Menelusuri Jejak Perkedel, Benarkah Berasal dari Kata Frikandel? Ternyata Ini Awal Mulanya
Tahukah Anda asal usul perkedel? Dari kentang dan telur hingga frikandel, temukan fakta menarik tentang makanan favorit ini!
Perkedel, makanan ringan yang sering menemani makan siang atau malam kita, sudah menjadi hidangan favorit di banyak rumah tangga. Namun, tahukah Anda dari mana asal-usul perkedel ini? Apakah perkedel benar-benar berasal dari kentang dan telur yang digoreng bersama, atau ada cerita yang lebih dalam lagi di balik asal-usulnya? Artikel ini akan mengupas asal-usul perkedel, serta kaitannya dengan bahasa Belanda yang menciptakan istilah frikandel, yang mungkin belum banyak diketahui.
Apa Itu Perkedel?
Perkedel, dalam pengertian sederhana, adalah bola kecil yang terbuat dari kentang yang direbus dan dihaluskan, kemudian dicampur dengan telur dan bahan pelengkap lainnya, seperti daun bawang, daging, atau ikan, dan digoreng hingga kecokelatan. Rasanya yang gurih dan teksturnya yang renyah di luar namun lembut di dalam membuat perkedel menjadi camilan yang disukai oleh banyak orang.
-
Dari mana asal mula perkedel? Berasal dari pengaruh kuliner Belanda yang diadaptasi dengan cita rasa lokal, perkedel kini menjadi sajian yang tak terpisahkan dari tradisi kuliner Indonesia.
-
Mengapa perkedel menjadi makanan yang populer? Berasal dari pengaruh kuliner Belanda yang diadaptasi dengan cita rasa lokal, perkedel kini menjadi sajian yang tak terpisahkan dari tradisi kuliner Indonesia.
-
Dimana pempek berasal? Sejarah pempek bermula dari seorang pria keturunan Tionghoa yang biasa dipanggil Apek. Pria yang tinggal di pinggiran sungai Musi itu berusaha memanfaatkan sumber daya ikan yang melimpah.
-
Di mana Kembang Kantil berasal? Tanaman ini berasal dari Asia Tenggara, terutama di daerah tropis dan subtropis.
-
Dari mana asal nasi tepeng? Nasi tepeng adalah salah satu makanan khas dari daerah Gianyar, Bali.
-
Apa kuliner yang terkenal di Bandung zaman Belanda? 'Pasar Baru yang terletak di pusat kota, tidak jauh dari Stasion, di zaman baheula (dulu), jadi pangkalan ‘manusia kalong’ yang suka begadang malam. Segala jenis makanan mentah dan matang, ada di situ,' Pasar Baru saat itu rapi dan bersih.
Setiap daerah memiliki cara dan varian tersendiri dalam membuat perkedel. Misalnya, di Jawa, perkedel seringkali terbuat dari kentang yang dicampur dengan daging ayam cincang, ikan tuna, atau bahkan tempe. Di daerah Bali, perkedel juga bisa ditemukan dengan bahan dasar singkong yang dikombinasikan dengan bumbu khas Bali, memberikan cita rasa yang berbeda.
Namun, meski terkenal di Indonesia, perkedel sebenarnya memiliki akar budaya yang cukup panjang. Menariknya, asal-usul perkedel ini tidak hanya sebatas pada persatuan kentang dan telur. Ada kemungkinan bahwa perkedel memiliki hubungan yang erat dengan pengaruh kolonialisme Belanda di Indonesia. Yuk, kita telusuri lebih lanjut.
Perkedel: Makanan yang Dipengaruhi oleh Kolonialisme Belanda
Pada masa penjajahan, banyak pengaruh budaya Eropa yang masuk dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat Indonesia, termasuk dalam hal kuliner. Salah satu warisan kuliner yang kemungkinan besar dipengaruhi oleh Belanda adalah perkedel.
Meskipun perkedel dikenal dengan bahan utama kentang yang digoreng dengan telur, tidak sedikit yang berpendapat bahwa konsep dasar perkedel ini berasal dari hidangan Belanda yang bernama "frikandel" atau bahkan konsep kuliner Eropa lainnya.
Selama masa penjajahan, Belanda membawa banyak bahan makanan baru ke Indonesia, salah satunya adalah kentang. Kentang, yang sebelumnya tidak dikenal di Nusantara, mulai diperkenalkan dan berkembang sebagai bahan makanan pokok di banyak wilayah Eropa, termasuk Belanda.
