Mengenal Tradisi Andung, Ungkapan Perasaan Duka saat Upacara Kematian Ala Suku Batak Toba
Ketika seseorang telah pergi untuk selamanya, bagi kelompok Suku Batak Toba orang tersebut layak untuk mendapatkan penghormatan.
Ketika seseorang telah pergi untuk selamanya, bagi kelompok Suku Batak Toba orang tersebut layak untuk mendapatkan penghormatan.
Mengenal Tradisi Andung, Ungkapan Perasaan Duka saat Upacara Kematian Ala Suku Batak Toba
Kematian adalah takdir rahasia setiap orang. Apa yang hidup dan bernapas, pasti akan menemukan ajalnya. Dengan demikian, setiap orang memiliki cara pandang yang berbeda-beda dalam mengartikan tentang manusia.
Dalam konteks budaya dan tradisi, kematian menjadi momen yang paling sakral dan tentunya memiliki cara sendiri dalam menghormati seseorang yang telah meninggal dunia. Begitu juga dalam tradisi yang dimiliki oleh kelompok Suku Batak Toba.
-
Apa itu tradisi bakar batu di Papua? Bakar batu adalah ritual memasak bersama dengan menggunakan batu-batu panas yang ditata di tanah sebagai pengganti kompor.
-
Apa itu Tradisi Ujungan? Warga di kampung adat Cibadak, Desa Warung Banten, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak memiliki sebuah tradisi unik bernama Ujungan.
-
Apa itu tradisi Kawin Tangkap di Sumba Barat Daya? Tradisi kawin tangkap ialah perkawinan yang dilakukan dengan cara menangkap perempuan dengan paksa untuk dikawinkan dengan pria yang tidak dicintainya.
-
Apa yang menjadi ciri khas dari budaya Batak Toba? Rumah adat Batak yang dikenal sebagai Rumah Bolon ini menjadi salah satu ciri khas dari budaya Batak Toba.
-
Bagaimana cara pelaksanaan tradisi Sumando di Tapanuli Tengah? Biasanya kegiatan sumando berlangsung selama tiga hari tiga malam.
-
Bagaimana tradisi Kawin Tangkap di Sumba Barat Daya dilakukan? Pelaksanaan kawin tangkap merupakan perkawinan yang terjadi tanpa persetujuan salah satu pihak.Tradisi ini terjadi bukan atas dasar cinta, tetapi karena kesepakatan antara orang tua laki-laki dan perempuan, tanpa sepengetahuan perempuan.
Tradisi untuk menghormati orang meninggal itu bernama Andung. Sebuah ungkapan perasaan duka ketika ritual upacara kematian sedang berlangsung. Berikut arti dan makna Andung dalam upacara kematian Batak Toba yang dihimpun dari beberapa sumber.
Ratapan Kesedihan
Seseorang yang pergi untuk selamanya pasti meninggalkan goresan-goresan kenangan kepada kerabat, teman, dan keluarga. Bagi Suku Batak, orang yang meninggal dalam usia tua justru semakin dihormati.
Orang berusia tua dan memiliki keturunan yang banyak, rasa hormat semakin tinggi serta begitu diagungkan. Mereka yang masih hidup tetap berpegang teguh jika arwah mampu memberkati dan memberikan perlindungan dari segala macam bahaya.
Andung merupakan bentuk seni suara dan sastra (tradisi lisan) yang bersifat ritual adat yang dilantunkan ketika keluarga atau kerabat meninggal dunia. Ratapan kesedihan ini diselingi dengan mengingat kembali kebaikan-kebaikannya selama hidup di dunia atau ungkapan rasa sayang dari pihak keluarga yang ditinggalkan.
Sebuah Kewajiban
Mengutip beberapa jurnal penelitian, Andung atau Mengandung ini bersifat harus dan wajib dilakukan ketika kerabat atau keluarga meninggal dunia. Meski tradisi ini tidak ada secara tertulis dalam aturan masyarakat Batak Toba, namun melantunkan Andung secara sadar harus dilakukan.
Dengan terlaksananya Andung, orang-orang akan memandang bahwa pihak keluarga yang ditinggalkan masih memberikan simpati dan rasa kepedulian terhadap jenazah.Secara logis, orang meninggal sudah pasti tidak dapat mendengar perkataan orang yang ada di sekitarnya. Namun, hal ini berbeda dengan orang Batak Toba, mereka percaya rohnya dapat mendengar seluruh kata-kata yang diucapakan dalam pelaksanaan Mangandung.
Kemampuan Andung
Mengutip jurnal berjudul Mangandung dalam Perkabungan Masyarakat Batak Toba, Resital (Vol. 17 tahun 2016), melantunkan Andung tidak memerlukan keahlian khusus, melainkan sudah diajarkan dari lingkungan masyarakat sekitar. Artinya, setiap orang Batak Toba yang ditinggalkan kerabat atau keluargnya, otomatis bisa melakukan Andung.
Selain itu, pelaksanaan Andung tidak dibatasi oleh usia. Hanya saja terdapat kondisi yang berbeda seperti anak yang sudah ditinggalkan ibunya saat umurnya masih kecil. Hal ini menjadi kemampuan awal dirinya dalam mengucapkan Andung.
Melantunkan Andung bisa dilakukan di samping jenazah atau secara tidak langsung (tempat lain), bahkan saat jenazah sudah dimakamkan. Andung bisa dilakukan dengan serentak oleh anggota keluarga tanpa ada batasan jumlah.
- Mengenal Tradisi Sumpah Pocong yang Dijalani Saka Tatal di Kasus Kematian Vina Cirebon
- Mengenal Tradisi Perang Tomat di Lereng Gunung Slamet, Wujud Syukur dari Panen Buah Melimpah
- Mengenal Upacara Besale, Ritual Pengobatan Tradisional Khas Suku Anak Dalam
- Tradisi Batagak Penghulu, Upacara Pengangkatan Seseorang Menjadi Pemimpin Adat
Ungkapan Hati
Andung bukanlah suatu tradisi yang harus dipelajari atau dilakukan oleh orang yang sudah ahli. Tradisi ini akan muncul sendirinya dari dalam diri masing-masing orang yang ditinggalkan, karena semua itu berawal dari ungkapan hati.
Ya, Andung bersifat fleksibel, cenderung tidak perlu menggunakan teks tertulis dan tanpa adanya contoh dan tiruannya. Kata-kata yang diucapkan itu seluruhnya murni dari lubuk hati terdalam.
Sekali lagi, kematian tidak ada yang tahu, hiduplah sebaik-baiknya dan berikan momen serta kebaikan kepada orang-orang di sekitar kita.