Keraton Pajajaran Diduga Terletak di Kampung Batutulis Bogor, Ini 6 Buktinya
Merdeka.com - Sebagai wilayah di bawah kekuasaan Raja Sri Baduga Maharaja atau Prabu Siliwangi, sulit kiranya menemukan lokasi berdirinya Keraton Pajajaran di wilayah Tatar Sunda, Jawa Barat.
Namun seperti dikutip dari goodnewsfromindonesia (30/6), sejumlah sumber menyatakan bahwa terdapat beberapa sisa peninggalan berbentuk bangunan di kawasan Batutulis, Kabupaten Bogor. Banguna tersebut diduga kuat sebagai lokasi Kerajaan Pajajaran di masa lampau.
Sebelumnya, diketahui jika Kerajaan Pajajaran merupakan salah satu pakuan terkuat di Pulau Jawa bagian Barat, pada tahun 1030 sampai 1579. Kemudian di masa-masa berikutnya, kerajaan tersebut akhirnya kalah oleh Keraton Surosowan dari Kasultanan Banten, hingga jejaknya menghilang secara misterius.
-
Di mana bangunan ditemukan? Arkeolog menemukan struktur atau bangunan misterius di bawah lapangan bola bangsa Maya di Campeche, Meksiko.
-
Di mana struktur kuno tersebut berada? Struktur tersebut memiliki panjang sekitar 149 meter dengan lebar sekitar 21 meter dan terletak pada ketinggian 4.661 meter di atas permukaan laut pada kemiringan 8 derajat, dengan koordinat GPS 39°42'39.65' LU, 44°17'59.52' BT.
-
Dimana reruntuhan kota kuno ditemukan? Situs bersejarah yang dibangun sekitar 1150 - 1350 SM ini terungkap ketika air Sungai Tigris surut drastis akibat kekeringan yang parah.
-
Dimana tempat tinggal Zaman Batu itu ditemukan? Tim arkeolog di Spanyol utara menemukan salah satu 'tempat tinggal Paleolitikum yang paling terpelihara di dunia'.
-
Dimana lokasi penemuan permukiman kuno? Penggalian dilakukan sepanjang A66, jalan utama yang melintasi wilayah tersebut dari barat ke timur, menghubungkan wilayah North Yorkshire dan Cumbria.
-
Di mana pahatan batu kuno itu ditemukan? Pahatan ini berlokasi di situs yang dikenal dengan nama Praia das Lajes.
Berikut 6 bukti Keraton Pajajaran pernah berdiri di Kelurahan Batutulis, Kecamatan Bogor Selatan, Jawa Barat.
Ditemukan Prasasti Batu Tulis
©2014 merdeka.com/Eda
Bukti pertama jika di Bogor Selatan pernah berdiri Keraton Pajajaran adalah ditemukannya Prasasti Batu Tulis yang dibuat Prabu Surawisesa di tahun 1533 Masehi (1455-Saka). Di batu berukuran 17 x 15 meter tersebut terdapat kalimat dengan huruf Sunda Kawi.
Konon Prabu Surawisesa menuliskan kalimat-kalimat untuk memperingati jasa ayahnya, yakni Prabu Siliwangi yang dikenal sakti di zaman itu. Selain juga di kawasan tersebut turut ditemukan batuan lain, dengan beberapa tanda bercap alas kaki dan bercap lutut (Bertuliskan huruf Pallawa dan berbahasa Sanskerta)
Batu ini sekaligus merupakan ungkapan penyesalan dari Surawisesa karena tak mampu mempertahankan keutuhan wilayah Pakuan Pajajaran, yang diluluhlantakkan oleh prajurit dari Pangeran Pasarean atau Maulana Yusuf, pemimpin Kasultanan Banten ke-2.
Terdapat Benteng Kuta Maneuh
Bukti selanjutnya adalah di sekitar kawasan Kompleks Batu Tulis turut terdapat bangunan besar yang mengeliling menyerupai benteng, bernama Kuta Maneuh.
Hal tersebut turut dibuktikan lewat tulisan dari ahli sejarah Saleh Danasasmita (27 Juni 1933 – 8 Agustus 1986), di dua bukunya berjudul Mencari Gerbang Pakuan dan Menelusuri Situs Prasasti Batutulis (2014).
Di sana almarhum menuliskan jika Kota Pakuan (kawasan Batutulis) dahulu dikelilingi oleh benteng alam berupa tebing-tebing sungai yang terjal di ketiga sisinya. Lantas, di bagian tenggara batas kota tersebut ditemukan sisa benteng kota yang paling besar yang disebut sebagai sisa benteng Kuta Maneuh.
Pernah Ditemukan Jalan Berbatu Rapi
Penemuan bukti lainnya bisa dilihat juga di laporan berbahasa Belanda oleh Adolf Winker, di tahun 1690. Di sana tertulis jika di lokasi (Kelurahan Batutulis) terdapat berbatu, yang berbentuk rapi.
Dari keterangan yang diungkap oleh para pengantar buku, di situlah lokasi istana Kerajaan Pajajaran "het conincklijke huijs soude daerontrent gestaen hebben".
