Kawah Tekurep, Rumah Peristirahatan Terakhir Para Raja Palembang yang Jarang Diketahui
Tempat ini biasa digunakan untuk wisata ziarah serta bagian dari belajar sejarah kerajaan.
Tempat ini biasa digunakan untuk wisata ziarah serta bagian dari belajar sejarah kerajaan.
Kawah Tekurep, Rumah Peristirahatan Terakhir Para Raja Palembang yang Jarang Diketahui
Kota Palembang begitu terkenal dengan Kerajaan Sriwijaya yang paling tersohor di Nusantara. Sampai saat ini, di kota ini masih banyak dijumpai berbagai macam peninggalan Kerajaan Sriwijaya, salah satunya adalah Kawah Tekurep. (Foto: Instagram/amienabdurrahman)
-
Di mana situs Kerajaan Sriwijaya ditemukan? Pemancing Temukan "Pulau Emas", Situs Kerajaan Sriwijaya Berusia 400 Tahun Situs kerajaan Sriwijaya pada zaman dahulu yang dikenal sebagai Pulau Emas telah ditemukan para pemancing lokal yang melakukan penyelaman malam hari di Sungai Musi, Sumatera Selatan.
-
Siapa Sri Maharaja Tarusbawa? Menurut Wikipedia, Sri Maharaja Tarusbawa merupakan raja ke-13 dari Kerajaan Tarumanegara.
-
Siapa yang meyakini penemuan situs Kerajaan Sriwijaya? Sean Kingsley, arkeolog maritim asal Inggris meyakini penemuan tersebut, termasuk temuan patung Buddha emas seukuran batu rubi yang bernilai jutaan dolar.
-
Kenapa situs peninggalan Majapahit di Kalimantan Barat dikaitkan dengan Kerajaan Majapahit? Sehingga tak heran bahwa keberadaan situs di Desa Negeri Baru, Ketapang, langsung dikaitkan dengan Kerajaan Majapahit.
-
Di mana letak situs peninggalan Majapahit di Kalimantan Barat? Situs tersebut berada di tengah pemukiman penduduk dan hanya berjarak 300 meter dari tepi Sungai Pawan.
-
Apa yang ditemukan di situs peninggalan Majapahit di Kalimantan Barat? Di Kota Ketapang, Kalimantan Barat, ada sebuah situs peninggalan Hindu Buddha. Peninggalan itu kemudian dikenal dengan nama Candi Negeri Baru.
Kawah Tekurep ini merupakan sebuah makam yang khusus untuk para raja-raja, abdi dalem beserta dengan keturunannya. Bagi masyarakat Palembang, tempat ini biasa digunakan untuk wisata ziarah serta bagian dari belajar sejarah kerajaan.
Kawah Tekurep ini berlokasi di Kelurahan 3 Ilir, Kecamatan Ilir Timur II Palembang. Lokasinya sekitar 100 meter dari tepian Sungai Musi. Secara umum, makam ini masih ada kaitannya dengan Kesultanan Palembang yang berdiri pada abad 17.
Asal Muasal Kawah Tekurep
Melansir dari situs indonesiakaya.com, secara etimologi, Kawah Tekurep ini berasal dari kata kawah yang bermakna menyerupai sebuah sendok nasi. Sedangkan Tekurep memiliki makna terbalik.
Maka artinya adalah wadah terbalik yang digunakan sebagai makan dan tempat pertemuan para wali dan sunan. Kompleks makam ini sudah dibangun sejak 1728 dengan menggunakan tiga unsur saja, yaitu kapur pasir, putih telur, dan batu.
Pembangunan kompleks ini bertepatan dengan pembangunan Masjid Agung Palembang. Beberapa tokoh besar Palembang telah beristirahat di tempat ini, seperti Sultan Mahmud Badadruddin serta empat istrinya, kemudian ada Ratu Gading dari Malaysia dan masih banyak lagi.
Arsitektur Makam
Kompleks Kawah Tekurep ini dibangun atas perintah Sultan Mahmud Badaruddin I Jaya Wikramo. Kemudian untuk bagian kubahnya dilanjutkan di areal pemakaman oleh Sultan Ahmad Najamuddin I Adi Kesumo.
Arsitektur pada makam ini merupakan perpaduan antara gaya etnis Melayu, India, dan China. Dengan kombinasi tiga gaya arsitektur yang berbeda-beda membuat bangunan ini terlihat unik dan kental dengan budaya khas masing-masing.
- Bangunan Bersejarah di Obyek Wisata Kaliurang Ini Terkenal Angker, Ini Kisah di Baliknya
- Klasiknya Rumah Singgah Kesultanan Siak Sri Indrapura, Seluruh Bagian Bangunan Terbuat dari Kayu
- Menengok Sejarah Masjid Agung Palembang, Warisan Peninggalan Kesultanan Palembang Darussalam Abad 18
- Sejarah Kirab Tedhak Loji, Unjuk Kewibawaan Raja Tanah Jawa Terhadap Rezim Kolonial
Bagian pintu masuk kompleks makam berbentuk gapura yang menghadap langsung ke Sungai Musi. Di dalam kompleks ini ada empat makam atau cungkup, terdiri dari cungkup makam para sultan dan satu cungkup makam untuk putra dan putri Sultan Mahmud Badaruddin, serta pejabat dan hulubalang kesultanan.
Jadi Tempat Wisata Religi
Melansir dari berbagai sumber, menjelang bulan Ramadan tempat ini akan ramai pengunjung yang hendak melakukan ziarah kubur. Tidak hanya orang Palembang saja, tetapi pengunjung mancanegara seperti Malaysia hingga Yaman juga datang ke tempat ini.
Saat bulan Syaban biasanya di kompleks pemakaman akan dilaksanakan Haul yang bernama Ziarah Kubro. Kegiatan ini diikuti oleh para ulama dari Nusantara maupun luar negeri.
Dalam Ziarah Kubro ini para ulama akan menggelar doa bersama untuk para alim ulama serta pejuang yang gugur dalam membela tanah air.