Pakai Teknologi AI, Arkeolog Temukan Situs Berusia 5000 Tahun Terkubur di Gurun Uni Emirat Arab
Teknologi yang sama juga pernah digunakan arkeolog di Peru.
Tim peneliti di Universitas Khalifa di Abu Dhabi telah mengembangkan kecerdasan buatan (AI) untuk membantu mereka menjelajahi wilayah Rub al-Khali, atau ‘Empty Quarter’ – gurun seluas 402.336 kilometer di Semenanjung Arab. Gurun ini berada di wilayah yang mencakup Uni Emirat Arab, Oman, Yaman dan Arab Saudi.
Gurun Rub al-Khali merupakan rumah bagi situs Saruq Al-Hadid, yang menyimpan bukti aktivitas manusia selama 5.000 tahun. Dengan memanfaatkan data dari situs ini, tim melatih algoritma mereka untuk mendeteksi area potensial lainnya untuk penggalian di dekatnya.
-
Apa yang ditemukan oleh para arkeolog di Arab Saudi? Sumber: Phys.org Pusat Penelitian Australia untuk Evolusi Manusia (ARCHE) Universitas Griffith, bekerja sama dengan mitra internasional, membuat terobosan baru dari eksplorasi pengaturan bawah tanah, termasuk gua tabung dan lava, yang sebagian besar isinya merupakan reservoir (wadah menyimpan cairan) arkeologi yang belum dimanfaatkan di Arab.
-
Apa yang sedang dilakukan para ilmuwan di UTS dengan teknologi AI? Para peneliti dari Pusat Kecerdasan Buatan, Universitas Teknologi Sydney (UTS), untuk pertama kalinya mengembangkan teknologi AI berbasis sistem portable dan non-invasif, yang dapat menerjemahkan isi pikiran manusia ke dalam teks.
-
Apa yang diterjemahkan oleh ilmuwan menggunakan AI? Ilmuwan berhasil menerjemahkan huruf paku yang ada di prasasti kuno menggunakan alat kecerdasan buatan (AI).
-
Mengapa banjir di Uni Emirat Arab begitu parah? Karena kurangnya infrastruktur drainase dan fakta ruang perkotaan di negara ini diaspal, banyak air yang tidak memiliki tempat untuk pergi, sehingga memperparah banjir di banyak daerah.
-
Apa yang ditemukan oleh para arkeolog terkait asal usul patung Sphinx? “Temuan kami menawarkan kemungkinan kisah asal usul bagaimana formasi mirip Sphinx bisa muncul dari erosi,” kata peneliti Leif Ristroph dalam sebuah pernyataan. “Percobaan laboratorium kami menunjukkan bentuk mirip Sphinx ternyata berasal dari material yang terkikis oleh arus deras.”
-
Bagaimana cara para ilmuwan mendeteksi asteroid menggunakan AI? Alih-alih menggunakan teleskop untuk memindai langit dalam mencari asteroid, para ilmuwan tersebut menulis algoritma yang bisa memilah-milah foto-foto langit malam yang dahulu telah diambil.
Teknologi AI mampu menganalisis gambar yang diperoleh dengan menggunakan radar aperture sintetis (SAR), yaitu sistem radar kuat yang mampu menembus pasir dan tumbuh-tumbuhan, sehingga memungkinkan peneliti melihat struktur tersembunyi di bawah permukaan, seperti dikutip dari laman Artnet, Senin (30/9).
Para arkeolog menggunakan SAR yang ditularkan melalui satelit, yang mampu mencakup wilayah yang lebih luas daripada yang mungkin dilakukan dari darat. Dengan dukungan finansial dari Dubai Culture, badan pemerintah yang mengelola Saruq Al-Hadid, tim juga dapat melakukan survei darat menggunakan radar untuk mereplikasi hasil dari satelit.
Dengan menggunakan teknik pembelajaran mesin dan pembelajaran mendalam, tim telah mampu membuat algoritme yang mampu mendeteksi fitur otomatis dalam lanskap, presisi hingga dalam jarak 50 cm, dan mampu menghasilkan model 3D dari struktur yang diharapkan.
“Masalah utama dalam studi penginderaan jauh di lingkungan kering dan semi-kering seperti Uni Emirat Arab (UEA) adalah penurunan konten gambar akibat partikel debu atau tutupan awan,” tulis para peneliti dalam makalah yang diterbitkan di Geosciences pada Juni lalu.
Mulai Penggalian
Kesulitan ini yang dapat diatasi SAR, yang jarang tersedia bagi para arkeolog karena biaya dan kerumitannya.
- Arkeolog Temukan 30 Prasasti Berisi Kalimat Kutukan Berusia 2.500 Tahun, Digali dari Sebuah Sumur Kuno
- Gunakan AI, Arkeolog Temukan 303 Gambar Kuno Berukuran Besar yang Diukir di Atas Tanah 2200 Tahun Lalu
- Arkeolog Temukan Reruntuhan Kuil Berusia 4.000 Tahun, Ribuan Tahun Lebih Tua dari Machu Picchu
- Arkeolog Temukan Kuil Tempat Upacara Pengorbanan Manusia Berusia 5.000 Tahun di Peru, Ada Kerangka Terjepit & Sesajen
"Penelitian ini adalah yang pertama menggunakan pemrosesan gambar canggih dan teknik pembelajaran mesin untuk mendeteksi, memprediksi, dan memandu arkeologi dalam bidang yang diminati dan gurun Rub'Al-Khali," jelas para peneliti.
Dubai Culture akan memulai penggalian di area yang diidentifikasi oleh algoritma AI di Saruq Al-Hadid. Hanya sekitar 10 persen dari situs tersebut, yang mencakup area seluas 3,7 kilometer, yang telah ditemukan.
Jika prediksi AI akurat, Dubai Culture menyatakan akan terus menggunakan teknologi tersebut.
"Idenya adalah untuk mengekspor (teknologi) ke wilayah lain, terutama Arab Saudi, Mesir, dan mungkin juga gurun pasir di Afrika," jelas salah satu peneliti utama dalam proyek tersebut, Diana Francis kepada CNN.