Misteri Hilangnya Air di Mars Terungkap
Perubahan musim di Mars mempengaruhi hilangnya air ke luar angkasa, menurut studi Hubble dan MAVEN.
Perubahan musim di Mars memiliki dampak signifikan terhadap laju hilangnya air planet ini ke luar angkasa, demikian hasil studi gabungan Teleskop Luar Angkasa Hubble dan misi Mars Atmosphere and Volatile Evolution (MAVEN) NASA. Mars, yang lebih dari tiga miliar tahun lalu memiliki iklim hangat dan basah, kini menjadi planet kering dan dingin.
Menurut John Clarke dari Universitas Boston, air di Mars dapat membeku di bawah tanah atau terpecah menjadi atom-atom yang kemudian melarikan diri ke luar angkasa.
-
Apa yang ditemukan NASA di Planet Mars? Wahana antariksa NASA Perseverance di Planet Mars menemukan bukti adanya danau purba di lapisan sedimen Kawah Jezero.
-
Mengapa NASA tertarik dengan sejarah air di Mars? NASA tertarik pada sejarah air di Mars karena air adalah unsur utama bagi kehidupan dan Curiosity beserta saudaranya yang lebih baru, Perseverance, membantu memahami apakah Mars dahulu pernah menjadi tempat tinggal bagi kehidupan mikroba.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan di Mars yang mirip dengan Bumi? Lumpur kering ini ketika diamati ternyata mirip dengan lumpur kering yang ada di Bumi.
-
Apa yang membuat ilmuwan kebingungan tentang Planet Mars? Para ilmuwan telah mengungkapkan bahwa Mars berputar lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya.
-
Apa yang ditemukan para ilmuwan mengenai kehidupan di Planet Mars? Asal usul kehidupan yang mengejutkan tentang permukaan planet Mars ditemukan para ilmuwan.
-
Di mana NASA melakukan eksplorasi untuk mencari tanda-tanda kehidupan di Mars? Kawah Jezero menjadi fokus para ilmuwan NASA saat ini karena diyakini lokasi tersebut merupakan lokasi sebuah danau yang pernah bergabung dengan sungai.
“Hanya ada dua tempat dimana air bisa mengalir. Ia bisa membeku di dalam tanah, atau molekul air bisa pecah menjadi atom, dan atom bisa lepas dari puncak atmosfer ke luar angkasa,” kata dia dikutip Space, Minggu (8/9).
Studi terbaru mengungkap bahwa air di Mars sebagian besar masih tersimpan di bawah permukaan hingga kedalaman 20 km, cukup untuk membentuk lapisan air global setebal 1-2 km. Namun, sebagian kecil air tersebut menguap dan terurai di atmosfer Mars, menyebabkan hidrogen dan deuterium (varian berat hidrogen) lepas ke luar angkasa.
Pengamatan Hubble dan MAVEN menunjukkan bahwa laju kehilangan hidrogen meningkat secara signifikan selama perihelion, titik terdekat Mars dengan matahari, seiring dengan peningkatan penguapan air dan pemanasan atmosfer akibat badai debu.
Pada perihelion, kadar hidrogen dan deuterium di atmosfer bagian atas meningkat drastis hingga 100 kali lipat dibandingkan dengan aphelion, titik terjauh Mars dari matahari. Penemuan ini memperlihatkan kompleksitas baru dalam hilangnya air di Mars dan pentingnya pengamatan lebih lanjut untuk memahami sejarah air di planet merah ini.
Sementara itu, para ilmuwan masih mencari tahu penyebab utama hilangnya deuterium, yang memerlukan injeksi energi ekstra untuk mempercepat pelariannya ke luar angkasa, kemungkinan melalui interaksi dengan angin matahari atau reaksi kimia akibat sinar ultraviolet matahari.
- Ilmuwan Akhirnya Temukan Wilayah Layak Huni di Mars, Ini Lokasinya
- Mars Dulunya Punya Atmosfer seperti Bumi, tapi Tiba-tiba Menghilang secara Misterius
- Misteri Adanya “Laba-laba” di Mars Mulai Terkuak, Ini Penjelasan Ilmuwan
- Ilmuwan Temukan Bukti Cadangan Air di Bawah Permukaan Mars, tapi Sulit Digali