Ilmuwan Berencana Melakukan Uji Coba Menjadi Petani di Bulan
Misi ini bertujuan untuk mengembangkan ekosistem pertanian di luar angkasa, sehingga dapat menyediakan pasokan makanan bagi astronaut di bulan dan Mars.
Sekelompok ilmuwan dari Australia memiliki rencana untuk menanam tanaman di bulan pada tahun 2025. Proyek yang ambisius ini dikenal dengan nama Australian Lunar Experiment Promoting Horticulture (ALEPH), di mana inisiatif ini digagas oleh perusahaan swasta Lunaria One, yang berkolaborasi dengan berbagai lembaga penelitian, organisasi nirlaba, dan mitra industri.
Misi ini bertujuan untuk menciptakan ekosistem pertanian di luar angkasa yang dapat menyediakan makanan bagi para astronot di bulan dan Mars. Selain itu, proyek ini juga diharapkan dapat menghasilkan oksigen dan obat-obatan yang diperlukan untuk mendukung misi antariksa di masa mendatang.
-
Bagaimana para ilmuwan menemukan gua di Bulan? Dalam tulisannya di jurnal Nature Astronomy, para peneliti menyatakan mereka menganalisis pengukuran radar oleh Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO) NASA dan membandingkan hasilnya dengan tabung lahar di Bumi.
-
Apa yang ditemukan para ilmuwan di Bulan? Baru kali ini ilmuwan menemukan hal-hal yang tidak biasa saat mereka mengamati Bulan. Bulan dipenuhi dengan berbagai macam sisa benda luar angkasa yang sudah ditinggalkan dan rusak. Benda-benda itu berasal dari kecelakaan berbagai macam misi yang dijalankan oleh sejumlah badan antariksa. Namun, dari berbagai sisa benda yang ada, terdapat dua benda yang tinggal dan membentuk dua kawah besar di Bulan.
-
Bagaimana ilmuwan mempelajari inti Bulan? Teknik penelitian yang digunakan meliputi analisis gelombang akustik yang dihasilkan oleh gempa di permukaan Bulan.
-
Apa yang ditemukan para ilmuwan di permukaan Bulan? Ilmuwan mengonfirmsi penemuan gua bawah tanah di Bulan, tidak jauh dari lokasi di mana Neil Armstrong dan Buzz Aldrin mendarat 55 tahun lalu.
-
Mengapa menanam di Bulan dianggap penting? Pertanian di Bulan dapat menjadi bebas hama dan gulma, juga penggunaan pestisida yang dapat merusak lingkungan.
-
Di mana para ilmuwan menemukan bukti batuan pembentuk benua? Sebagaimana diketahui bahwa sebagian benua awal masih bertahan di Australia Barat, Kanada Utara, dan Greenland.
Menurut informasi yang dirilis oleh Badan Antariksa Australia (Australia Space Agency atau ASA) pada Kamis (14/11), ASA telah menyediakan dana sebesar USD3,6 juta untuk mendukung proyek ini.
Dana tersebut diharapkan dapat membantu mengatasi berbagai tantangan teknis yang dihadapi dalam eksperimen pertanian luar angkasa, termasuk penanaman tanaman di lingkungan yang ekstrem, seperti suhu Bulan yang sangat tinggi dan kondisi mikrogravitasi.
Misi ALEPH akan mengirimkan benih-benih tanaman yang telah dipilih ke Bulan menggunakan pesawat ruang angkasa milik Intuitive Machines. Perusahaan ini mencatatkan sejarah pada tahun 2024 sebagai perusahaan swasta pertama yang berhasil mendaratkan wahana antariksa di permukaan Bulan.
Benih-benih tanaman akan diangkut menggunakan kapsul yang dirancang khusus untuk perjalanan antariksa dan akan menempuh jarak sekitar 380.000 kilometer menuju Bulan. Setelah tiba di sana, kapsul akan mendarat di permukaan Bulan, dan benih-benih tersebut akan disiram serta dipantau untuk mengamati apakah ada tanda-tanda pertumbuhan atau perkecambahan, meskipun kondisi di Bulan sangat berbeda dengan Bumi.
