Arkeolog Temukan Kota Hilang Bangsa Maya di Tengah Hutan Meksiko, Begini Wujudnya
Sebuah kota kuno yang hilang milik Bangsa Maya ditemukan di dalam hutan Meksiko. Konon kota ini menjadi pusat dari peradaban suku Maya kala itu.
Teknologi saat ini semakin bertumbuh pesat. Melalui citra satelit dan beragam alat modern lain, berbagai tempat di dunia bisa dipetakan secara komprehensif.
Arkeolog Temukan Kota Hilang Bangsa Maya di Tengah Hutan Meksiko, Begini Wujudnya
Meski demikian masih banyak tempat terpencil di belahan dunia ini yang menyimpan rahasia tak terungkap karena aksesibilitas yang terbatas.
Salah satunya adalah kota kuno milik Bangsa Maya di tengah hutan Meksiko. Konon kota ini hilang di masa lalu.
- Arkeolog Temukan Kota Zaman Perunggu yang Luas, Jadi Pusat Budaya Eropa Sekitar 2.600 Tahun Lalu
- Arkeolog Temukan Kota Kuno Abad Ke-6 SM yang Selama Ini Hilang, Ada Benteng dan Pemandian Air Panas
- Arkeolog Temukan Peti Mati Romawi Kuno, Desainnya Luar Biasa Indah, Isinya Bikin Penasaran
- Arkeolog Kaget Temukan Kapak Genggam Ukuran Raksasa Berusia 300.000 Tahun, Fungsinya Masih Misterius
Hasil kerja Arkeolog berupa temuan benda rumah tangga hingga arsitektur bangunan menjadi satu dari sekian bukti keberadaan kota ini di masa lalu. Bagaimana penampakan kota hilang Bangsa Maya di tengah hutan Meksiko yang berhasil ditemukan para Arkeolog? Dikutip dari laman sciencealert, Rabu (5/7) berikut ulasannya.
Kota Hilang Bangsa Maya
Ocomtún, nama sebuah kota kuno yang ditemukan oleh Arkeolog belum lama ini di sebuah hutan di Meksiko. Nama tersebut memiliki arti "pilar batu". Situs itu meliputi alun-alun, sebuah bangunan besar berbentuk piramida, kolom batu, dan struktur lain yang disusun dalam pola cincin konsentris.
Para Arkeolog mengaku bahwa pada masa lalu banyak kota yang hilang dengan kondisi yang hancur. Seperti tiang-tiang batu yang kemungkinan merupakan pintu masuk ke ruang atas.
Selain itu, adanya lapangan sepak bola yang bertujuan untuk rekreasi warga hingga kegiatan keagamaan.
Pemetaan Lapangan Lewat Tekonologi LIDAR
Para peneliti melakukan upaya pemetaan lapangan menggunakan teknologi LIDAR Scans di seluruh area Ocomtún.
Teknologi ini menggunakan bantuan pantulan sinar laser untuk mendeteksi bangunan yang tersembunyi dari pandangan pepohonan dan semak belukar.
Arkeolog senior Ivan Šprajc, dari Akademi Ilmu Pengetahuan dan Seni Slovenia mengatakan bahwa situs yang terletak di semenanjung dataran tinggi itu ternyata dikelilingi lahan basah yang luas.
"Kejutan terbesar ternyata adalah situs yang terletak di semenanjung dataran tinggi, dikelilingi oleh lahan basah yang luas," ungkap Ivan Šprajc.
"Intinya yang monumental mencakup lebih dari 50 hektar (124 hektar) dan memiliki berbagai bangunan besar, termasuk beberapa struktur piramida setinggi lebih dari 15 meter (49 kaki)."
Berada di Hutan Luas di Meksiko
Keberadaan kota kuno ini diketahui berada di hutan tropis yang sangat besar. Diketahui ukuran hutan ini mencapai 3.000 kilometer persegi (1.158 mil persegi) dan tak terjamah. Sehingga tak banyak yang tau apa yang ada di dalam hutan ini. Bahkan terpencilnya hutan ini membuat dedaunannya sangat lebat.
Diperkirakan Menjadi Pusat Lokal Peradaban Maya
Tim peneliti Ivan Šprajc kota ini diperkirakan menjadi pusat lokal yang penting antara tahun 250 dan 1000 M, yang dikenal sebagai era Klasik dalam istilah peradaban Maya. Ditemukannya pecahan pot keramik yang ditemukan di situs tersebut bisa membantu para peneliti menemukan lebih banyak bukti tentang kapan wilayah itu dihuni.
Suku Maya memang dikenal dengan peradaban yang dominan di seluruh Mesoamerika – yang sekarang menjadi Amerika Tengah dan bagian paling selatan Amerika Utara. Peradaban ini sangat besar terlebih dengan kemajuan mereka dalam arsitektur, budaya, sistem kalender, matematika, dan banyak lagi. Peradaban Maya mengalami kehancuran pada abad ke-9 Masehi, yang diduga karena konflik dan perang saudara, kekeringan, dan faktor lingkungan lainnya. Namun, baru pada abad ke-17 kota Maya terakhir jatuh ke tangan penjajah Spanyol.
Upaya Peneliti Bongkar Situs Ocomtún
Sistem LIDAR Scans sedikit banyak akan membantu para peneliti untuk menguatkan dugaan adanya permukiman peninggalan suku Maya. Para Arkeolog yang bertugas di lapangan berusaha untuk memulihkan artefak yang mengungkapkan lebih banyak tentang orang-orang dari peradaban kuno ini.