Komplikasi Akibat Gondongan dan Infeksi Lainnya Bisa Memicu Terjadinya Disabilitas Fisik, Orangtua Perlu Waspada
Dokter spesialis anak, Irene Ratridewi, menjelaskan bahwa komplikasi GBS dapat menyebabkan kelumpuhan permanen, tergantung pada tingkat keparahannya.
Salah satu komplikasi dari gondongan yang paling diwaspadai, serta penyakit infeksi lainnya, adalah Guillain-Barr Syndrome (GBS). Sindrom ini dapat menyebabkan disabilitas fisik yang serius. GBS merupakan kondisi di mana sistem kekebalan tubuh menyerang saraf, yang dapat mengakibatkan kelemahan, mati rasa, atau bahkan kelumpuhan. Dokter spesialis anak, Irene Ratridewi, menjelaskan bahwa komplikasi Guillain-Barr Syndrome dapat berujung pada kelumpuhan permanen, tergantung pada tingkat keparahannya. "Terkait kelumpuhan permanen atau disabilitas fisik ini tergantung dari derajat berat ringannya GBS. Memang dikatakan GBS ini self limited, artinya dia bisa sembuh sendiri. Tetapi di dalam setiap rentang kasus ada yang ringan sekali ada juga yang lumpuh permanen," ungkap Irene dalam sebuah webinar yang diselenggarakan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
Kasus GBS yang ringan akibat infeksi biasanya ditandai dengan ketidakmampuan untuk berjalan selama tiga hingga empat hari, setelah itu pasien dapat pulih sepenuhnya. "Ada yang berat kemudian sembuh, tapi ada sebagian kecil yang memang akan terjadi kelumpuhan atau kelainan saraf permanen akibat GBS. Jumlah pastinya kita tidak pernah tahu," jelas Irene. Pertanyaannya, bagaimana kita bisa meminimalisir risiko terjadinya kelumpuhan permanen atau disabilitas fisik pada anak akibat GBS? "Menghindari risiko disabilitas yang permanen bisa dilakukan dengan mengurangi paparan terhadap berbagai virus. Jika ada vaksin untuk virus tersebut, sebaiknya kita melakukan imunisasi," terang Irene saat menjawab pertanyaan dari Disabilitas Liputan6.com.
-
Kapan debit air Curug Nyogong tetap deras? Mengutip kanal YouTube Adrasa ID, intensitas air yang mengalir dari sungai di atas perbukitan itu begitu deras. Kondisi serupa juga tak berubah tatkala memasuki musim kemarau, sehingga debit air yang jatuh tidak berkurang sama sekali.
-
Apa saja komplikasi yang bisa ditimbulkan oleh cacar air? Komplikasi Cacar Air 1. Herpes zosterIni adalah kondisi di mana virus varicella zoster yang sebelumnya menyebabkan cacar air aktif kembali dan menyerang saraf. Herpes zoster ditandai dengan bintik-bintik merah khas cacar air yang memanjang di bagian tubuh tertentu, biasanya di sekitar dada atau pinggang. Herpes zoster dapat menyebabkan rasa sakit, gatal, kesemutan, dan bahkan kehilangan sensasi pada area yang terinfeksi. 2. Komplikasi pernapasanIni adalah kondisi di mana virus varicella zoster masuk ke paru-paru dan menyebabkan pneumonia viral. Pneumonia viral adalah penyebab utama kematian pada orang dewasa yang berkaitan dengan komplikasi cacar air. Gejala pneumonia viral meliputi batuk, sesak napas, nyeri dada, demam tinggi, dan menggigil. 3. Infeksi bakteriInfeksi terjadi ketika luka akibat cacar air terinfeksi oleh bakteri, seperti Staphylococcus aureus atau Streptococcus pyogenes. Infeksi bakteri dapat menyebabkan impetigo atau selulitis. Impetigo adalah infeksi kulit yang sangat menular, menyebabkan bintik-bintik merah berisi nanah di sekitar hidung dan mulut. Selulitis adalah infeksi kulit yang menyerang jaringan lunak di bawahnya dan menyebabkan kulit membengkak merah dan terasa panas. Infeksi bakteri dapat menyebar ke aliran darah dan menyebabkan sepsis. 4. Komplikasi otakIni adalah kondisi di mana virus varicella zoster menyerang otak dan menyebabkan ensefalitis atau ataksia serebelar. Ensefalitis adalah peradangan otak yang dapat menyebabkan sakit kepala hebat, kejang, gangguan kesadaran, hingga koma. Ataksia serebelar adalah gangguan koordinasi gerakan akibat kerusakan pada serebelum, bagian otak yang mengatur keseimbangan dan koordinasi. 5. Komplikasi kehamilanIni terjadi ketika ibu hamil terinfeksi cacar air dan berisiko menularkan virus varicella zoster ke janin. Komplikasi kehamilan akibat cacar air dapat menyebabkan berat badan lahir rendah, gangguan pertumbuhan, ukuran kepala yang kecil, gangguan penglihatan, gangguan kecerdasan, hingga kematian janin. Jika ibu hamil terinfeksi cacar air seminggu sebelum melahirkan atau beberapa hari setelah bayi lahir, bayi berisiko mengalami infeksi serius.