Salah satu tantangan utama dalam eksperimen ini adalah suhu ekstrem di Bulan. Suhu di permukaan Bulan dapat mencapai 120 derajat Celsius pada siang hari dan turun hingga minus 130 derajat Celsius pada malam hari. Oleh karena itu, benih-benih tanaman yang dikirim ke bulan harus memiliki kemampuan untuk bertahan dalam kondisi tersebut.
Selain suhu yang ekstrem, tanaman juga harus mampu beradaptasi dengan kondisi mikrogravitasi yang ada di luar angkasa.
Keberhasilan proyek ini ditentukan oleh kemampuan tanaman untuk berkecambah dengan cepat dan tumbuh optimal di lingkungan yang sangat berbeda dari Bumi.
Menurut Profesor Caitlin Byrt, seorang ahli bioteknologi dan ilmuwan tanaman di Australian National University, salah satu jenis tanaman yang memiliki potensi untuk bertahan dan berkembang di Bulan adalah resurrection plant atau tanaman kebangkitan.
Tanaman ini terkenal karena kemampuannya untuk "berpura-pura mati" dan kemudian hidup kembali ketika kondisi lingkungan mendukung. Tanaman ini sangat tahan terhadap kondisi ekstrem seperti suhu yang sangat tinggi, kekeringan, dan suhu dingin yang ekstrem.
Kemampuan adaptasinya yang cepat terhadap perubahan lingkungan menjadikan tanaman kebangkitan sebagai kandidat yang ideal untuk eksperimen di Bulan.
Selain itu, para ilmuwan berharap bahwa tanaman yang tumbuh di Bulan dapat memberikan manfaat lebih dari sekadar pasokan pangan. Mereka berencana agar tanaman tersebut mampu memproduksi oksigen, yang sangat penting untuk mendukung kehidupan para astronaut dalam misi jangka panjang, baik di Bulan maupun di Mars.
Oksigen yang dihasilkan oleh tanaman ini bisa digunakan oleh para astronaut untuk bernapas, sehingga mengurangi ketergantungan mereka pada pasokan oksigen yang dibawa dari Bumi.
Eksperimen pertanian luar angkasa ini juga melanjutkan langkah-langkah awal yang telah dilakukan dalam penelitian sebelumnya, termasuk eksperimen yang melibatkan tanah Bulan.
Tanaman yang Bisa Tumbuh pada Bulan
Para peneliti telah berhasil menumbuhkan tanaman menggunakan tanah yang diambil dari bulan. Penemuan ini merupakan langkah krusial untuk memperpanjang keberadaan manusia di bulan.
Menurut informasi yang dilansir dari laman NASA pada Rabu (13/11), penelitian ini dilakukan oleh tim dari University of Florida yang memanfaatkan sampel tanah bulan yang dibawa oleh astronot NASA selama misi Apollo antara tahun 1969 hingga 1972. Sampel tanah tersebut digunakan untuk menumbuhkan benih tanaman.
Hasilnya menunjukkan bahwa benih yang ditanam dalam tanah bulan mulai menunjukkan perkembangan pada hari keenam, meskipun pertumbuhannya mengalami perlambatan setelah hari tersebut.
Penurunan laju pertumbuhan benih setelah hari keenam mengindikasikan bahwa tanah bulan memiliki tantangan tersendiri dalam mendukung pertumbuhan tanaman. Walaupun hasil yang diperoleh tidak sepenuhnya memuaskan, penemuan ini dianggap sebagai langkah maju yang signifikan.
Penelitian ini membuka peluang untuk eksplorasi lebih lanjut mengenai bagaimana tanaman dapat tumbuh dan berkembang di lingkungan yang sangat berbeda dari Bumi, seperti bulan dan Mars.