Teka Teki ke Mana Perginya Homo Sapiens Setelah Meninggalkan Afrika Akhirnya Terungkap, Temuan Ilmuwan Mengejutkan
Kemana perginya Homo sapiens setelah dari Afrika telah menjadi teka-teki besar dalam studi evolusi manusia selama bertahun-tahun.
Kemana perginya Homo sapiens setelah dari Afrika telah menjadi teka-teki besar dalam studi evolusi manusia selama bertahun-tahun.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan yang dapat mengubah pemahaman kita tentang manusia purba? Para ilmuwan menemukan artefak berusia 500.000 tahun yang dapat mengubah pemahaman tentang kehidupan manusia purba. Penelitian yang diterbitkan di Nature Journal mengungkap penemuan alat kayu di Air Terjun Kalambo, Zambia.
-
Bagaimana manusia purba berburu mangsa? Berlari lebih cepat dari kejaran mangsa merupakan metode berburu yang efisien bagi manusia purba dan metode ini juga masih digunakan hingga saat ini, menurut laporan etnografi.
-
Apa ciri khas Homo sapiens yang membedakannya dari spesies manusia lain? Berikut ini merdeka.com merangkum informasi tentang 8 ciri-ciri Homo sapiens yang membedakan mereka dari spesies manusia lainnya dan membentuk identitas manusia modern yang unik, dilansir dari berbagai sumber.
-
Bagaimana ilmuwan bisa menentukan bahwa spesies manusia purba ini berbeda dari nenek moyang manusia modern? Hasil studi rahang, tengkorak, dan tulang kaki kerangka manusia purba ini menyatakan spesies ini berbeda dengan kerangka nenek moyang manusia modern Homo sapiens, Neanderthals atau Denisovan) yang sebelumnya ditemukan.
-
Apa itu Hari Roh Manusia Sedunia? Hari Roh Manusia Sedunia adalah hari yang diperingati setiap 17 Februari untuk mendorong kesadaran pentingnya meditasi dan koneksi batin.
-
Kenapa penemuan ini penting bagi penelitian tentang manusia purba? "Temuan ini sangat menarik karena menunjukkan seberapa pentingnya arkeologi bawah air." "Pelestarian situs bawah air kuno tidak ada tandingannya di daratan, dan tempat-tempat ini memberi kita peluang besar untuk belajar lebih banyak tentang manusia masa lalu."
Teka Teki ke Mana Perginya Homo Sapiens Setelah Meninggalkan Afrika Akhirnya Terungkap, Temuan Ilmuwan Mengejutkan
Ke mana perginya Homo sapiens setelah meninggalkan Afrika? Pertanyaan ini telah menjadi teka-teki besar dalam studi evolusi manusia selama bertahun-tahun. Namun, sebuah studi terbaru akhirnya memberikan jawaban yang lebih jelas.
Setelah perdebatan bertahun-tahun, sebuah studi baru memberikan jawabannya. Kelompok pemburu-pengumpul ini tampaknya telah bertahan selama ribuan tahun sebagai populasi homogen di pusat geografis yang membentang di Iran, Irak tenggara, dan timur laut Arab Saudi sebelum menetap di seluruh Asia dan Afrika. Sedangkan Eropa dimulai sekitar 45.000 tahun yang lalu.
Temuan mereka didasarkan pada kumpulan data genom yang diambil DNA kuno dan kumpulan gen modern, dikombinasikan dengan bukti paleoekologi yang menunjukkan bahwa wilayah ini mewakili habitat yang ideal.
Para peneliti menyebut wilayah yang disebut Dataran Tinggi Persia, sebagai “pusat” bagi orang-orang ini—yang mungkin hanya berjumlah ribuan—sebelum mereka melanjutkan perjalanan ribuan tahun kemudian ke lokasi yang lebih jauh.
- Arkeolog Ungkap Asal Usul Kuda dan Sejak Kapan Mulai Ditunggangi Manusia
- Neanderthal dan Manusia Pernah Kawin Silang 47.000 Tahun Lalu, Peneliti Ungkap Lokasi Pertemuan Pertama Mereka
- Evolusi Manusia Masih Kalah Cepat dengan Perubahan Budaya Modern, Dampaknya Ini yang Terjadi
- Mengubah Catatan Sejarah, Arkeolog Temukan Kerajinan Kayu Berusia 476.000 Tahun, Jauh Sebelum Homo Sapiens Muncul
“Hasil kami memberikan gambaran lengkap pertama tentang keberadaan nenek moyang semua orang nonAfrika saat ini pada fase awal penjajahan Eurasia,” kata antropolog molekuler Luca Pagani dari Universitas Padova di Italia, yang juga penulis senior penelitian tersebut.
“Penelitian ini adalah sebuah cerita tentang kita dan sejarah kita—tujuan kami adalah untuk mengungkap beberapa misteri tentang evolusi dan kehidupan di seluruh dunia," kata antropolog dan rekan penulis studi Michael Petraglia, direktur Pusat Penelitian Evolusi Manusia Australia di Universitas Griffith.
“Kombinasi model genetik dan paleoekologi memungkinkan kami memprediksi lokasi di mana populasi manusia purba pertama kali tinggal setelah mereka keluar dari Afrika,” tambahnya.
Para peneliti menemukan, populasi manusia purba di wilayah ini hidup dalam kelompok kecil, memanfaatkan berbagai sumber daya alam yang tersedia, seperti tanaman yang dapat dimakan dan berburu hewan liar. Mereka juga mengamati bahwa orang-orang yang menghuni wilayah tersebut pada saat itu mungkin memiliki kulit gelap dan berambut gelap, mirip dengan beberapa kelompok etnis di Afrika Timur saat ini.
Selain itu, peneliti mencatat bahwa seni gua, salah satu pencapaian budaya awal manusia, muncul secara bersamaan dengan keberadaan manusia di wilayah tersebut. Ini menunjukkan bahwa perjalanan awal manusia modern di luar Afrika tidak hanya tentang migrasi fisik, tetapi juga tentang perkembangan budaya.
Studi ini juga mengungkapkan bahwa perbedaan genetik antara orang-orang Asia Timur dan Eropa saat ini berasal dari penyebaran Homo sapiens dari wilayah "pusat" ke berbagai wilayah lain. Data genom yang ditemukan, yang berasal dari manusia purba yang tinggal sekitar 45.000 hingga 35.000 tahun yang lalu.
“Kami menemukan genom tertua yang berumur 45.000 hingga 35.000 tahun yang lalu sangat berguna,” kata antropolog molekuler dan penulis utama studi Leonardo Vallini dari Universitas Padova dan Universitas Mainz di Jerman.
Para peneliti merancang cara untuk menguraikan percampuran genetik yang luas dari populasi yang telah terjadi sejak penyebaran di luar pusat untuk menentukan wilayah ini dengan tepat.
Sebelumnya, diperkirakan bahwa telah terjadi perjalanan skala kecil Homo sapiens ke luar Afrika sebelum migrasi besar-besaran sekitar 60.000 hingga 70.000 tahun yang lalu. Namun, studi ini menyoroti bahwa wilayah tengah ini menjadi pusat penting dalam perjalanan awal manusia modern di luar benua Afrika.