Jalan berbatu itu digambarkan membentang ke arah paseban tua, di mana tak jauh dari situ ditemukan tujuh batang pohon beringin. Namun posisi persisnya masih belum diketahui dengan jelas.
Berdasarkan Isi Prasasti Batutulis
Prasasti Batu Tulis sendiri mulanya diketemukan oleh anggota ekspedisi dari VOC (Serikat Dagang Hindia Timur) di tahun 1687, dengan diteliti lebih lanjut oleh pemimpin ekspedisi Scipio serta kalangan arkeolog hingga masuk laporan di tanggal 28 Juli pada tahun yang sama.
Penelitian tentang prasasti Batu Tulis ini kemudian terus berjalan hingga tahun-tahun berikutnya, sampai memasuki tahun 1853, oleh seorang ahli dari Belanda yang juga diduga sebagai penemu patung Lembu Nandi di Kebun Raya Bogor.
Di tahun 1921, sebanyak empat peneliti diketahui kembali mendalami isi prasasti tersebut. Namun dari keempatnya, hanya Cornelis Marinus Pleyte (kurator museum Belanda) yang mengungkap lokasi pakuan berada persis di kawasan Bogor Selatan, sisanya hanya mendalami arti prasasti.
Kendati demikian, lokasi pasti masih perlu ditelusuri lebih jauh mengingat penelitian Pleyte yang dipublikasi di tahun 1911 itu tidak menyebut secara detail titik berdirinya Keraton Pajajaran.
Penemuan Prasasti Lain
Selain itu ada juga penemuan prasasti lain di Kompleks Batu Tulis, yakni Batu Tapak (bekas telapak kaki Prabu Surawisesa), Batu Lingga (bekas tongkat pusaka kerajaan Pajajaran yang melambangkan kesuburan dan kekuatan), hingga lima buah tonggak batu yang merupakan punakawan (pengiring-penjaga-emban) dari batu lingga.
Tak jauh dari kompleks prasasti juga ditemukan empat area batu yang diduga kuat sebagai bekas alun-alun Kerajaan Pajajaran, bernama patung Purwakali, Gelak Nyawang, Kidang Pinanjung dan Layung Jambul.
Keempatnya juga dilambangkan sebagai struktur kepemimpinan di dalam kerajaan berupa Mahaguru, pengawal, dan pengasuh Prabu Siliwangi.
Perlu Penelitian Mendalam
Ilustrasi Kerajaan Pajajaran di Jawa Barat ©2021 museumnusantara.com/ Merdeka.com
Namun di tahun 2020 lalu, Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan jika kawasan tersebut masih belum kuat untuk dikatakan sebagai Ibu Kota dari Kerajaan Pajajaran. Ia mengatakan banyaknya peninggalan yang tercecer masih memungkinkan lokasi yang berubah, sehingga masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.
Kawasan Kompleks Batutulis pun nantinya direncanakan juga akan dibangun Museum Pajajaran, sebagai upaya pelestarian benda-benda bersejarah peninggalan Kerajaan Pajajaran.
"Memang masih perlu dilakukan penelitian guna memastikan bahwa ibu kota Padjajaran itu di Bogor, atau di daerah lain. Hal itu untuk memecahkan kaitan Kerajaan Pajajaran dengan Bogor. Masih banyak misteri sejarah yang perlu diungkap," katanya. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sampai sekarang situs bersejarah yang dibangun pada masa Kerajaan Majapahit ini masih dikeramatkan masyarakat setempat.
Baca SelengkapnyaSeorang warga yang hendak menanam kapol atau kapulaga dikejutkan dengan penemuan struktur bangunan objek diduga cagar budaya (ODCB).
Baca SelengkapnyaMasih ada sebuah desa yang dijuluki sebagai 'Kampung Majapahit' lantaran memiliki corak bangunan yang begitu khas.
Baca Selengkapnya"Kalau ini memang betul candi tertua harus kita pelihara," kata Kepala Disdikbud Batang.
Baca SelengkapnyaPenemuan candi ini begitu misterius karena tidak ada bukti mengenai siapa yang membangun dan kapan dibangun.
Baca SelengkapnyaKawasan hutan jati di Mojokerto, Jawa Timur diduga kampung kerajaan yang hilang. Di sana ditemukan bata merah, benda pusaka, hingga cincin.
Baca SelengkapnyaFenomena bumi terbelah berupa bungker kuno peninggalan Kerajaan Majapahit ditemukan di Gresik.
Baca SelengkapnyaSaat pembangunan bandara di Kediri, ditemukan sebuah situs bersejarah yang dahulu diyakini sebagai sebuah petirtaan.
Baca SelengkapnyaSisi modern Banten terbentuk dari kota kuno Banten Girang
Baca SelengkapnyaArtefak serupa juga ditemukan di Situs Trowulan, Mojokerto
Baca SelengkapnyaPotret penampakan peninggalan pra-sejarah yang ada di Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaArkeolog berhasil menemukan lokasi pagar sisi utara hingga tiga tapak gapura dari Istana Majapahit.
Baca Selengkapnya