran Mongol menyerbu Polandia pada 1240-1241 M.
Proyek penelitian gabungan yang dipimpin oleh Marcin WoÅoszyn dari Universitas Rzeszów, Polandia berupaya mengungkap misteri benteng bukit abad pertengahan ini.
"Saya berharap pada saat ini tahun depan kita sudah mengetahui apakah benteng di Czermno dibangun pada tahun 800 M atau mendekati tahun 980 M," kata WoÅoszyn kepada Science in Poland.
Kematian yang tragis
Ketika WoÅoszyn dan timnya melakukan penggalian pada bulan Agustus dan September lalu. Mereka menemukan tiga kerangka yang posisinya menunjukan mereka mengalami kematian yang tragis.
"Setidaknya satu dari mereka berbaring tengkurap, jadi ini bukan penguburan atau kuburan yang disengaja,â ungkap Tomasz DzieÅkowski, seorang peneliti di Universitas Maria Curie-SkÅodowska
- Arkeolog Temukan Benteng Peninggalan Zaman Besi, Berisi Ratusan Mata Panah Sampai Sabit
- Arkeolog Temukan Bukti Manusia Purba di Zaman Batu Sudah Mulai Bertani 5.400 Tahun Lalu, Ada Lumbung Sampai Sisa Tanaman
- Arkeolog Temukan Mata Tombak Berusia 50.000 Tahun Terbuat dari Tulang Kuda, Ini Spesies Manusia yang Membuatnya
- Gali Makam Wanita Bangsawan China Berusia 3000 Tahun, Arkeolog Temukan 430 Benda Kuno, Begini Isinya
âKerangka-kerangka tersebut akan menjalani uji radiokarbon. Jika ketiga kerangka itu berasal dari pertengahan abad ke-13, maka kita dapat berasumsi bahwa mereka adalah korban invasi Mongol," imbuh DzieÅkowski, seperti dilansir dari laman Newsweek.
Selama penggalian di situs benteng bukit ini, para arkeolog juga menemukan serangkaian segel timbal dari jenis berbeda yang digunakan sebagai tanda kepemilikan yang diterapkan pada barang.
"Ini membuktikan bahwa benteng itu bukan hanya pangkalan militer, tetapi juga pusat perdagangan yang penting," kata DzieÅkowski.
Para peneliti berharap hasil uji laboratorium terhadap tiga kerangka yang ditemukan itu segera selesai dan dapat mengungkap misteri kematian kematian mereka.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti