Sejarah Tradisi Bakar Tongkang, Ritual Tahunan Wujud Syukur Masyarakat Bagansiapiapi
Tradisi tahunan ini tak lepas dari peringatan kedatangan bangsa Tionghoa ke daerah tersebut serta sebagai bentuk rasa syukur.
Tradisi tahunan ini tak lepas dari peringatan kedatangan bangsa Tionghoa ke daerah tersebut serta sebagai bentuk rasa syukur.
Sejarah Tradisi Bakar Tongkang, Ritual Tahunan Wujud Syukur Masyarakat Bagansiapiapi
Bagansiapiapi yang merupakan ibu kota dari Rokan Hilir, Provinsi Riau ini sejak dulu sudah cukup terkenal dengan masyarakat etnis Tionghoanya. Sampai sekarang, cerita tersebut masih terus bergulir secara turun-temurun di setiap masyarakat.
Berbicara soal ritual atau tradisi, Bagansiapiapi mempunyai satu kegiatan yang sudah dilaksanakan rutin setiap tahunnya, yaitu Bakar Tongkang. Ritual ini seiring berjalannya waktu berubah menjadi sebuah festival yang dihadiri oleh masyarakat lokal maupun para wisatawan dari dalam dan luar negeri.
-
Apa itu Tradisi Ujungan? Warga di kampung adat Cibadak, Desa Warung Banten, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak memiliki sebuah tradisi unik bernama Ujungan.
-
Apa yang dimaksud dengan tradisi Tutunggulan? Tradisi Tutunggulan Mengutip Instagram @napakjagatpasundan, seni Tutunggulan merupakan tradisi memukul alat lesung dengan alu. Alu merupakan alat penumbuk berbahan kayu atau bambu, sedangkan lesung merupakan wadah mirip perahu yang terbuat dari batang kayu utuh untuk wadah padi.
-
Apa makna dari budaya mencium tangan di Indonesia? Biasanya, budaya cium tangan atau salim tangan ini dilakukan oleh orang yang lebih muda kepada yang lebih tua sebagai tanda hormat dan sopan santun.
-
Bagaimana tradisi upah-upah dilakukan? Tradisi upah-upah biasanya dilengkapi dengan jamuan kecil maupun besar serta doa dan selamat atas tercapainya suatu hal.
-
Di mana tradisi Kawin Tangkap terjadi? Tradisi kawin tangkap merupakan perkawinan yang dilakukan dengan cara menangkap perempuan dengan paksa untuk dikawinkan dengan seorang pria yang tidak dicintainya.Tradisi kawin tangkap memiliki makna dalam mengangkat derajat atau untuk menghilangkan rasa malu kepada keluarga laki-laki.
-
Apa itu Tradisi Ngunjung? Secara bahasa, Ngunjung artinya mendatangi atau mengunjungi makam nenek moyang yang berpengaruh di desa tersebut.
Momen festival Bakar Tongkang sangatlah ditunggu-tunggu, pasalnya seluruh masyarakat akan tumpah ruah di satu tempat sambil membawa kapal tongkang dalam berbagai ukuran, lalu dibakar.
Selain menjadi wujud rasa syukur dan penghormatan kepada dewa-dewa, ritual Bakar Tongkang turut mempromosikan sektor pariwisata dan budaya daerah kepada seluruh wisatawan yang sedang berkunjung ke Rokan Hilir.
Asal-usul Bakar Tongkang
Melansir dari kanal Liputan6.com, istilah Bakar Tongkang ini dalam bahasa Hokkien disebut sebagai Go Gek Cap Lak. Ritual tersebut termasuk bagian dari ritual tahunan dan sudah terdaftar dalam kalender visit Indonesia.
Asal-usul tradisi Bakar Tongkang ini masih berkaitan dengan kedatangan etnis Tionghoa ke wilayah Bagansiapiapi. Mereka datang dari Fujian, Cina Selatan dengan menggunakan tiga kapal yang bertujuan untuk merantau. Dari ketiga kapal tersebut, hanya satu kapal yang berhasil selamat.
Para penumpang yang dipenuhi rasa bimbang itu kemudian berdoa kepada Dewa Kie Ong Ya atau dewa laut agar diarahkan menuju daratan. Benar saja, tak lama mereka melihat cahaya samar-samar yang diduga adalah daratan.
Mereka pun berhasil tiba di daratan itu dengan selamat. Dari sinilah kemudian dinamakan Baganapi. Penamaan ini berdasarkan cahaya yang dipercaya berasal dari kunang-kunang di atas bagan atau tanah.
Wujud Rasa Terima Kasih
Dalam pelaksanaan Bakar Tongkang ini rupanya juga masih berkaitan dengan orang-orang Tionghoa yang menetap di Bagansiapiapi lalu mendapatkan keberkahan dari hasil laut yang melimpah.
- Melihat Tradisi Tionghoa Rohil Bakar Tongkang Kenang Sejarah Tahun 1826
- Mengenal Tradisi Tabot, Ritual Perayaan Tahunan dalam Menyambut Tahun Baru Islam di Bengkulu
- Mengenal Tradisi Nganggung, Bentuk Gotong Royong Masyarakat Bangka Belitung
- Mengenal Tradisi Andung, Ungkapan Perasaan Duka saat Upacara Kematian Ala Suku Batak Toba
Maka dari itu, masyarakat Tionghoa memutuskan untuk membakar kapal tongkang sebagai wujud rasa terima kasihnya kepada dewa laut, Kie Ong Ya. Imigran China ini kemudian memberi kabar ke sanak saudara di Negeri Tirai Bambu tentang daerah pesisir yang berlimpah ikan ini. Satu persatu sanak saudara datang sehingga berkembang seperti saat ini.
Mengutip dari merdeka.com, ritual bakar tongkang dirayakan setiap tahun pada hari ke 16 bulan ke 15 berdasarkan kalender China.
Pelaksanaan Bakar Tongkang
Pelaksanaan ritual ini dimulai dengan membuat replika kapal tongkang dengan panjang sekitar 8,5 meter dan lebar 1,7 meter yang terbuat dari kayu dengan dinding kapal yang dilapisi kertas warna-warni.
Sebelum tongkangnya diarak, harus diinapkan satu malam di Kuil Eng Hok King, diberkati, lalu baru dibawa ke tempat prosesi. Barulah tongkang tersebut dibawa dengan cara dipanggul sepanjang jalan menuju tempat pendaratan tongkang pertama kali.
Ketika sudah sampai di lokasi, kapal tongkang tersebut diisi dengan kertas warna kuning lalu dibakar. Asap yang membumbung tinggi itu terbang ke udara untuk leluhur mereka.
Kemudian, masyarakat akan melihat titik jatuh tiang saat tongkang terbakar. Jika tiang jatuh ke arah laut, maka diyakini masyarakat akan mendapat rezeki dari laut.