Ilmuwan Salah Sangka Benda Aneh ini Dikira Sampah Luar Angkasa, Ternyata Petunjuk Penting Manusia untuk Bisa Hidup Antar Planet
Awalnya dianggap sepele. Karena benda ini berada di ribuan satelit luar angkasa.
Awalnya dianggap sepele. Karena benda ini berada di ribuan satelit luar angkasa.
Ilmuwan Salah Sangka Benda Aneh ini Dikira Sampah Luar Angkasa, Ternyata Petunjuk Penting Manusia untuk Bisa Hidup Antar Planet
Pada tahun 2006, para astronom dari Catalina Sky Survey yang didukung NASA di Arizona menemukan benda aneh.
Benda aneh itu mengambang di tengah lautan ribuan satelit buatan manusia yang mengorbit planet ini.
Setelah melihat lebih dekat, mereka menyimpulkan bahwa objek tersebut bukan sekadar sampah luar angkasa.
-
Apa yang ditemukan oleh para astronom di luar angkasa? Para astronom telah mendeteksi partikel langka dan berenergi sangat besar yang jatuh ke Bumi dari luar angkasa.
-
Apa yang ditemukan NASA saat mengamati luar angkasa? Para astronom NASA telah menemukan "sinyal" yang tidak dapat dijelaskan datang dari luar galaksi ini. Mereka sedang melihat data selama lebih dari satu dekade dari salah satu teleskop utama NASA ketika mereka menangkap sinyal tersebut. “Ini adalah sesuatu yang tidak terduga dan belum dapat dijelaskan di luar galaksi kita,” kata Francis Reddy dari Goddard Space Flight Center NASA, dikutip Indy100, Sabtu (20/1).
-
Apa itu "tangan hantu" yang ditangkap NASA di luar angkasa? "Tangan hantu" ini adalah istilah astronomi yang ditangkap dengan menggunakan teleskop. Dua observatorium sinar -X milik NASA tak sengaja berhasil menangkap gambar mirip tangan yang berada di luar angkasa. Oleh ilmuwan NASA, disebut sebagai “tangan hantu”.
-
Bagaimana NASA berencana menyelidiki kejadian sampah luar angkasa ini? ISS akan “melakukan penyelidikan mendetail” tentang bagaimana puing-puing itu selamat dari pembakaran, menurut NASA.
-
Dimana posisi manusia terjauh di luar angkasa? Saat itu, ketiga astronot tersebut berada sekitar 248.655 mil dari Bumi dan memegang rekor jarak terjauh yang pernah ditempuh manusia ke kedalaman luar angkasa.
-
Bagaimana astronot mencapai luar angkasa? Penerbangan operasional pertama Program Pesawat Ulang-alik pada tahun 1980an membawa gelombang manusia baru ke luar angkasa.
Sebaliknya, itu adalah satelit alami yang untuk sementara waktu ditarik ke orbit yang sejajar dengan Bumi, mirip dengan bulan.
Minimoon ini, yang diberi nama RH120 2006, hanya berdiameter beberapa meter. Namun tidak seperti bulan sebenarnya, benda kosmik ini adalah satelit sementara Bumi, yang mengelilingi planet ini hanya selama satu tahun sebelum dikeluarkan dari orbit planet kita.
Lebih dari satu dekade kemudian, para ilmuwan dari Catalina Sky Survey melihat minimoon lainnya (CD3 2020) — yang seukuran mobil kecil — berkeliaran di orbit Bumi, sebelum terlempar keluar dari pengaruh sistem Bumi-bulan pada Maret 2020.
Karena kedekatannya dengan Bumi, minimoon ini memerlukan pengawasan ilmiah yang cermat.
Namun baru-baru ini, beberapa ahli mengamati minimoon dan asteroid dekat Bumi lainnya karena alasan berbeda: Mereka berpotensi menjadi batu loncatan dalam eksplorasi kosmos.
“Kita belum menjadi spesies antarplanet,”
Richard Binzel, profesor ilmu planet di Massachusetts Institute of Technology, kepada Live Science, Senin (19/2).
Tonggak Sejarah
Minimoon bisa menjadi tonggak sejarah yang harus dicapai saat mempelajari bagaimana manusia dapat beroperasi di ruang antarplanet dan pada akhirnya mencapai Mars.
Ukuran Minimoon yang kecil dan pergerakannya yang cepat membuatnya sangat sulit dideteksi dengan teleskop berbasis darat yang ada.
Namun, teleskop baru bisa segera mengubah hal itu. Jauh di Andes Chili, pembangunan Observatorium Vera C. Rubin hampir selesai, yang akan menampung kamera digital terbesar di dunia.
Mulai tahun 2025, kamera yang dikenal sebagai Legacy Survey of Space and Time ini akan mengambil 700 gambar setiap malam selama 10 tahun untuk mengkatalogkan tata surya pada tingkat 6 terapixel dengan presisi tinggi.
Eksplorasi alam semesta secara menyeluruh ini akan membantu para ilmuwan memahami zat misterius seperti materi gelap dan energi gelap.
Dan dengan pendekatan yang disesuaikan, ini juga dapat membantu para astronom mendeteksi minimoon setiap tiga bulan, menurut simulasi tahun 2020.