Patut Diwaspadai, Dua Jenis Makanan Berikut Bisa Meningkatkan Risiko Terjadinya Kanker Payudara
Waspadai konsumsi daging merah dan daging olahan karena keduanya bisa meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara.
Kanker tetap menjadi salah satu penyakit yang paling ditakuti oleh banyak orang, terutama kanker payudara. Penyakit ini tidak hanya dipengaruhi oleh faktor genetik, tetapi juga dipengaruhi oleh gaya hidup, termasuk pilihan makanan sehari-hari. Menurut dr. Dedyanto Henky Saputra, M.Gizi, AIFO-K, Medical General Manager PT Kalbe Farma Tbk, beberapa jenis makanan dapat meningkatkan risiko kanker payudara jika dikonsumsi secara berlebihan dan dalam jangka waktu yang lama.
Apa Saja Makanan yang Dapat Memicu Kanker Payudara?
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal Advances in Nutrition pada tahun 2021, yang meninjau 210 studi mengenai 13 jenis makanan dan kaitannya dengan risiko kanker, menunjukkan bahwa terdapat dua jenis makanan yang memiliki korelasi kuat dengan peningkatan risiko kanker payudara. Makanan tersebut adalah:
-
Kenapa kesehatan lidah penting? Seiring dengan fungsinya yang kompleks, kesehatan lidah dapat mencerminkan kondisi keseluruhan dari kesehatan seseorang. Perubahan warna, tekstur, atau adanya gejala seperti luka, bintik, atau pembengkakan pada lidah bisa menjadi tanda awal masalah kesehatan yang lebih serius.
-
Apa yang dimaksud dengan makan sehat? Menurut Davis pada dasarnya, makan sehat adalah mengisi tubuh dengan makanan bergizi dan utuh.
-
Kenapa keringat berlebih bisa menjadi tanda masalah kesehatan? Namun, jika keringat yang dihasilkan berlebihan, hal ini dapat menjadi tanda akan adanya masalah.
-
Apa definisi dari lemak sehat? Lemak sehat atau lemak tak jenuh adalah jenis lemak yang mengandung satu atau lebih ikatan rangkap dua atau rangkap tiga di antara molekul-molekulnya.
-
Bagaimana anggur merah membantu menjaga kesehatan jantung? Anggur merah mengandung resveratrol, sebuah komponen yang membantu meningkatkan kadar kolesterol HDL (kolesterol baik) dan menjaga kesehatan jantung.
-
Apa saja manfaat kemangi bagi kesehatan? Kemangi memberikan efek yang luar biasa untuk kesehatan. Dilansir dari Medical News Today, kemangi memiliki beberapa manfaat sebagai berikut: Mengurangi Stres Oksidatif Kemangi kaya akan antioksidan yang dapat membantu menurunkan stres oksidatif dalam tubuh. Stres oksidatif terjadi ketika ada ketidakseimbangan antara radikal bebas dan antioksidan, yang bisa menyebabkan kerusakan sel dan berkontribusi pada berbagai penyakit, seperti kanker, penyakit jantung, dan diabetes. Senyawa seperti eugenol dalam kemangi berfungsi sebagai antioksidan yang efektif.
1. Daging Merah
Konsumsi daging merah lebih dari 150 gram per hari secara berkelanjutan dapat meningkatkan risiko kanker payudara hingga 10 persen. Menurut seorang dokter yang berfokus pada Konsultasi Seputar Kanker dan Nutrisi serta merupakan lulusan Universitas Atmajaya pada tahun 2001, daging merah mengandung senyawa tertentu yang dapat memicu inflamasi dalam tubuh, yang pada akhirnya dapat merangsang perkembangan sel-sel kanker. Bagi mereka yang menyukai daging merah, sangat penting untuk memperhatikan asupan harian dan mempertimbangkan sumber protein alternatif yang lebih sehat.
Daging Olahan
Daging olahan juga tidak luput dari perhatian dalam penelitian ini, karena memiliki risiko yang cukup signifikan. Konsumsi daging olahan sebanyak 50 gram setiap hari dalam jangka waktu yang lama dapat meningkatkan risiko kanker payudara hingga 10 persen. Daging olahan seperti sosis, nugget, dan bacon biasanya mengandung bahan pengawet serta zat tambahan yang kurang baik untuk kesehatan. Dedyanto menjelaskan bahwa penggunaan zat aditif ini bisa menjadi pemicu kanker jika dikonsumsi secara berlebihan. Namun, penting untuk diingat bahwa pola makan bukanlah satu-satunya faktor yang bisa memengaruhi risiko kanker payudara. "Kita juga harus memperhatikan faktor-faktor risiko lain, misalnya obesitas dan diabetes," ujar Dedyanto dalam siaran langsung di akun @ptkalbefarmatbk.
