Orang China Kuno Bermain Ski Sejak 3500 Tahun Lalu, Ini Buktinya
Merdeka.com - Arkeolog China menemukan sepatu ski es berusia 3500 tahun di dalam sebuah makam di Lembah Sungai Ili, China.
Global Times melaporkan sepatu ski itu terbuat dari kuda dan sapi yang berasal dari wilayah Xinjiang barat.
Ahli mengatakan mereka belum menemukan alasan mengapa orang Xinjiang dahulu berseluncur di atas es.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di China? Arkeolog asal China menemukan artefak yang diperkirakan berusia 5.000 tahun berbentuk patung naga yang diukir dari batu giok.
-
Apa yang ditemukan oleh para ahli purbakala di Chenzhou? Dari reruntuhan rumah dan sumur yang terabaikan di Chenzhou, Provinsi Hunan, China, para ahli purbakala baru-baru ini menemukan sekitar 10.000 potongan kayu yang digunakan untuk mencatat berbagai barang dari 1.800 tahun yang lalu.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan di China? Fosil seekor hewan mamalia menyerang dinosaurus ditemukan di China timur laut. Seekor mamalia sejenis luwak sedang menyerang seekor dinosaurus pemakan tumbuhan, menindih mangsanya, dan menggigitnya.
-
Apa yang ditemukan oleh ilmuwan di China? Ilmuwan menemukan fosil larva cacing yang hidup sekitar 500 juta tahun lalu. Cacing tersebut mati saat belum terbentuk secara sempurna atau masih dalam bentuk larva.
-
Mengapa ilmuwan belum mencapai dasar Lubang Biru Taam Ja'? Saat ini, para ilmuwan belum mencapai dasar Lubang Biru Taam Ja' di Teluk Chetumal, Meksiko, yang menurut pengukuran baru mungkin terhubung ke labirin gua dan terowongan bawah laut.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan China? Ilmuwan dari China telah menciptakan desain baterai berbasis air terbaru yang lebih aman dan lebih efisien dalam menyimpan energi dibandingkan dengan baterai ion litium (Li-ion) yang saat ini banyak digunakan oleh manusia.
Penemuan ini memiliki kemiripan dengan penemuan tulang "ski" lainnya di Eropa. Hal tersebut menunjukkan mungkin ada hubungan antara China dan Eropa yang melintasi Benua Eurasia selama era Zaman Perunggu, dikutip dari laman La Prensa Latina, Rabu (1/3).
Penggalian juga menemukan jejak 40 bagian dari gerobak kayu seperti roda, poros, dan gerbong.
Barang-barang tersebut tersebar di sekitar situs makam, di Reruntuhan Gaotai, selama Zaman Perunggu, di daerah Nika.
Hal itu menunjukkan bahwa makam tersebut milik keluarga penggembala yang kaya.
Ketua tim penggalian Ruan Quirong percaya bahwa gerobak kayu tersebut ditinggalkan secara sengaja.
"Kami percaya bahwa bagian gerobak kayu ini ditinggalkan oleh pemiliknya, sengaja dilepas, dan dikubur," ujar Qiurong.
Reruntuhan Gaotai adalah kompleks makam batu seluas 120 meter persegi.
Terdapat tempat tinggal yang berjarak 1000 meter dari makam.
Reporter magang: Yobel Nathania
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Alat seluncur es kuno ini terbuat dari tulang kuda.
Baca SelengkapnyaManusia purba yang hidup China timur 1,5 juta tahun yang lalu melakukan berbagai aktivitas tidak hanya untuk bertahan hidup.
Baca SelengkapnyaBukan dari Mesir, Ilmuwan Akhirnya Ungkap Misteri Asal-Usul Ratusan Mumi di Gurun China
Baca SelengkapnyaMelelehnya Es di Pegunungan Ungkap Temuan Ribuan Artefak Berburu Berusia 6.000 Tahun, Ada Mata Panah dan Tongkat
Baca SelengkapnyaArkeolog Takjub dan Penasaran, 330 Makam dari 2000 SM Berisi Peti Mati Berbentuk Perahu yang Dikubur Terbalik
Baca SelengkapnyaSenjata kuno ini terkubur es selama ribuan tahun, ditemukan saat bongkahan es mencair.
Baca SelengkapnyaIlmuwan menggunakan teknologi satelit dan metode radio-echo-sounding untuk memetakan dunia kuno ini.
Baca SelengkapnyaPara ahli bingung. Akhirnya mereka menggunakan teknologi genetika untuk mendeteksi mumi tersebut.
Baca SelengkapnyaMumi-mumi ini ditemukan terletak di Jalur Sutra di Cekungan Tarim.
Baca SelengkapnyaMencairnya salju di Kutub Selatan atau Antartika sebagai dampak perubahan iklim memunculkan fosil-fosil berusia ribuan tahun.
Baca SelengkapnyaPara ilmuwan tertarik untuk menyelidiki bagaimana peristiwa iklim besar ini terjadi di Antartika
Baca SelengkapnyaMata panah terbuat dari kuarsit asli dan masih utuh.
Baca Selengkapnya