Ketika Belanda menjajah Indonesia, kentang menjadi salah satu komoditas yang dibudidayakan di tanah jajahan mereka. Oleh karena itu, kentang mulai dikenal oleh masyarakat Indonesia dan digunakan dalam berbagai masakan, salah satunya yang kini kita kenal dengan nama perkedel.
Frikandel adalah makanan khas Belanda yang terdiri dari daging giling yang dibungkus adonan tepung, kemudian digoreng. Sering kali frikandel disajikan dengan saus sambal atau mayones. Ada kemiripan antara frikandel dan perkedel dalam cara memasaknya, yaitu dengan proses penggorengan yang memberikan tekstur garing di luar dan lembut di dalam.
Namun, salah satu perbedaan yang paling mencolok adalah bahan utamanya: perkedel menggunakan kentang sebagai bahan dasar, sedangkan frikandel lebih dominan menggunakan daging atau bahan olahan daging.
Namun, ada juga teori yang menganggap bahwa perkedel berasal dari kuliner Eropa lainnya yang dibawa oleh penjajah. Beberapa pendapat mengaitkan perkedel dengan konsep "croquette" dari Belanda atau Prancis.
Croquette adalah hidangan yang terbuat dari kentang, daging, atau ikan yang dipadatkan dan digoreng, sementara frikandel adalah olahan daging yang dibalut adonan tepung dan digoreng, mirip dengan cara pengolahan perkedel yang menggunakan penggorengan untuk mendapatkan tekstur renyah di luar dan lembut di dalam.
Perbedaannya, perkedel yang kita kenal di Indonesia lebih dominan menggunakan kentang sebagai bahan utama, dan sering kali dicampurkan dengan telur dan beberapa bahan lainnya, seperti daun bawang atau daging cincang.
Kentang dan Telur: Asal Usul Perkedel
Kentang, yang dikenal sebagai salah satu bahan makanan pokok di banyak negara Eropa, dibawa ke Indonesia oleh penjajah Belanda pada abad ke-18. Sejak kedatangannya, kentang mulai dikenal dan digunakan dalam berbagai jenis hidangan, baik sebagai bahan utama maupun pelengkap.
Di Indonesia, kentang menjadi bahan yang cocok untuk berbagai macam masakan. Salah satunya adalah perkedel, yang menggunakan kentang sebagai bahan dasar yang dihaluskan, dicampur dengan telur dan bumbu-bumbu sederhana, kemudian digoreng hingga berwarna keemasan.
Dalam perkedel, kentang yang direbus atau dikukus terlebih dahulu akan dihaluskan hingga lembut, kemudian dicampurkan dengan telur yang berfungsi sebagai pengikat. Telur sendiri memiliki peran penting dalam memberikan kelembutan pada adonan, serta memberikan rasa gurih yang khas. Selain itu, telur juga membantu mempertahankan bentuk perkedel selama proses penggorengan, menjadikannya renyah di luar namun tetap lembut di dalam.
Kentang dan telur memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan karakteristik perkedel yang kita kenal hari ini. Kentang memberikan rasa yang lembut dan kenyang, sementara telur menambah kekayaan rasa dan memberikan bentuk yang ideal untuk digoreng. Keberadaan kedua bahan ini dalam perkedel menggambarkan kesederhanaan namun kelezatan yang bisa dihasilkan dari kombinasi bahan yang ada di sekitar kita.
Bahan sederhana seperti kentang dan telur, telah menjadi simbol dari kreativitas kuliner Indonesia yang mengubah bahan asing menjadi hidangan lokal yang menggugah selera dan terus dilestarikan hingga saat ini.
Perkedel, meskipun kini identik dengan kuliner Indonesia, memiliki sejarah yang menarik dengan pengaruh Belanda melalui frikandel. Dari persatuan kentang dan telur, perkedel menjadi makanan yang sangat populer di Indonesia. Meskipun berasal dari pengaruh kuliner Eropa, perkedel merupakan bagian dari kebudayaan kuliner lokal. Jadi, apakah perkedel berasal dari kentang dan telur, atau merupakan adaptasi dari frikandel Belanda? Mungkin keduanya. Yang pasti, perkedel adalah hidangan lezat dan menggugah selera, yang siap menemani setiap momen makan Anda.