Fakta Unik Siraman Gong Sekaten, Prosesi Memandikan Gamelan Berusia 600 Tahun di Keraton Kanoman Cirebon
Warga sekitar berebut air cucian dari gamelan tersebut.
Warga sekitar berebut air cucian dari gamelan tersebut.
Fakta Unik Siraman Gong Sekaten, Prosesi Memandikan Gamelan Berusia 600 Tahun di Keraton Kanoman Cirebon
Keraton Kanoman di Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Jawa Barat, tengah bersiap menyambut puncak Maulid Nabi Muhammad SAW, yang jatuh pada 28 September mendatang.
-
Bagaimana tradisi Ngirab di Cirebon dilakukan? Mengutip beautiful-indonesia.umm.ac.id, upacara ini dilakukan dengan berziarah ke petilasan Sunan Kalijaga oleh masyarakat di wilayah sekitar Sungai Derajat.
-
Apa yang menjadi salah satu ciri khas budaya di Kecamatan Gegesik, Cirebon? Masyarakat Cirebon mengenal Gegesik sebagai salah satu kecamatan yang terletak di sisi barat kota tersebut. Selain identik dengan kuliner Gayamnya, ternyata wilayah ini juga dikenal sebagai pelestari budaya lokal, salah satu yang unik adalah berburu tikus.
-
Apa itu tradisi Mudun Lemah di Cirebon? Jika dilihat dari pengertiannya, Mudun Lemah berarti turun tanah. Ini menandai seorang bayi yang sudah mulai beraktivitas secara mandiri mulai dari duduk, merangkak sampai berjalan.
-
Apa yang dilakukan Syekh Nurjati di Cirebon? Di Cirebon, keduanya sepakat mulai mengajarkan ilmu Agama Islam yang saat itu masih banyak yang belum mengenalnya.
-
Apa yang unik dari tradisi menyambut malam takbiran di Cirebon? Uniknya Cara Warga Cirebon Sambut Malam Takbiran, Arak Patung Raksasa Berhiaskan Lampu dan Bendera Tradisi ini menarik, karena karakter yang diarak merupakan hewan raksasa dan diiringi lampion serta obor bersama gema takbir Ada banyak cara yang dilakukan masyarakat untuk merayakan malam kemenangan.
-
Bagaimana kesenian Tayuban Cirebon dipertunjukkan? Pertunjukkan Tayuban Dalam pementasannya, kesenian ini dilakukan oleh seorang penari yang disebut ronggeng dan diiringi pemusik karawitan seperti kendang, goong, kenong, gamelan, kecrek dan suling. Musiknya cenderung dinamis, namun didominasi tempo lambat. Penarinya juga menggunakan selendang yang akan diberikan kepada tamu yang disambut untuk ikut menari.
Di sana terdapat ragam prosesi untuk menyambut puncak Maulid Nabi Muhammad SAW, salah satu yang menarik adalah tradisi memandikan gamelan tua berusia kurang lebih 600 tahun.
Dalam acara yang dilaksanakan pada Minggu (24/9) itu ratusan warga setempat memadati area keraton yang dijadikan tempat untuk memandikan gamelan.
Yang menarik, air cucian dari gamelan menjadi buruan warga yang hadir. Berikut fakta-faktanya.
Pencucian Menggunakan Bahan Alami
Mengutip ANTARA, Senin (25/9), selain alat musik gamelan, sejumlah benda pusakan juga dicuci dalam prosesi tersebut.
Terlihat abdi dalem keraton yang dipimpin oleh Pangeran Patih Raja Muhammad Qodiran mewakili Sultan Kanoman Sultan Raja Muhammad Emirudin, bergantian membersihkan alat-alat bersejarah itu menggunakan air dengan campuran bahan alami.
Bahan-bahan yang digunakan ialah batu bata tumbuk yang dicampur dengan fermentasi air kelapa muda. Lalu ada disiapkan juga air bunga serta asam Jawa dan jeruk nipis.
Berusia 6 Abad
Gamelan tersebut sudah ada sejak 600 tahun silam dan disebut merupakan peninggalan dari Sunan Gunung Jati.
Menurut juru bicara keraton, Ratu Arimbi, pencucian dilakukan di dalam Langgar Keraton Kanoman.
Setelah disucikan, gamelan akan ditabuh oleh para nayaga yang merupakan orang terpilih, sekaligus keturunan dari para penabuh-penabuh sebelumnya.
Tidak Rusak Walau Sudah Berusia 6 Abad
Yang menarik dari acara tersebut adalah gamelannya yang masih tetap kokoh walau berusia 6 abad.
Alat musik itu juga masih bisa dipukul dengan baik, dan menghasilkan suara yang merdu.
"Gong Sekaten ini sudah ada sejak masa Sunan Gunung Jati. Kami terus menjaga tradisi turun temurun ini supaya tetap lestari," kata Ratu Arimbi.
- Fakta Unik Menara Syahbandar, Titik Nol Kota Semarang Berusia 173 Tahun
- Salah Satu Peninggalan Wali Songo, Ini Fakta Unik Permainan Cublak-Cublak Suweng
- 5 Fakta Rencana Pembangunan Tol Cianjur, Bantu Wisatawan Nyaman ke Puncak
- Anak-Anak Sudah Main Kelereng Sejak Zaman Mesir, Yunani dan Romawi Kuno, Ini Sejarahnya
Air Bekas Cucian Jadi Rebutan.
Selain berbondong-bondong ingin menyaksikan, banyak warga yang hadir juga berebut air bekas cucian gamelan dan pusaka tersebut.
Dikutip dari Liputan6, air ada yang digunakan untuk dipakai sendiri, dan ada juga yang diberikan ke lahan pertanian. Menurut warga, air tersebut dianggap berkah lantaran mengandung doa yang baik.
"Momen keluarnya Gong Sekaten menjadi salah satu kesempatan bagi masyarakat Cirebon dan sekitarnya untuk menyaksikan secara langsung bagaimana wujud rupa gamelan pusaka yang hanya muncul sekali dalam setahun itu," jelas Ratu Arimbi.
Sebagai Media Dakwah
Gamelan bernama Sekati ini pernah jadi media penyebaran agama Islam oleh Sunan Gunung Jati.
Dulunya gamelan digunakan untuk memperkenalkan agama Islam kepada masyarakat di Cirebon.
Menurut sejarah, barangsiapa yang ingin menyaksikan dan menikmati lantunan merdu dari gamelan harus membaca dua kalimat syahadat sebagai syaratnya.