-
Kapan Saluran Air Nglinguk I ditemukan? Saluran air dengan batu-bata kuno di kedua sisinya ini tidak sengaja ditemukan oleh pekerja pembuat bata pada tahun 2007 silam.
-
Siapa saja yang berisiko mengalami komplikasi cacar air? Meski begitu, ada beberapa risiko komplikasi yang perlu diwaspadai, terutama pada bayi, ibu hamil, orang dewasa yang belum pernah terkena cacar air, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
-
Kapan Air Terjun Nyarai terbentuk? Di sini, kamu bisa menikmati gemuruh air dan kolamnya yang terbentuk sejak ratusan tahun lalu.
-
Kapan Air Panas Citando mulai sepi pengunjung? Hal ini berbeda dengan kondisi Citando empat tahun lalu yang dipadati oleh pengunjung dari berbagai kalangan.
Semua Penyakit Akibat Virus Bisa Memicu GBS
Kepala Divisi Infeksi dan Penyakit Tropis SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Universitas Brawijaya, Malang, menjelaskan bahwa setiap jenis penyakit infeksi dapat menjadi pemicu terjadinya GBS. "Mumps, semua penyakit virus bisa berpotensi untuk menyebabkan komplikasi GBS di kemudian hari. Jadi, penyakitnya sendiri sudah sembuh tapi GBS-nya terjadi di kemudian hari," ungkapnya. GBS lebih berisiko terjadi pada individu dengan kelainan genetik tertentu, khususnya yang berkaitan dengan gen di susunan saraf perifer.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa infeksi virus dapat mengubah respons imun tubuh menjadi tidak normal. "Infeksi virus ini bahayanya bisa membuat respons imun tuh jadi berubah atau jadi aneh. Virus apapun, baik mumps, HFMD (hand, foot and mouth disease/flu Singapura), bahkan virus influenza sekalipun bisa berisiko GBS," jelasnya. Hubungan antara antibodi yang dihasilkan seharusnya melawan virus, tetapi malah dapat menghasilkan antibodi yang menyebabkan kerusakan pada susunan saraf. "Jadi hubungannya antara antibodi yang dibentuk ini harusnya antibodi terhadap virus, tapi terbentuk antibodi yang lain yang mana antibodi ini dapat menimbulkan kerusakan atau kelainan pada susunan saraf. Ketika penyakit sudah selesai, GBS bisa timbul satu atau dua minggu setelahnya," tambahnya.
Apa Itu Sindrom Guillain-Barre?
Menurut Mayoclinic, gejala awal dari penyakit Guillain-Barre Syndrome (GBS) sering kali ditandai dengan kelemahan serta kesemutan pada tangan dan kaki. Sensasi ini dapat dengan cepat menyebar dan berpotensi menyebabkan kelumpuhan. Dalam kasus yang paling parah, sindrom ini dianggap sebagai keadaan darurat medis yang memerlukan perhatian segera. Sebagian besar individu yang terdiagnosis dengan kondisi ini biasanya memerlukan perawatan di rumah sakit untuk penanganan yang lebih intensif.
Walaupun sindrom Guillain-Barre tergolong jarang terjadi, penyebab pastinya masih belum sepenuhnya dipahami. Namun, penelitian menunjukkan bahwa sekitar dua pertiga dari pasien mengalami gejala infeksi dalam waktu enam minggu sebelum munculnya gejala Guillain-Barre. Infeksi tersebut bisa berupa infeksi saluran pernapasan atau saluran cerna, termasuk COVID-19. Selain itu, virus Zika juga diidentifikasi sebagai salah satu penyebab potensial dari sindrom ini.
Tidak ada terapi yang terbukti efektif untuk mengatasi sindrom Guillain-Barre. Meskipun demikian, terdapat beberapa metode perawatan yang dapat membantu mengurangi gejala dan mempercepat proses pemulihan. Sebagian besar individu mengalami kesembuhan total dari sindrom ini, namun ada juga kasus yang dapat berujung pada kondisi serius dan bahkan fatal. Proses pemulihan mungkin memerlukan waktu yang cukup lama, bahkan hingga beberapa tahun, tetapi umumnya, kebanyakan orang dapat kembali berjalan enam bulan setelah gejala pertama kali muncul. Namun, ada juga individu yang mengalami dampak jangka panjang, seperti kelemahan, mati rasa, atau rasa lelah yang berkepanjangan.
- Bisa Berujung Meningitis Hingga Disabilitas, Anak Penderita Tuberkulosis Perlu Diatasi dengan Tepat
- Ini Sosok Anak Perempuan yang Ditolak & Diusir Keluarganya, Kini Tinggal & Diurus Panti ODGJ
- Ketahui Kapan Sebaiknya Orangtua Bawa Anak ke Dokter saat GTM
- Dokter Spesialis Olahraga Jelaskan Sejumlah Budaya Kebugaran di Indonesia yang Perlu Diubah