Menilik Sejarah Stasiun Medan, Peninggalan Perusahaan Kereta Api Milik Kolonial Belanda
Salah satu bangunan peninggalan DSM yang sampai sekarang masih berdiri kokoh adalah Stasiun Medan
Salah satu bangunan peninggalan DSM yang sampai sekarang masih berdiri kokoh adalah Stasiun Medan.
Menilik Sejarah Stasiun Medan, Peninggalan Perusahaan Kereta Api Milik Kolonial Belanda
Kemudian, pemerintah kolonial mendirikan Deli Spoorweg Maatschappij (DSM) pada tahun 1883. DSM adalah sebuah perusahaan kereta api swasta yang beroperasi di dekat pantai Timur Sumatera atau di sekitar Deli (Kota Medan). Salah satu bangunan peninggalan DSM yang sampai sekarang masih berdiri kokoh adalah Stasiun Medan. Saat ini, Stasiun Medan sudah menjadi stasiun utama milik PT KAI Divisi Regional I Sumatera Utara.
Simak sejarah singkat Stasiun Medan yang dirangkum merdeka.com dari beberapa sumber berikut ini.
Kemajuan Teknologi
Sebelum dibangunnya Stasiun Medan, perusahaan perkebunan milik kolonial bernama Deli Maatschappij mendesak pemerintah untuk segera membangun jalur rel kereta api, mengingat meningkatnya permintaan komoditas dan aktivitas perdagangan.
-
Mengapa kolonial Belanda membangun jalur kereta api di Sumatera Barat? Di Sumatera Barat, wacana pembangunan rel kereta api oleh kolonial Belanda digunakan untuk distribusi kopi dari daerah pedalaman, seperti Bukittinggi, Payakumbuh, Tanah Datar, hingga Pasaman menuju ke pusat kota yaitu Padang.
-
Apa yang menjadi tujuan utama pembangunan jalur kereta api di Aceh saat masa kolonialisme Belanda? Melansir dari heritage.kai.id, rencana pembangunan jalur kereta api di Aceh dimulai saat Belanda menyatakan perang dengan Kerajaan Aceh Darussalam pada tahun 1873. Masa kekuasaan dari pihak Belanda terus berganti sampai pada tahun 1874 Banda Aceh sudah dikuasai oleh Jenderal Jan van Swieten. Saat Swieten ditarik ke Batavia, pimpinan militer Belanda di Aceh diganti oleh Mayor Jenderal Johannes Ludovicious Jacobus Hubertus Pel. Dirikan Rel Kereta Api Pel, yang terkesima melihat jalur kereta api di Pulau Jawa membuat dirinya langsung menulis surat kepada Jenderal James Loudon tentang betapa pentingnya moda transportasi kereta api untuk menaklukan Kesultanan Aceh.
-
Bagaimana cara Belanda menghubungkan akses pesisir pantai Utara hingga pantai Timur di Aceh menggunakan jalur kereta api? Sejak dibangunnya rel kereta di wilayah Serambi Mekah, Belanda berhasil menghubungkan seluruh akses pesisir pantai Utara hingga pantai Timur mulai dari Oelee Lheue sampai ke Pangkalan Susu, Provinsi Sumatra Utara.
-
Mengapa Belanda membangun jalur kereta api di Sumatera Barat? Sumatra Barat menjadi salah satu lokasi yang dipilih Belanda untuk dibangun jalur kereta di sana. Pasalnya, di daerah tersebut ditemuan sebuah pertambangan batu bara tepatnya di Sawahlunto tahun 1868.
-
Bagaimana Staatsspoorwegen (SS) bisa melewati jalur kereta api Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM) sebelum jembatan dibangun? Pembangunan Derde Rail Sebelum jembatan itu dibangun, SS bernegosiasi dengan NISM agar bisa menumpang di jalur yang sudah ada. Jalur NISM yang menghubungkan Semarang hingga Yogyakarta sudah lebih dulu dibangun, baru kemudian perusahaan SS memohon agar kereta api mereka bisa melintas di jalur yang sudah ada itu agar jalur Solo-Yogyakarta yang terputus untuk menghubungkan Batavia dan Surabaya bisa terhubung. Karena lebar jalur kereta api untuk masing-masing perusahaan berbeda, SS memasang "derde rail" di tengah jalur NISM yang lebarnya lebih besar. Setelah derde rail dipasang, jalur Batavia-Surabaya milik SS bisa tersambung pada tahun 1899.
-
Kapan Museum Kereta Api Ambarawa diresmikan? Museum Ambarawa pada awalnya merupakan sebuah stasiun kereta api bernama Willem I. Stasiun ini terletak di jalur kereta api Kedungjati-Magelang-Yogyakarta. Stasiun itu diresmikan pada tanggal 21 Mei 1873.
Melansir dari artikel 'Sejarah Perkeretaapian Medan (1886-1942)', pemerintah Belanda memenuhi permintaan Deli Maatschappij dengan mendirikan Deli Spoorweg Maatschappij (DSM). Jalur kereta api pertamanya menghubungkan wilayah Medan-Labuhan yang diresmikan pada tahun 1886.
Sejalan dengan dibukanya rute Medan-Labuhan, maka harus ada stasiun sebagai tempat pemberhentiannya. Dari sinilah didirikan Stasiun Medan yang diresmikan oleh DSM pada 25 Juli 1886.
Seiring berjalannya waktu, jalur kereta api ini diperpanjang dari Stasiun Labuhan hingga Stasiun Belawan pada tahun 1888. Bahkan, sempat melayani rute Medan-Aceh menggunakan Atjeh Stoomtram Staatspoorwegen.
Stasiun Penting
Dengan dibukanya akses jalur kereta api di Tanah Deli, akses dan mobilisasi kegiatan perdagangan serta mengangkut hasil perkebunan dari daerah pedalaman ke pelabuhan Belawan semakin lancar.
Stasiun Medan ini dulunya menjadi saksi bisu perkembangan kereta api dari masa ke masa. Bahkan, berperan penting dalam berlangsungnya aktivitas perkebunan yang akan di distribusikan ke luar negeri.
Sisa Peninggalan
Mengutip dari beberapa sumber, satu-satunya peninggalan yang masih bertahan yaitu menara jam kuno yang terletak di bagian depan stasiun. Kemudian bagian atap peron yang bercirikan arsitektur Belanda masih dapat dijumpai.
Selain itu, terdapat lokomotif kuno yang terpajang di kawasan Stasiun Medan, bernama Lokomotif DSM 38. Lokomotif ini sengaja didatangkan oleh perusahaan DSM untuk menarik gerbong penumpang dan barang.
- Menilik Sejarah Gedung Balai Kota Padang, Bangunan Klasik yang Kental dengan Budaya Kolonial
- Menyusuri Sejarah Kereta Api di Padang Panjang, Awalnya Untuk Distribusi Kopi dari Desa ke Kota
- Mengulik Sejarah Berdirinya Stasiun Cikajang, Stasiun Kereta Api Tertinggi di Asia Tenggara
- Jejak Sejarah Kelapa Sawit di Indonesia, Berawal dari Perusahaan Besar Milik Belanda di Pantai Timur Sumatra
Lokomotif ini dulunya berjumlah 8 unit yang didatangkan dari pabrik Hartmann di Jerman. Dengan tipe C2, lokomotif ini dilengkapi rem tangan dan rem vakum. Bahan bakarnya pun masih menggunakan kayu jati.