Makanan Pencegah Kanker Payudara
Pola makan memainkan peranan yang sangat krusial dalam pencegahan kanker payudara. Dalam kesempatan itu, Dedyanto mengungkapkan bahwa terdapat beberapa jenis makanan yang dapat membantu menurunkan kemungkinan terkena kanker payudara.
1. Buah Utuh, Bukan Jus
Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Journal Advances in Nutrition pada tahun 2021, konsumsi buah utuh dapat mengurangi risiko kanker payudara. Disarankan untuk mengonsumsi buah sebanyak 100 gram atau lebih setiap hari. Namun, penting untuk diingat bahwa buah yang dimaksud bukanlah dalam bentuk jus. Proses pembuatan jus atau blender dapat mengurangi kandungan serat dalam buah, sehingga manfaat yang diperoleh tidak seoptimal jika buah dimakan secara utuh.
Kenapa serat itu penting? Dedyanto menjelaskan bahwa serat berfungsi untuk menghambat penyerapan gula dan lemak tidak sehat dalam tubuh. Selain itu, serat juga menjadi sumber makanan bagi bakteri baik di usus. Keberadaan bakteri baik ini sangat vital dalam menjaga sistem kekebalan tubuh kita, termasuk dalam mengurangi risiko kanker pada saluran pencernaan.
Sayuran Utuh
Selain buah-buahan, sayuran juga memiliki peranan penting dalam mengurangi risiko terjadinya kanker payudara. Sama seperti buah, penting untuk mengonsumsi sayuran dalam bentuk utuh dan tidak mengolahnya menjadi jus atau diblender. Dengan cara ini, kita akan mendapatkan serat yang lengkap, dan proses mengunyah yang dilakukan di mulut akan mendukung pencernaan yang lebih baik. Konsumsi sayuran utuh dapat memberikan manfaat kesehatan yang lebih optimal, sehingga sangat disarankan untuk memasukkan sayuran segar dalam pola makan sehari-hari.
Kedelai
Salah satu temuan menarik dari penelitian ini adalah keuntungan yang diperoleh dari konsumsi kedelai. Kedelai beserta produk olahannya, yang sering kali menjadi perhatian karena adanya isoflavon yang mirip dengan estrogen, ternyata dapat mengurangi risiko terkena kanker payudara. Meskipun penelitian ini tidak menjelaskan secara rinci berapa banyak kedelai yang sebaiknya dikonsumsi, namun ada indikasi bahwa mengonsumsi kedelai dalam jumlah yang moderat dapat menjadi tambahan yang bermanfaat dalam pola makan sehari-hari.
Faktor Risiko Kanker Payudara
Kita mungkin tidak menyadari bahwa terdapat keterkaitan yang kuat antara obesitas dan diabetes melitus dengan peningkatan risiko kanker payudara. Kelebihan kalori dalam pola makan yang melebihi kebutuhan tubuh dapat menyebabkan kenaikan berat badan, yang pada akhirnya berujung pada obesitas. Selain itu, gaya hidup yang kurang aktif, yang sering disebut sebagai sedentary lifestyle, juga berperan dalam masalah ini. Diabetes melitus, yang biasanya dipicu oleh konsumsi makanan yang tinggi gula dan rendah serat, juga berkontribusi dalam meningkatkan risiko kanker payudara. Dengan demikian, penting bagi kita untuk memperhatikan pola makan dan aktivitas fisik guna mencegah masalah kesehatan yang lebih serius.
Nutrisi yang tepat sangat penting dalam perawatan pasien kanker. Dedyanto menjelaskan bahwa terdapat dua tahap dalam pemberian nutrisi kepada pasien kanker, yaitu saat mereka menjalani terapi dan ketika kondisi mereka mulai stabil. Setiap tahap memiliki fokus yang berbeda, namun secara umum, tujuannya adalah memastikan tubuh pasien tetap kuat dan mampu menghadapi pengobatan kanker. Selama menjalani terapi kanker seperti kemoterapi atau radiasi, pasien sering mengalami penurunan nafsu makan. Hal ini biasanya disebabkan oleh efek samping dari pengobatan, yang dapat menimbulkan mual, muntah, atau bahkan luka di rongga mulut.
Di sinilah pentingnya pemberian nutrisi yang optimal; pemenuhan gizi sebaiknya dimulai sebelum terapi dimulai agar kondisi tubuh pasien siap dan kuat menghadapi pengobatan. "Tanyakan dahulu kepada para pejuang kanker, mereka mau makan apa. Libatkan mereka dalam pemilihan makanan agar mereka lebih semangat untuk makan," ujar Dedyanto. Dengan melibatkan pasien dalam pemilihan makanan, diharapkan mereka akan lebih termotivasi untuk mengonsumsi makanan yang bergizi, sehingga dapat mendukung proses penyembuhan mereka. Pemberian nutrisi yang baik tidak hanya membantu meningkatkan daya tahan tubuh, tetapi juga berkontribusi pada kualitas hidup pasien selama menjalani perawatan.