Berapa Jarak Bumi ke Bulan? Pertanyaan Sederhana yang Buat Ilmuwan Pusing Jawabnya
Bukan perkara mudah bagi ilmuwan menentukan jarak Bumi ke Bulan. Meski sudah ada literatur yang menyebutnya. Namun sifatnya pro dan kontra.
"Seberapa jauh jarak Bulan dari Bumi?" pertanyaan ini terlihat sederhana, namun pada kenyataannya lebih rumit dari sekadar angka.
Mengapa begitu? Menurut Craig Hardgrove, seorang profesor di bidang eksplorasi bumi dan luar angkasa dari Arizona State University mengatakan, jarak rata-rata yang sering dikutip adalah 384.400 kilometer atau 238.855 mil, yang merupakan perkiraan yang baik.
-
Bagaimana NASA berencana menyelidiki kejadian sampah luar angkasa ini? ISS akan “melakukan penyelidikan mendetail” tentang bagaimana puing-puing itu selamat dari pembakaran, menurut NASA.
-
Apa yang NASA uji coba? NASA sedang menguji Komunikasi Optik Luar Angkasa (DSOC) – menggunakan laser inframerah untuk mengirim pesan kembali ke Bumi.
-
Mengapa ilmuwan astronomi memperingatkan NASA agar berhati-hati dalam mengeksplorasi Bulan? Namun NASA dan astronom lainnya telah diperingatkan bahwa dampak jangka panjang dari eksploitasi sumber daya bulan dapat berdampak serius pada penelitian ilmiah penting.
-
Siapa yang menuntut NASA? Keluarga Alejandro Otero menuntut lebih dari 80.000 dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp1,3 miliar kepada NASA setelah sampah antariksanya menembus atap rumah keluarga yang berada di Florida, AS tersebut.
-
Apa yang dilakukan oleh robot penjelajah NASA di Bulan? Tiga penjelajah, masing-masing seukuran koper jinjing, akan dikerahkan ke wilayah Reiner Gamma di Bulan. Mereka akan menghabiskan sekitar 14 hari Bumi untuk melakukan eksperimen yang dirancang untuk menguji kemampuan mereka.
-
Bagaimana NASA mengirimkan pesan dari luar angkasa ke Bumi? Dalam uji coba terbaru, foton laser membutuhkan waktu sekitar 50 detik untuk berpindah dari pesawat luar angkasa ke teleskop di Bumi, sementara keduanya meluncur melintasi ruang angkasa. Teknologi transceiver laser ini ditempatkan di pesawat luar angkasa Psyche yang sedang dalam misi menuju asteroid sabuk antara Mars dan Jupiter.
“Namun, orbit Bulan berbentuk elips, sehingga jaraknya dari Bumi bervariasi,” jelas dia dikutip LiveScience, Selasa (8/10).
Jarak tersebut berkisar dari sekitar 356.470 kilometer (221.500 mil) saat berada di titik terdekat dengan Bumi, yang disebut perigee, hingga 405.600 kilometer (252.000 mil) di titik terjauh, yang disebut apogee.
Jarak pada apogee begitu jauh sehingga tujuh planet lain di tata surya (Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus) bisa muat di antara Bumi dan Bulan. Eksperimen ini memungkinkan jika diameter rata-rata planet-planet tersebut dijumlahkan menghasilkan total 380.016 km (236.100 mil).
Dengan menggunakan reflektor yang ditinggalkan di permukaan Bulan pada 1960-an dan 1970-an, para ilmuwan saat ini dapat memancarkan laser berdaya tinggi ke arah Bulan dan mengukur kecepatan pantulannya untuk menentukan jarak Bulan dari Bumi.
Faktanya, Bulan bersinar 30% lebih terang dan tampak 14% lebih besar dalam diameter saat berada di perigee dibandingkan dengan saat berada di apogee.
- Studi Menunjukkan Ternyata Jalan Kaki Tingkatkan Harapan Hidup, Ini Durasi Tepatnya
- Mengenal Para Penembak Jitu yang 'Mengerikan', Bisa Tembak Musuh dari Jarak Jauh
- Ilmuwan Temukan Fakta Baru Bumi Makin Menakutkan saat Dilihat dari Ruang Angkasa
- Ilmuwan Ungkap Manusia Purba Sudah Pakai Sempak Sejak 40.000 Tahun Lalu, Begini Cara Mereka Membuatnya
"Perubahan ini kadang-kadang disebut sebagai 'supermoon' ketika Bulan berada di titik terdekat, dan 'micromoon' saat berada di titik terjauh," katanya.
Meskipun jarak dan fase Bulan mengikuti siklus bulanan sekitar 27 hari, keduanya tidak langsung terkait. Untuk sebagian besar kasus, jarak rata-rata antara Bumi dan Bulan cukup akurat bagi publik umum.
Namun, beberapa kasus — seperti merencanakan misi untuk mengorbit atau mendaratkan pesawat luar angkasa di Bulan — membutuhkan pengukuran yang lebih tepat.
Untungnya bagi para peneliti Bulan, pertimbangan ini jauh lebih ringan dibandingkan dengan misi ke Mars, yang memiliki variasi jarak sebesar 56 juta km (35 juta mil), dibandingkan dengan Bulan yang hanya sekitar 50.000 km (31.000 mil).
"Variasi jarak antara perigee dan apogee dapat mempengaruhi waktu perjalanan dengan margin kecil. Tetapi faktor lain seperti lintasan, kondisi lokasi pendaratan, dan pencahayaan matahari cenderung lebih penting untuk dipertimbangkan dalam misi ke Bulan,” jelas dia.
Noah Petro, ilmuwan proyek untuk Lunar Reconnaissance Orbiter milik NASA, mengatakan sejauh ini manusia beruntung bisa mengamati Bulan pada bagian yang sangat istimewa dari perjalanannya menjauh dari Bumi.
"Pada awal sejarah Bulan, jaraknya jauh lebih dekat, tetapi Bulan telah perlahan-lahan menjauh dari Bumi selama lebih dari 4 miliar tahun. Kita beruntung hidup di masa ketika Bulan berada pada jarak saat ini, karena kita bisa menyaksikan momen-momen magis ketika Bulan menutupi Matahari dan menciptakan gerhana matahari total,” jelas dia.